Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Islam Perisai dan Pengukuh Fitrah Seorang Ibu


Topswara.com -- Fitrahnya seorang perempuan memiliki rasa keibuan dan kasih sayang yang tinggi kepada anak, dan sudah selayaknya figur ini tertanam kepada setiap perempuan yang kodratnya adalah melahirkan anak atau generasi-generasi sebagai penerus.

Kasih sayang seorang ibu tentu saja akan melahirkan ketenangan dan ketentraman jiwa seorang anak, apalagi seorang ibu yaitu perempuan diberikan keistimewaan oleh Allah subhanahuwa wata'ala dengan perasaan yang tinggi dalam menyayangi dan merawat seorang anak.

Ironis, jika saat ini semua peran itu seakan-akan sirna dari kehidupan, malah banyak peristiwa yang membuat kita miris, ditambah lagi peran negara yang sudah sangat abai dari memperhatikan dan melindungi umat.

Dilansir CNN Indonesia, dilaporkan polda Jambi seorang wanita berinisial Y alias N (25) warga kelurahan Rawasari, Alam Barajo, lantaran di duga melakukan pelecehan seksual kepada 11 anak dibawah umur.

Menurut Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jambi Kombes Andre Ananta Yudisthira, para korban tidak hanya dicabuli anak usia 8 sampai 15 thn ini juga diajak utk menonton hubungan suami istri si pelaku, dengan iming-iming diberi gratis main playstation, Jakarta (5/2).

Jika kita cermat, peristiwa demi peristiwa akhir-akhir ini sudah sangat mengkhawatirkan dan membuat banyak kalangan orang tua takut, apalagi pelaku tidak lagi merujuk kepada kaum pria namun sudah merambah ke figur perempuan, yang seharusnya memiliki sifat penyayang dan mendidik, karena sejati seorang ibu memiliki tanggung jawab sebagai ibu dan pengatur rumah tangga.

Fakta kriminalitas pada anak bukan saja menyasar kalangan usia dini, namun faktanya kriminalitas seksual  pada remaja atau dewasa pun nyaris tidak lepas dari sasaran.

Semua kekhawatiran ini akhirnya dijadikan wacana dibeberapa perguruan tinggi untuk mengantisipasi terjadinya pelecehan di lingkungan pendidikan.

Kemendikbudristek Rusprita Putri Utami menyampaikan bahwa 125 PTN telah membentuk satgas PPKS yang terdiri dari 76 PTN akademik dan 49 akademik vokasi, Rusprita juga menambahkan sebanyak 109 PTN swasta sedang berproses membentuk satgas sementara yang sudah membentuk satuan tugas PPKS baru sebanyak 20 PTN. CNN Indonesia, Jakarta (4/2).

Terpisah, Jakarta CNN Indonesia- sebelumnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, riset dan teknologi Nadiem Makarim telah membentuk kelompok kerja (Pokja) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan dibilang pendidikan. 

Pokja juga akan memproses kasus kekerasan termasuk pelecehan seksual yang terjadi di lingkungan pendidikan. Nadiem pun menambahkan bahwa kekerasan dan pelecehan seksual termasuk tiga dosa besar (perundungan, kekerasan seksual dan toleransi) yang dapat menghambat lingkungan belajar yang baik. (20/12/21).

Kolaborasi yang dilakukan oleh beberapa badan pemerintahan untuk  mengupayakan tidak terjadi (lagi) bahkan terus terulang kasus yang sama, cukup untuk kita apresiasikan, namun sayang semua itu tidak akan pernah memberikan dampak apapun selagi sekulerisme menjadi landasannya.

Miris, semua fakta kriminalitas dan pelecehan seksual ini meningkat pasca pandemi Covid-19, dimana akibat meningkatnya kecanggihan teknologi dan  gencarnya fitur-fitur yang jauh dari pengawasan orang tua apalagi peran negara.

Masyarakat yang lahir dari kapitalisme sekuler tidak menyadari dan memandang bahwa semua kerusakan yang telah terjadi adalah akibat rusaknya individu bukan karena sudah bobroknya sistem yang ada saat ini. 

Wajar jika peran negara tidak pernah mampu untuk memberikan solusi yang tepat, hanya akan mampu menjadi wacana-wacana semu.

Semua pengupayaan itu tidak didasari pada aturan dan sasaran yang sesuai, dimana sistem saat ini hanya bertumpu pada satu titik permasalahan cabang tanpa merujuk kepada yang menjadi akar permasalahan.

Itulah potret sistem kapitalisme sekuler saat ini, dimana aturan yang dibuat tidak mampu memberikan solusi yang tepat sasaran namun hanya akan menambah permasalahan permasalahan baru.

Pemimpin yang bertakwa, adalah pemimpin yang senantiasa terikat dan mengikatkan setiap perkataan dan perbuatan hanya bersandar kepada hukum-hukum Allah Subhanahuwa wata'ala, takut akan pertanggung jawabannya kelak, tentu saja semua itu akan mendatangkan ketentraman dan kedamaian ditengah-tengah umat.

Insyaa Allah, kriminalitas dan tindakan kejahatan yang selainnya tidak akan pernah terjadi bahkan terulang kembali, karena niscaya seorang pemimpin yang beriman dan bertaqwa akan mampu memberikan perlindungan dan ketenangan kepada umatnya.

Sebagaimana dalam Islam, seorang pemimpin atau khalifah adalah pelindung yang adil dan bertanggungjawab.
Sesungguhnya Imam/khalifah adalah perisai orang-orang berperang di belakangnya dan menjadikannya pelindung. Jika ia memerintahkan ketakwaan kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan berlaku adil, baginya terdapat pahala dan jika ia memerintahkan yang selainnya maka ia harus bertanggung jawab atasnya. (HR Muslim).

Umat saat ini sudah sangat jauh dari ketaatan dan ketaqwaan kepada Allah subhanahuwa wata'ala dan keadaan ini tidak lepas dari peran negara yang tidak perduli bahkan tidak akan takut akan pertanggung jawaban dihadapan Allah Ta'ala karna amanah yang dipegangnya bukan bentuk dari ketaatan dan keimanan kepada sang pencipta melainkan hanya meraih kenikmatan dan kesenangan belaka.

Sudah saatnya umat bangkit dan menyadari atas apa yang telah banyak terjadi, musibah dan ujian Allah subhanahuwa wata'ala semata-mata adalah bentuk peringatan dari-Nya agar kita menyadari dan bertaubatan nasuha kepada-Nya hingga kita kembali dalam keadaan husnul khatimah, aamminn aamminn ya robbal Alamiinn.


Oleh: Maya Renitasari
Pegiat Literasi Kota Medan
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar