Topswara.com -- Maraknya penyalahgunaan narkotika di Indonesia sudah sangat memprihatinkan bahkan sangat membahayakan, kenapa bisa demikian? Karena fakta hari ini, kriminalitas yang terjadi di masyarakat penyebabnya salah satunya penyalahgunaan narkoba.
Maraknya peredaran narkoba di Indonesia kini menjadi lahan basah yang dimanfaatkan sebagian orang untuk meraup keuntungan. Karena transaksi narkoba mendatang keuntungan yang melimpah.
Transaksi narkoba ini melibatkan banyak kalangan, tidak terkecuali dari kalangan ekonomi kelas kebawah bahkan pihak-pihak instansi intelektual, hingga di dapati 'home industri' narkotika dalam berbagai jenis.
Tentu saja fakta ini sangat memprihatinkan di mana generasi yang notabennya sebagai rakyat membutuhkan perlindungan dari ancaman narkoba.
Sebagaimana yang terjadi kasus penangkapan aktor Revaldo Fifaldi Surya Permana terkait penyalahgunaan narkoba untuk yang ketiga kalinya, saat ini yang bersangkutan telah diamankan di Polda Metro Jaya usai ditangkap di apartemen Green Pramuka City Jakarta Pusat. Republik.CO.ID (10/1)
Dalam kasus ini, pelaku telah berurusan dengan narkoba lebih dari dua kali, artinya pelaku belum sepenuhnya bebas dari ketergantungan narkoba.
Dari sini bisa kita lihat, bahwasannya hukuman yang diberikan kepada pelaku tidak memberikan efek jera. Di sinilah diperlukan peran negara untuk melindungi generasinya. Namun itu semua sepertinya mustahil didapatkan ketika negara menerapkan sistem sekularime kapitalistime.
Kemudian, dalam waktu yang bersamaan, tertangkapnya wakil ketua DPRD kabupaten Solok Sumatera Barat Lucky Efendy oleh kepolisian Resor Solok di tepi jalan kawasan Jorong Pasa Usang Nagari Cupak, kecamatan Gunung Talang kabupaten Solok, dan terancam diberhentikan dan dicopot dari jabatan nya.Republik.CO.ID, Jakarta( 10/1)
Jika kita amati, jerat narkotika yang menyasar kepada generasi bukan hanya pada kaum muda namun juga pada sekelompok instansi pemerintahan ini. Ini menunjukkan bobroknya moral dan juga abainya rasa tanggung jawab yang selayaknya dimiliki. Dan ini semua juga akibat dari gagalnya negara dalam membentuk jatidiri yang beriman dan bertakwa.
Dikutip dari SuaraBandung.id- Polresta Bandung Kombes Pol Kuswiro Wibowo dari hasil penyelidikan oleh Sat Narkoba Polresta Bandung berhasil membongkar home industri pembuatan sabu di Ciwidey kampung Ciseupan desa Panyocokan kecamatan Ciwidey dengan tersangka berinisial CR, Komber Kuswiro pun menambahkan bahwa tersangka CR dalam proses pembuatan sabu dari internet.(19/1)
Sangat disayangkan, paradoks transformasi digital saat ini yang begitu membangkitkan gairah generasi muda, dengan program-programnya seharusnya dapat membawa generasi kepada kebangkitan yang positif bukan malah sebaliknya, justru berdampak sangat buruk hingga merusak lagi membahayakan anak bangsa.
Berulangnya kasus dan maraknya kriminalitas yang terjadi semata-mata bukan hanya karena akibat semakin bobrok dan rusak jiwa dan jatidiri generasi khususnya generasi muda Islam, semua itu di akibatkan rusaknya sistem demokrasi kapitalis sekuler yang merasuki dan merongrong pemahaman juga pemikiran umat.
Saat ini arus globalisasi yang terjadi disegala aspek sudah sangat membabi buta dalam penerapannya hingga akhirnya nilai-nilai keimanan dan ketakwaan sebagai seorang hamba harus rela tergadaikan oleh dunia.
Indonesia, yang notabenya mayoritas penduduknya adalah Muslim terbesar di dunia, tidak seharus membuat aturan yang bertentangan dengan hukum syarak.
Allah subhanahuwa wata'ala berfirman
dalam surat al-Anbiya’ ayat 107: ”Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil'alamin)”.
Dari sini harus diyakini oleh seluruh umat manusia bahwa hanya Islamlah yang mampu mengembalikan kebangkitan dan kejayaan Islam, hingga kedamaian dan ketentraman akan dirasakan hingga keseluruh penjuru dunia.
Sebagaimana kita ketahui Islam yang lahir dengan penuh rahmat dan rahman ini pulalah yang akan mengembalikan keimanan yang senantiasa akan terikat dengan syariat Allah SWT, hingga menjauhkan manusia dari perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum syarak.
Islam datang untuk menguatkan dan mengistiqamah umat agar kembali kepada Allah subhanahuwa wata'ala hingga akan kembali kepada-Nya dalam keadaan husnul khatimah, insyaallah.
Oleh: Maya Ernita Sari
Pegiat Literasi Islam Kota Medan
0 Komentar