Topswara.com -- Masyarakat lagi-lagi dibuat resah dengan keberadaan geng motor yang banyak memakan korban.
Dilansir dari www.rbg.id, Senin (6/2/2023), puluhan anggota geng motor tersebut meresahkan warga Jakarta sekitar, aksi mereka terekam CCTV pada Sabtu (4/2/2023) terlihat sedang menyerang salah satu apartemen di kawasan Casablanka, Setiabudi Jakarta Selatan.
Kejadian serupa terjadi di jalan Pesantren Kota Cimahi Jawa Barat pada hari Senin (23/1/2023) sekitar pukul 02.00 WIB dini hari. Dua anggota geng motor membacok seorang mahasiswa AR (19) di kawasan tersebut Kompas.com, Kamis (9/2/2023)
Maraknya geng motor yang meresahkan masyarakat, merupakan indikasi gagalnya sistem pendidikan dalam membentuk kepribadian generasi dan mengarahkan ekspresi eksistensi generasi dengan cara yang benar, serta menunjukkan rendahnya jaminan keamanan oleh negara dan ketegasan aparat dalam menjaga keamanan negara.
Cerminan tersebut adalah hasil nyata penerapan sistem kehidupan sekulerisme liberal saat ini. Ide ini adalah ide batil karena sekulerisme memisahkan agama dari kehidupan. Nilai-nilai agama hanya diposisikan dalam ibadah ritual bukan untuk mengatur kehidupan manusia, akhirnya manusia merasa bebas untuk berbuat semaunya.
Anak-anak kehilangan jati diri mereka sebagai pembangun peradaban, mereka tidak mengenal standar halal haram sebab yang mereka ketahui adalah bagaimana mereka memuaskan hasrat eksistensi mereka sekalipun dengan berbuat anarkis, dari sinilah muncul para remaja geng motor.
Sistem pendidikan yang ada juga gagal membentuk kepribadian generasi, kegagalan ini disebabkan sistem pendidikan sekarang hanya mengedepankan nilai-nilai materialistis.
Keberhasilan dilihat dari segi nilai kompetisi dan serapan tenaga kerja sedangkan penanaman akidah Islam yang menuntun generasi memiliki kepribadian yang baik justru diacuhkan, pendidikan akidah diserahkan kepada pihak individu masing-masing. Sekulerisme liberal juga membuat negara tidak mampu menyelesaikan akar permasalahan secara tuntas.
Negara hanya menindak para pelaku geng motor dan memberi sanksi padahal sebuah hukuman tanpa edukasi tentang tujuan hidup tidak akan membekas. Yang ada justru semakin meluasnya tindakan brutal geng motor tersebut. Karenanya, tidak mungkin geng motor bisa berhenti ketika sistem kehidupan masih dalam kondisi sekulerisme liberal, tentu kualitas generasi demikian tidak akan dijumpai di dalam sistem Islam.
Sistem Islam pernah berjaya selama 1300 tahun dan telah terbukti banyak melahirkan generasi berkualitas mereka mendedikasikan hidupnya untuk kemuliaan Islam dan kebaikan kaum Muslim.
Ekspresi eksistensi ditunjukkan dengan menghasilkan karya-karya yang bermanfaat bagi peradaban Islam. Dunia hari ini bisa menyaksikan sosok-sosok seperti Ali bin Abi Thalib, Qa'qa' at Thamimi, lmam Syafi'i, Al Khawarizini, Muhammad al-Fatih dan masih banyak para generasi muda di sistem Islam dengan berbagai karya yang luar biasa.
Hal ini tidak lepas dari sistem pendidikan yang ditanamkan kepada mereka. Islam memerintahkan semua pihak harus mendidik generasinya dengan benar dari sisi keluarga. Islam memerintahkan orang tua mendidik anaknya dengan akidah Islam, pendidikan utama dan pertama dari keluarga inilah yang akan membuat anak-anak memiliki pemahaman akidahnya yang benar.
Masyarakat di sistem Islam adalah masyarakat yang memiliki kultur amal makruf nahi mungkar. Dari masyarakat inilah anak-anak akan belajar secara langsung bagaimana menerapkan pemahaman yang ia dapatkan dalam keluarga. Sedangkan negara dengan perangkatnya akan menerapkan sistem pendidikan Islam.
Kurikulum pendidikan Islam akan melahirkan anak-anak yang memiliki kepribadian Islam yaitu pola pikir dan pola sikapnya secara Islam dan mengajarkan ilmu sehingga mereka mampu mengurangi kehidupan dan menyelesaikan permasalahan yang ditimbulkan darinya.
Tidak hanya dalam pendidikan, media dalam sistem Islam juga akan diatur agar stasiun media hanya menampilkan tayangan yang diperbolehkan syariah. Namun, jika masih ada yang melanggar seperti geng motor, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dalam hadisnya pernah bersabda:
"Hindarilah duduk-duduk di pinggir jalan kemudian para sahabat bertanya, wahai Rasulullah, bagaimana kalau kami butuh duduk-duduk di situ membincangkan yang memang perlu? Rasulullah menjawab jika memang perlu kalian duduk-duduk di situ, maka berikanlah hak jalan lalu para sahabat bertanya lagi, apa haknya? Beliau menjawab tundukkan pandangan, tidak mengganggu, menjawab salam orang yang lewat, menganjurkan kebaikan dan mencegah yang mungkar." (HR.Muslim)
Dalam sistem Islam setiap orang yang melakukan aktivitas teror dan mengakibatkan goncangan atau terlantarnya aktivitas masyarakat, maka pelakunya akan dikenai sanksi penjara dari 6 bulan hingga 5 tahun.
Dari konsep ini jelas sistem Islam akan menjaga anak-anak sehingga mereka tidak akan mendapatkan celah sedikitpun untuk berbuat amoral seperti kelompok geng motor.
Wallahu a'lam bishshawab.
Oleh: Aas K
Aktivis Muslimah
0 Komentar