Topswara.com -- Generasi muda saat ini bener-benar ada dalam keterpurukan. Tidak cukup dengan seks bebas dan norkaba sekarang merebak kembali geng motor.
Dilansir kompas.com (9/2/2023) dua anggota geng motor yang membacok seorang mahasiswa di Jalan Pesantren, Kota Cimahi, Jawa Barat beberapa waktu lalu akhirnya ditembak polisi.
Mereka terbukti melakukan tindak kejahatan jalanan dengan membacok AR (19) di Jalan Pesantren tepatnya di RT 03/16, Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi pada Senin (23/1/2023) sekitar pukul 02.00 WIB dini hari.
Kapolres Cimahi AKBP Aldi Subartono mengatakan, polisi terpaksa menghadiahi timah panas untuk melumpuhkan para pelaku lantaran melawan saat ditangkap petugas."Ada upaya perlawanan dari si pelaku ini sehingga oleh tim lapangan dilakukan tindakan tegas dan terukur untuk melindungi personel yang bertugas dan melindungi masyarakat sekitar," ungkap Aldi saat ungkap kasus di Mapolres Cimahi.
Akhir-akhir ini geng motor kembali berulah dan meresahkan masyarakat, maraknya keberadaan geng motor makin menambah kekacauan dan kerusakan moral dikalangan generasi muda.
Tidak sedikit yang menjadi korban keganasan dan kebrutalan geng motor tewas ditempat. Dengan menaiki sepeda motor dan membawa senjata tajam mereka berulah diwaktu malam.
Fenomena geng motor ini merupakan buah dari penerapan sistem kehidupan sekuler liberal. Sekulerisme adalah sebuah paham yang menjauhkan agama dari kehidupan, sehingga manusia bertingkah laku mengikuti hawa nafsunya saja.
Konsekuensi dari kehidupan sekuler adalah liberalisme yaitu pemahaman yang membebaskan tingkah laku manusia. Sehingga manusia merasa bebas melakukan hal yang diinginkan berdasar pada hawa nafsunya saja tanpa berpikir baik/buruk, halal/haram dan tanpa bepikir akibatnya. Hal inilah yang menjadikan manusia terjerat kedalam kerusakan moral.
Sistem ini merupakan hasil dari kepemimpinan peradaban Barat yang behasil menghembuskannya keseluruh penjuru dunia, terutama negeri-negeri Muslim. Supaya kaum Muslim jauh dari pepahamannya terhadap agama Islam yang seharusnya mereka jadikan landasan dalam setiap lini kehidupannya, baik dari sikap, tingkah laku, pemikiran juga perasaannya.
Setidaknya ada beberapa faktor yang membuat fenomena geng motor kembali marak.
Pertama, faktor keluarga yang absen dalam hal pengasuhan. Tidak sedikit orang tua yang menitipkan anaknya untuk diasuh oleh pihak lain dengan alasan orang tuanya bekerja, sehingga urusan mendidik anak hanya mengandalkan dari sekolah. Padahal kehadiran orang tua jusru sangat dibutuhkan anak sebagai sandaran dan teladan bagi mereka.
Kedua, faktor sistem pendidikan. Sekolah yang menjadi tempat untuk anak bisa mendapat pendidikan justru malah menjejali mereka dengan paham liberal yang membuat mereka jauh dari nilai-nilai agama Islam.
Akidah Islam dijauhkan dan mereka dijejali akidah liberal yang membebaskan perilaku manusia, sehingga mereka berperilaku semau mereka karena mereka tidak bisa membedakan mana perilaku yang benar dan yang salah.
Ketiga, faktor negara. Fenomena geng motor ini sudah berulang kali terjadi, tidak sedikit pula yang menjadi korban atas ulah mereka, ini menjadi bukti bahwa tidak ada sanksi yang membuat para pelaku geng motor ini jera. Hukum yg tumpul untuk pemilik uang dan oknum aparat yang kerap bekerja untuk pejabat menjadikan keadilan bagi seluruh rakyat indonesia adalah mimpi di siang bolong.
Belum lagi jika kita perhatikan dengan seksama, keberadaan HAM yang itu juga bagian dari produk sekulerisme kafir barat membuat perilaku manusia menjadi semakin kacau.
Karena kerap dijadikan sebagai landasan perlindungan atas tindakan keji mereka. Sehingga peran serta para ulama, guru yang seharusnya mencerdaskan, mendidik dan mengembalikan jati diri mereka sebagai kaum muslim dijegal dengan dalih kebebasan berprilaku dan berekspresi.
Bahkan tidak sedikit juga orang-orang yang mereka mengaku diri sebagai ulama malah berada di pihak kaum kafir barat dengan sekulerismenya. Mereka membela habis-habisan setiap produk yang dihasilkan dari kaum sekuler tersebut.
Kondisi ini menjadi cermin banyak hal diantaranya gagalnya sistem pendidikan dalam mengarahkan generasi dan mengekspresikan eksistensi dengan cara yang benar, demikian juga rendahnya jaminan keamanan oleh negara dan ketegasan aparat dalam menjaga keamanan warga.
Sistem Islam adalah solusi terbaik karena Islam membina pemuda memiliki kepribadian Islam dan menjaga lingkungan dalam sistem pendidikan Islam. Islam menjadikan keamanan tanggung jawab negara, dalam asuhan Islam pemuda tumbuh menjadi generasi terbaik berkontribusi positif terhadap negara.
Wallahu’alam bishawab
Oleh: Ana Yuliana
Aktivis Muslimah
0 Komentar