Topswara.com -- Dilansir dari bbc.com (6/2) Pemerintah diminta segera menerbitkan regulasi yang dapat mendorong masyarakat membatasi konsumsi gula di tengah pesatnya kasus diabetes yang diderita anak-anak, kata pendiri sekaligus CEO Center for Indonesia’s Strategic Development Initiative (CISDI) Diah Saminarsih.
Dilansir voa.com(1/2) Ketua Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Muhammad Faizi, mengatakan kejadian diabetes mellitus pada anak semakin meningkat, baik itu di dunia maupun Indonesia. Di Indonesia sebanyak 1.645 anak mengidap diabetes mellitus tipe satu.
Diabetes melitus merupakan suatu penyakit akibat gangguan metabolisme karbohidrat yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah dalam waktu yang kronis. Angka yang sangat lumayan yaitu 1.645 pasien (anak).
Kasus diabetes melitus tipe satu pada anak pun meningkat sebanyak 70 kali lipat sejak tahun 2010 hingga 2023. Pada tahun 2010 prevalensi kasus diabetes mellitus terhadap anak di Indonesia hanya 0,028 per seratus ribu jiwa. Kemudian, pada tahun 2023 prevalensi kasus diabetes melitus menjadi 2 per seratus ribu jiwa.
Kenapa bisa terjadi diabetes pada anak?
Diabetes melitus adalah penyakit tidak menular yang bisa menyerang siapa saja, baik itu orang tua, remaja maupun anak-anak. Penyakit muncul karena pola makan dan pola hidup yang tidak sehat.
Pola makan pada anak-anak yang suka dengan minuman manis, snack-snack ciki dan junk food yang merupan karbohdrat simpleks. Sedangkan anak-anak jarang mau makan protein baik itu nabati maupun hewani, buah dan juga sayuran yang merupakan karbohidrat kompleks.
Bahaya dari mengkonsumsi karbohidrat simpleks adalah gula darah akan meningkat dengan cepat namun akan menurun dengan cepat pula. Pada keadaan seperti ini akan menyebabkan mudah lapar, ini akan terjadi terus menerus sehingga insulin akan diproduksi secara terus-terusan.
Berbeda halnya jika anak-anak mau mengkonsumsi karbohidrat kompleks, makanan yang termasuk dalam karbohidrat kompleks adalah makan sehat yang kenyang lebih lama, sehinga anak-anak tidak akan makan snack-snack lagi.
Diperparah lagi dengan pola hidup yang tidak sehat, anak-anak sering bermain gadget yang menyebabkan anak malas bergerak mapun berolahraga. Selain itu juga pola tidur pada anak juga berpengaruh dengan asik bermain gadget, anak akan asik sehingga lupa tidur.
Dampak diabetes pada anak adalah dampak berkepanjangan, karena anak adalah generasi emas, generasi penerus. Ketika anak-anak banyak yang terkena diabetes, ini adalah kondisi yang sangat memprihatinkan.
Apalagi kalau anak sudah mengidap diabetes yang kronis yang dampaknya bukan hanya sementara namun efeknya akan berkepanjangan. Sebab, diabetes merupakan jenis penyakit yang dapat memicu komplikasi penyakit lainnya seperti jantung dan ginjal.
Dengan adanya anak yang terkena diabetes akan terjadi penurunan produktivitas pada anak. Anak yang sakit tidak seproduktif jika dibandingkan dengan anak-anak yang tidak menderita diabetes.
Kalau kondisi ini terjadi terus menerus maka akan kehilangan generasi emas, generasi yang akan menjadi penerus perjuangan dalam segala hal.
Di sisi lain, terbatasnya modal karena kemiskinan membuat para pedagang menggunakan bahan yang murah meski berbahaya, dalam berdagang. Keserakahan manusia juga mengakibatkan industri makanan abai terhadap syarat kesehatan demi mendapatkan keuntungan yang besar.
Apa upaya pemerintah ?
Dilansir bbc.com(6/2) Terkait tingginya angka diabetes pada anak, Kementerian Kesehatan menyatakan kebijakan yang dilakukan sejauh ini adalah mengedukasi para orang tua untuk memahami informasi label nilai gizi pada bahan pangan dan minuman kemasan serta siap saji.
“Promosi dan edukasi secara masif diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat selain itu juga mengurangi konsumsinya,” kata Juru bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmidzi.
Sementara itu, Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Indonesia (IAKMI) Pengurus Cabang Sumatra Utara, Destanul Aulia, mendorong pemerintah harus melakukan pemeriksaan secara massal terhadap anak dan remaja untuk menemukan kasus diabetes mellitus.
“Karena apa? Kalau kita dapat menemukan kasus diabetes lebih awal maka proses pencegahannya tidak menjadi berat. Yang banyak terjadi adalah kita anggap itu penyakit biasa. Saat masuk ke rumah sakit ini menjadi kasus yang sudah parah. Ini bisa kita cegah dan menemukan kasus lebih awal,” katanya kepada VOA(1/2).
Kesehatan dan Makanan dalam Islam
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Tidak hanya terbatas dari gangguan secara fisik, mental dan sosial, tetapi kesehatan dipandang sebagai alat atau sarana untuk hidup produktif, dengan demikian, upaya kesehatan yang dilakukan, diarahkan pada upaya yang dapat mengarahakan masyarakat mencapai kesehatan yang cukup agar dapat hidup produktif.
Untuk menjaga keberlangsungan hidupnya, manusia membutuhkan makanan sebagai hal yang paling mendasar. Namun tetap masih harus diperhatikan apakah makanan tersebut bernilai gizi optimal dan lengkap.
Zat gizi lengkap yang diperlukan tubuh antara lain, karbohidrat, protein baik hewani maupun nabati. Makanan bernilai gizi dapat diolah menjadi berbagai macam proses pengolahan yang benar, karena apabila tidak diolah dengan benar, maka makanan tersebut justru dapat mengganggu kesehatan.
Sebelum mengkonsumsi makanan baik olahan maupun non olahan, kita harus memastikan apakah makanan itu aman dan terbebas dari sumber penyakit. Karena, apabila makanan tersebut terkontaminasi, maka akan menjadi tidak aman dan tidak sehat bagi tubuh kita.
Dari perspektif kesehatan, fungsi makanan selain sebagai sumber energi, juga memiliki peran dalam rantai penyebaran penyakit.
Perlunya dilakukan sanitasi makanan yang sesuai agar kita dapat terlindungi dari bahaya penyakit akibat makanan yang terkontaminasi bakteri atau organisme penyebab penyakit lainnya. Bagi makanan komersial atau yang diperjual belikan, perlu dilakukan pengawasan oleh pihak terkait agar konsumen dapat memperoleh makanan yang sehat dan memenuhi syarat-syarat Kesehatan.
Sebagai seorang manusia, menjalankan kehidupan dengan menerapkan pola hidup sehat dan meninggalkan pola hidup yang tidak sehat cukup susah untuk dijalani, terutama seperti memperhatikan dengan cermat makanan apa yang akan kita konsumsi.
Dalam menghadapi kemajuan teknologi di bidang kesehatan, Islam mengambil sikap dinamis, dengan standar baku dari Al-Qur'an bahwa manusia diberi rambu-rambu untuk memakan makanan yang halal lagi tayyib.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
يٰۤاَ يُّهَا النَّا سُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَ رْضِ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖ وَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ ۗ اِنَّهٗ لَـكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
"Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 168)
Inilah bukti bahwa Islam merupakan agama yang mengatur segala aspek kehidupan secara menyeluruh (syumul), maka semua syariat yang ada dalam Islam memang ditujukan untuk menjaga kelangsungan hidup manusia.
Makanan yang baik adalah makanan yang memenuhi kandungan gizi yang diperlukan oleh tubuh, proses pengolahan yang bersih dan tidak berlebihan dalam mengkonsumsinya. Sedangkan halal dalam hal ini sudah diatur di dalam Al-Qur’an dan hadis. Apa saja makanan yang diharamkan telah disebutkan dalam nash-nash syar'i, selain itu makanan adalah halal.
Negara punya peran didalam menjaga distribusi makanan halal lagi tayyib dalam Islam. Hal ini dibuktikan dengan adanya qadhi hisbah dan berlangsung di masa kekhilafahan yang sangat panjang.
Oleh: SN. Halimah
Pendidik
0 Komentar