Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Menyongsong 2023, Indonesia Maju dengan Sistem Islam


Topswara.com -- Tahun telah berganti, 2022 telah usai dan beralih dengan tahun baru 2023. Orang nomor satu di negeri ini mengungkapkan suka cita di tahun 2022 dan mengharapkan Indonesia melangkah maju di 2023. Hal itu dipaparkan pada akun Twitternya @jokowi sebagai ucapan selamat tahun baru. “Apa yang patut kita kenang dari 2022 yang segera kita tinggalkan? Banyak, ada yang menggembiarakan, tidak sedikit pula yang kurang menyenangkan.” Tulis Jokowi, dikutip Minggu (1/1).

Faktanya banyak persoalan yang terjadi di Indonesia hingga akhir tahun 2022 yang belum terselesaikan dan tak banyak diungkap. Misalnya, ada hampir 40 ribu kasus narkoba yang menjangkiti generasi di negeri ini selama 2022 (Republika 1/1/2023). 

BNN Sita 1,9 ton sabu-sabu dan satu ton ganja sepanjang 2022 (Republika 30/12/2022). Tak berhenti disitu angka kejahatan pun naik 7,3 Persen dibanding tahun 2021 lalu ungkap Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo (Republika 1/1/2023).

Sedangkan kasus korupsi yang ditangani oleh Kejakgung pun telah merugikan negara sebesar 33.09 Triliun sepanjang tahun 2022.“Dalam perkara tindak pidana korupsi pada LPE tersebut, total kerugian negara Rp 2,72 triliun dan 54,06 juta USD (sekitar Rp 840 miliar), “kata Ketut dalam siaran pers laporan akhir tahun Kejakgung-Jampidsus di Jakarta, Ahad (1/1/2023). 

Sementara dalam proses di persidangan, tim dari Jampidsus-Kejakgung sepanjang 2022 telah muntut terdakwa pada 80 perkara tindak korupsi beserta turunannya. Sehingga total angka kerugian negara serta perekonomian negara sebesar 144,21 triliun dan 61,94 juta USD (Rp 952 miliar). Hal itu tentu bukan persoalan yang ringan apalagi jika menyangkut kerugian yang dialami negara. 

Terlebih lagi jika bicara persoalan terkait dengan kondisi generasi muda. Berdasarkan riset sebanyak 2,45 juta remaja Indonesia tergolong sebagai Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) (The Conversation 12/10/22). 

Kemudian kerusakan juga terjadi pada generasi muda. Seperti, kasus bunuh diri dikalangan mahasiswa kerap terjadi dengan alasan hubungan cinta. Menurut riset, berbagai potensi kondisi psikologis dan gangguan mental pada manusia memang mulai menunjukkan gejalanya pada usia kritis remaja atau dewasa muda. Dengan populasi kelompok usia 10-19 tahun yang mencapai 44,5 juta jiwa. Belum lagi persoalan nikah dini di kalangan remaja yang ditelusuri persoalannya karena telah hamil duluan (Kompas 02/10/2022).

Berbagai persoalan tersebut merupakan persoalan cabang akibat diterapkannya sistem sekularisme kapitalistime. Karena sistem ini memisahkan agama dengan dunia. Yang mana orientasi hidup orang saat ini adalah mendapatkan materi sebanyak-banyaknya. Persoalan halal haram bukan urusan mereka. Kenikmatan duniawi adalah tujuan hidup mereka, perkara akhirat urusan nanti. 

Sistem sekularisme ini hanya melahirkan berbagai penyakit sosial, penyakit mental yang tidak pernah habis. Selain itu sistem ini tidak mampu memberikan rasa aman bagi masyarakat. 

Persoalan yang ada saat ini adalah persoalan sistemis, sehingga harus diselesaikan secara sistemis. Dengan berbagai aturan hukum buatan manusia adalah solusi yang parsial serta hukuman yang diberikan tidak mampu memberikan efek jera, itulah hukum buatan manusia tidak memberikan rasa adil. 

Berbeda dengan Islam. Islam bukan hanya agama tetapi sebuah mabda yang mana bukan hanya mengatur masalah ibadah tetapi segala aspek kehidupan diatur oleh Islam. Baik dibidang politik, ekonomi, hukum, sosial, pendidikan, kesehatan dan lainnya.

Hanya dengan menerapkan Islam kaffah dalam bingkai khilafah yang akan menyelesaikan problematika kehidupan ini. Karena dengan tegaknya khilafah, maka hukum Allah akan diterapkan secara kaffah. Dalam penerapan sistem Islam ini akan melahirkan generasi yang faqih fiddin. Masyarakat yang senantiasa melakukan amar makruf nahi mungkar.  Oleh karenanya tidak ada pilihan lain selain memperjuangkan tegaknya khilafah.


Oleh: Fymmadewi Monica
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar