Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Mencetak Generasi Pemimpin dengan Islam


Topswara.com -- Sabtu, 7 Jumadil Akhir 1444 H bertepatan dengan tanggal 31 Desember 2022, Komunitas Remaja Smart Kediri menyelenggarakan acara Kajian Islam. Sekitar 60 pelajar dan mahasiswa Kediri berduyun-duyun mengikuti acara ini. Acara yang bertajuk Peduli Generasi Pemimpin Umat ini menghadirkan narasumber yang peduli terhadap nasib pemuda.

Dwi Hendriyanti, S.Pd, seorang praktisi pendidikan menyatakan bahwa jumlah remaja yang sangat besar tentu memiliki potensi besar.

Namun, faktanya pendidikan di sekolah saat ini tidak bisa mencetak mereka menjadi sosok yang bertakwa. Mereka jauh dari agama. Semestinya guru harus mampu memasukkan nilai-nilai agama dalam setiap mata pelajaran. Namun, guru sulit melakukannya karena terbentur oleh sistem yang ada.

Prof. Dr. Mas Roro Lilik Ekowanti, MS, seorang dosen sekaligus pakar administrasi publik pun menyatakan, "Bahkan Perguruan tinggi pun tidak bisa mencetak sosok tangguh."

Lulusan perguruan tinggi cenderung menghasilkan karyawan atau buruh.
Dilihat dari kriteria mereka yang individual, sekuler dan lebih mengutamakan dunia.

"Profil perguruan tinggi seharusnya tidak terpesona dengan ilmu-ilmu barat dan melalaikan ilmu keislaman!" tegasnya.

Berikutnya Hj. Tingting Rohaeti menambahkan, bahwa remaja Islam yang aktif di kegiatan keagamaan keislaman saat ini justru dilabeli radikal dan ekstrimis. Pendidikan di ponpes pun mengalami kesulitan.

Pengasuh salah satu ponpes di Purwakarta ini kemudian mengajak para muballighah untuk turut memahamkan tsaqofah Islam pada para remaja, mendakwahkan Islam kaffah, dan berani beramar makruf dan nahi mungkar.

Ketua Kornas Kohati HMI Periode 2018-2020, Apri Hardiyanti, SH, pun turut hadir menguraikan pandangannya dengan menggebu-gebu, bahwa sistem pendidikan saat ini tidak mendukung peran mahasiswa sebagai agent of change. Mahasiswa disibukkan dengan masalah hilir tanpa tahu masalah hulu dan bagaimana solusinya.

Dia berpesan pada para pemuda, "Para pemuda jangan takut ikut kajian-kajian keislaman karena itu merupakan bekal dan modal untuk melawan arus rusak saat ini."

Terakhir Ustadzah Ratu Erma Rachmayanti membeberkan bagaimana Islam mampu mencetak profil pemuda pemimpin umat. Profil pemuda seperti ini hanya bisa dibentuk dengan peran berbagai pihak. Baik keluarga, masyarakat, maupun negara.

Pertama, keluarga yang sejahtera dan siap mendidik anak-anaknya. Kedua, masyarakat yang peduli terhadap generasi. Masyarakat tidak boleh abai terhadap para pemuda. Masyarakat tidak boleh menfasilitasi tempat-tempat yang merusak. 

Ketiga, madrasah atau pendidikan dalam Islam yang tidak mengenal dikotomi antara ilmu agama dengan sains-teknologi. Kurikulumnya berbasis Islam. Dan yang paling penting keempat, peran negara sebagai pelayan umat. 

Negara menyediakan semua fasilitas pendidikan terbaik. Di bidang media dan informasi, negara pun tidak akan membiarkan konten-konten yang bisa merusak generasi. Dengan peran berbagai pihak inilah akan tercetak pemuda bintang (najmu as syabab), di mana mereka menyerahkan hidup mereka untuk Islam.




Oleh: Kholila Ulin Ni'ma dan Wida 
(Aktivis Muslimah)


#GenerasiMudaPimpinPerubahan
#SelamatkanGenerasidenganIslam
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar