Topswara.com -- "Darah muda darahnya para remaja
Yang selalu merasa gagah
Tak pernah mau mengalah
Masa muda masa yang berapi-api
Yang maunya menang sendiri
Walau salah tak peduli"
"Darah muda
Biasanya para remaja
Berpikirnya sekali saja
Tanpa menghiraukan akibatnya
Wahai kawan para remaja
Waspadalah dalam melangkah
Agar tidak menyesal akhirnya"
Penggalan lirik lagu lawas pedangdut H. Rhoma Irama ini menggambarkan jelas sifat kaum remaja yang masih labil dalam mengambil setiap keputusan. Seringkali jika tidak dibimbing oleh akidah yang kuat akan mudah sekali tergerus arus globalisasi di era kapitalistime seperti sekarang ini.
Menyebabkan semangat mereka yang membara seharusnya dipergunakan untuk hal-hal yang positif malah sebaliknya disalurkan untuk hal negatif.
Dunia remaja dalam sistem kapitalistime dicengkeram narkoba yang berkembang subur di negeri berpenduduk mayoritas Muslim ini. Apalagi sekarang muncul jenis narkoba baru, yang jika kita lengah masa depan pemuda dan bangsa jadi taruhanya.
Negara kita masih beruntung karena pada tanggal 27 November 2022 Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Metro Jaya bersama jajaran Bea Cukai berhasil menggagalkan penyelundupan sabu cair jenis baru sebanyak 1,3 liter dari Iran yang rencananya akan diedarkan pada malam Tahun Baru 2023 dengan modus likuid berbahan methamphetamine, yang cara mengkonsumsinya dengan mencampurkanya ke dalam kopi atau cairan rokok elektronik (vape). Dikutip dari suara.com/news(17/12/2022).
Ditambah lagi kasus Narkoba yang baru-baru ini menjerat Aktor sinetron "Ada Apa Dengan Cinta" yang berinisial RFSP yang ternyata sudah ketiga kalinya berurusan dengan pihak kepolisian terkait penyalagunaan narkoba, yang saat ini sudah diamankan di Polda Metro Jaya usai ditangkap di apartemen Green Pramuka City, Jakarta pusat, REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA Selasa (10/1/2023).
Jika generasi mudanya seperti ini masa depan bangsa menjadi tidak jelas, nasib keberlangsungan hidupnya tidak menentu, sebab sejatinya generasi muda adalah penerus perjuangan yang kelak kejayaan atau runtuhnya peradaban ada di pundak mereka.
Terus berulangnya kasus narkoba dengan pemakai yang sama membuktikan bahwa lemahnya penanganan hukum dalam sistem kapitalistime. Karena dalam sistem ini pemakai dianggap sebagai korban sehingga pemakai tidak di hukum melainkan hanya di "Rehabilitasi Medis" sehingga hal ini bisa melenakan pemakai narkoba karena tidak akan menimbulkan efek jera.
Bahkan bisa jadi hal ini menimbulkan bertambahnya pemakai narkoba sebab tidak adanya hukuman yang berat bagi pelakunya. Ditambah lagi dalam sistem kapitalistime gaya hidup yang hedonis sekaligus kebebasan berperilaku membuat tidak ada kontrol dari keluarga dan masyarakat sekaligus negara yang akan menjamin perilaku pemuda sesuai dengan hukum syarak.
Berbeda dengan sistem pemerintahan Islam yang pemimpin menjalankan segala sesuatunya harus sesuai dengan hukum syarak. Sehingga seorang pemimpin berkewajiban untuk memenuhi semua kebutuhan masyarakatnya dengan adil. Standar perbuatan adalah halal haram.
Sehingga produk yang akan dikonsumsi oleh masyarakat akan terus di kontrol, jika ada pemakai narkoba maka pemakainya di hukumi sebagai pelaku kejahatan sehingga akan mendapatkan hukuman takzir sesuai dengan seberapa berat maksiat yang dilakukan.
Sehingga para pemakai narkoba akan jera dan tidak akan mengulangi perbuatanya lagi, karena hukuman dalam sistem Islam bersifat dapat menghapus dosa sekaligus memberikan efek jera kepada pelakunya.
Dalam Islam pemuda adalah calon pemimpin peradaban di masa depan. Sehingga harus dipersiapkan dengan matang segala kemampuan, kemudian dibekali akidah yang kuat dan tsaqafah Islam.
Standar perbuatanya adalah ridha Allah, sehingga pemuda Islam akan mampu menangkis segala macam bentuk ancaman yang datang dari tsaqafah Barat yang merusak, dan juga tidak akan mudah terpengaruh dengan gaya hidup nyabu hedon. Pemuda sepertilah yang akan mampu menjadi pemimpin peradaban yang kokoh di masa depan.
Sosok pemuda seperti ini hanya lahir dari penerapan sistem Islam secara kaffah, karena hanya dengan sistem Islam segala bentuk maksiat dapat di redam, sebab sistem Islam bersandar pada hukum syarak yang akan mengontrol setiap perbuatan manusia agar selalu sesuai dengan aturan Allah.
Wallahua'laambishawab
Oleh: Suherti
Aktivis Muslimah
0 Komentar