Topswara.com -- Berbicara soal generasi milenial memang tidak akan ada habisnya. Ya, di usia muda inilah masa di mana potensi sedang berada di titik maksimal. Pemuda berpotensi besar untuk merubah sebuah bangsa hingga mewujudkan peradaban gemilang, tetapi pemuda juga bisa menjadi bumerang yang akan meluluhkanlantakkan suatu negeri apabila telah hancur agama di dalam dirinya.
Menurut Syekh Abdul Qodir Jaelani, ada empat hal yang bisa menghancurkan agama dalam diri manusia,
Pertama, tidak mengamalkan apa yang diketahui. Allah SWT membenci orang-orang yang banyak tahu tentang agama bahkan banyak berbicara masalah agama, tapi tidak melaksanakan apa yang ia ketahui.
Seperti firman Allah Ta'ala di dalam Al-Qur'an surah Ash-Shaff ayat 3,
كَبُرَ مَقْتًا عِندَ ٱللَّهِ أَن تَقُولُوا۟ مَا لَا تَفْعَلُونَ
Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.
Sayang sekali kalau banyak tahu agama, tapi ternyata amalnya sedikit. Masih banyak Muslim yang tahu bahwa shalat itu wajib, tapi ogah-ogahan saat hendak melaksanakan shalat. Sudah tahu Allah SWT melaknat L98T seperti kaum Nabi Luth, tapi malah mendukung aktivitas tersebut atas nama kebebasan berperilaku.
Banyak penguasa, pejabat, aparat, pegawai, hakim yang tahu suap menyuap dan korupsi itu haram, tapi tidak berusaha untuk menghindarinya malah dilakukan secara berjamaah. Ada juga yang tahu bahwa syariat Islam itu wajib, tapi tidak berusaha untuk ikut memperjuangkannya.
Seolah-olah hal tersebut adalah bukan urusannya. Bahkan pada tahu khilafah itu ajaran Islam dan hukumnya wajib, tapi masih berani bilang, "Tidak cocok kalau diterapkan di Indonesia." Bahkan pengembannya dituding akan memecah belah dan mengancam kedaulatan negara. Ya Allah, semoga sobat sekalian tidak termasuk golongan ini ya.
Kedua, mengamalkan apa yang tidak diketahui. Biasanya kasus ini terjadi ketika melakukan aktivitas yang kita tidak tahu hukumnya dalam Islam. Akhirnya apa pun dilakukan meski kita tidak tahu halal haramnya termasuk juga melakukan aktivitas yang tidak diajarkan oleh Islam.
Misalnya aktivitas mengirim sesajen demi menolak bencana, melindungi keturunan atau menjaga keluarga dari marabahaya. Padahal di dalam Islam tidak ada pelajaran mengirim sesajen demi memperoleh keselamatan. Kalau mau berharap, ya tentu saja hanya berharap kepada Allah Ta'ala, bukan kepada yang lain.
"Siapa saja yang mengerjakan suatu perbuatan yang tidak Kami perintahkan, maka itu tertolak." (HR. Muslim)
Ketiga, tidak berusaha mencari tahu apa yang kita tidak tahu. Sudah tahu kita tidak paham, tidak mengerti agama dan tidak mengerti juga hukumnya atau ragu-ragu eh malah tidak ada usaha buat belajar atau mendalami agama. Dengan kata lain enjoy dengan kebodohan. Diajak mengkaji Islam, tapi menolak dan mengatakan, "Setop jangan ajak aku ngaji, nanti aku jadi merasa bersalah. Dosa urusanku, bukan urusanmu."
Contoh lainnya, sudah sadar kalau dirinya tidak begitu paham syariah dan khilafah, tapi justru ikut-ikutan menolak mati-matian. Seharusnya kalau tidak paham bertanyalah kepada ustaz atau ustazah yang dianggap mumpuni dalam berbicara soal syariah.
Keempat, menolak orang yang mau mengajarkan kita tentang agama. Nah, ini adalah ciri dari orang sombong. Ketika ada yang menasihati atau mendakwahi malah ditolak. Ketika ada yang menyampaikan syariah dan khilafah malah difitnah dan dicaci maki, diajak diskusi tidak mau. Padahal Rasulullah SAW bersabda, "Sombong itu menolak kebenaran."
(HR. Muslim dari Abu Dawud)
Bahkan ada juga yang tidak mau belajar Islam ke orang yang lebih muda atau yang lebih rendah statusnya. Padahal belajar itu bisa kepada siapa saja yang mengajarkan Islam secara kaffah tidak memandang status atau bahkan usia.
Keempat hal inilah yang dapat menghancurkan agama dari seorang Muslim. Keempat hal tersebut sangat umum di tengah- tengah pemuda saat ini. Akhirnya hukum Allah pun diabaikan dan dijauhkan. Hukum selain Islam malah diterapkan dan dipertahankan. Sekularisme benar-benar sukses meracuni pemikiran pemuda.
Yang wajib ditinggalkan, yang dilarang malah dilakukan. Yang halal disembunyikan, yang haram malah ditonjolkan. Akhirnya Islam cuma sebagai status di kartu tanda penduduk (KTP) saja.
Sebagai seorang Muslim sudah seharusmya membuang jauh-jauh keempat hal tersebut dari diri kita. Selamatkan generasi dengan syariah Islam, jangan sampai pemuda malah menjadi bumerang untuk negerinya. Jadilah sosok pemuda yang cerdas, yakni sosok yang bisa memelihara agamanya, memperdalam ilmu agama dan mengokohkan keimanan dan ketakwaannya.
Oleh: Nabila Zidane
Analis Mutiara Umat Institute
0 Komentar