Topswara.com -- Dai muda Felix Siauw mengatakan, sebelum menjadi Muslim, harus belajar lebih dahulu menjadi manusia.
“Sebelum kamu menjadi Muslim, kamu harus belajar dahulu menjadi manusia,” ujarnya dalam acara Daniel Tetangga Kamu: Saling Bertoleransi Menghargai dan Mencintai, Kamis (12/1/2023), di YouTube Daniel Mananta Network (DWN).
Menurutnya, ada beberapa orang yang lulus jadi seorang Muslim. Namun, tidak lulus jadi seorang manusia. “Makanya sebelum berdakwah, jadilah orang dahulu, jadilah teman dahulu, barulah berdakwah,” paparnya.
Ia menyinggung orang-orang yang secara tiba-tiba berdakwah padahal jadi manusia saja belum.
“Tiba-tiba ngomongnya kasar, tiba-tiba maki orang. Ini bukan hanya enggak lulus jadi orang Muslim. Jadi manusia saja enggak pantas gitu loh maksudnya. Jadi ya sudah belajarlah jadi manusia dulu,” tambahnya.
Ia menjelaskan, Iblis itu ketika melihat Nabi Adam as. Sebelum Nabi Adam as, ditiupkan ruh. Iblis sudah melihat kenapa harus Nabi Adam as yang menggantikannya. Iblis tahu, bahwa Nabi Adam as memiliki tiga kualitas. Pertama, dari tanah. Kedua, disetarakan seimbang oleh Allah SWT. Ketiga, dikasih ruhnya Allah SWT.
“Kenapa aku harus bersujud kepada Adam karena Adam dari tanah. Ia menyembunyikan kualitas yang lain,” terang dai muda itu.
Jadi, ia menuturkan, dosanya Iblis adalah merendahkan orang lain. “Dan dia siap menumpahkan darah. Karena dia lebih rendah dia layak mati, dan menderita. Dia cuma evolusi monyet, dia layak menderita,” ungkapnya.
Makanya, menurut dia, dosa yang paling berbahaya di dalam Al-Qur’an adalah takabur, merasa diri orang lain lebih rendah daripada dia. Dan menghalangi orang dari keimanan dan arogan.
Ia menyimpulkan, ada pertanyaan, andaikata kalau agama tidak turun, tidak ada kitab, tidak ada Zabur, Taurat, Al-Qur'an semua tidak ada. “Apakah kita akan bunuh orang tiap hari, atau memaki tetangganya,” ucap Influencer itu.
Manusia punya fitrah, ia meneruskan, maka belajarlah dulu jadi manusia. Kalau sudah jadi manusia, maka agama itu akan menjadi sesuatu yang lebih.
“Makanya toleransi dan mengerti orang itu, hanya level awal. Yang paling tinggi kalau kita sudah mencintai orang, kita akan jadi maklum kalau dia melakukan kesalahan,” pungkasnya. [] Mariyam Sundari
0 Komentar