Topswara.com -- Keberadaan kartu prakerja dipercaya dapat menekan angka pengangguran. Menilik badai PHK yang terus terjadi, berakibat pada meningkatnya jumlah pengangguran di tengah masyarakat.
Dan tak bisa terhindarkan, karena jumlah pengangguran yang terus meningkat, akibatnya angka kemiskinan pun kian memprihatinkan.
Pemerintah mensolusikan segala masalah ini dengan menciptakan program kartu prakerja. Willian Sudhana, Kepala Komunikasi Kartu Prakerja, mengatakan bahwa kartu prakerja dapat menekan angka pengangguran (kompas.com, 9/2/2023).
Dan diharapkan dapat mengurangi jumlah kemiskinan. Namun, agak sulit untuk memprediksi seberapa besar kartu prakerja dapat menekan angka pengangguran dan kemiskinan. Demikian lanjutnya.
Karena beragam faktor yang mempengaruhi, seperti segi keilmuan, interpersonalnya dan keaktifannya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa program kartu prakerja telah sukses dan membantu banyak masyarakat (kumparan.com, 10/2/2023).
Bantuan diberikan berupa semi bansos. Yaitu berupa e-wallet sebesar Rp 600.000 yang dikucurkan selama 4 bulan. Dan program ini telah berhasil diakses lebih dari 90 juta di 514 kabupaten kota di seluruh Indonesia.
Dilaporkan, sekitar sepertiga atau 5,5 juta peserta kartu prakerja telah bekerja atau berbisnis (katadata.com, 10/2/2023). Pernyataan tersebut disampaikan Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam acara UN CSocD61 Side Event, Kartu Prakerja Program yang digelar secara daring (10/2/2023).
Kartu prakerja dianggap sebagai jalan sukses mengentaskan kemiskinan karena telah berhasil membuka lapangan pekerjaan. Bahkan menjadi percontohan di luar negeri.
Namun, faktanya, kesejahteraan belum merata. Kemiskinan masih merajalela. Dan dengan adanya program kartu prakerja, hanya sekitar sepertiganya saja yang berhasil berbisnis dan mempunyai lapangan pekerjaan. Sementara yang duapertiganya masih bergelut dengan "pengangguran" dan kemiskinan.
Secara logika, jika kartu prakerja adalah solusi untuk mengentaskan kemiskinan, seharusnya angka kemiskinan mencapai nol. Dan semua rakyat dapat sejahtera dalam kehidupannya. Namun, nyatanya tidak.
Segala bentuk kemiskinan, rendahnya ketersediaan lapangan kerja dan beragam masalah sosial lainnya muncul sebagai akibat penerapan sistem ekonomi kapitalisme liberal yang sekuleristik. Inilah biang kerok yang sebenarnya.
Sistem ekonomi kapitalisme menyandarkan seluruh aktivitas ekonomi hanya berkutat pada pemilik modal. Maka sangat wajar, saat keuntungan besar hanya diraup para kapitalis.
Rakyat biasa hanya dijadikan pegawai rendahan yang mendapatkan penghasilan tak seberapa dibandingkan para pemilik modal. Akhirnya kesejahteraan pun tak merata. Bahkan tercipta jurang yang dalam antara si kaya dan si miskin.
Sehingga dapat dikatakan bahwa kartu prakerja hanya sekedar solusi semu yang tak tuntas mengentaskan kemiskinan.
Karena sesungguhnya kemiskinan bersumber dari buruknya pengelolaan seluruh kebutuhan rakyat sebagai dampak dari penerapan sistem kapitalisme sekuler. Yang memisahkan segala konsepnya dari aturan agama. Agama hanya dianggap sebagai aturan ibadah ritual saja.
Sehingga tidak mempedulikan halal haram atau benar salahnya perbuatan. Karena standar yang digunakan adalah standar bias. Akhirnya solusi yang disajikan pun solusi parsial yang tak menilik masalah dari akarnya. Inilah hasil pemikiran kapitalisme sekuler yang keliru.
Jaminan sejahteranya umat hanya dapat ditawarkan dengan penerapan sistem Islam yang mengatur segala sektor kehidupan secara menyeluruh.
Bersandarkan pada akidah Islam yang menekankan bahwa segala pengaturan sumberdaya dilakukan oleh negara demi terpenuhinya seluruh kepentingan masyarakat. Kemiskinan pun dapat diakhiri. Karena seluruh masyarakat dapat menjangkau seluruh kebutuhannya jika negara memfasilitasi dan mencukupi semua kebutuhan umat.
Sejatinya, kemiskinan adalah masalah yang sistemis. Dan hanya dapat tersolusikan tuntas dengan solusi sistemik, yaitu penerapan sistem Islam menyeluruh dalam wadah institusi khas ala Rasulullah SAW. Karena hanya sistem Islam-lah yang dapat mencapai kesejahteraan merata bagi seluruh umat.
Wallahu a'lam bisshawab.
Oleh: Yuke Octavianty
Forum Literasi Muslimah Bogor
0 Komentar