Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Islam Solusi Kekerasan Perempuan dan Anak


Topswara.com -- Kabar mengenai kekerasan terhadap perempuan menjadi sesuatu yang lumrah. Contohnya seorang suami berinisial LN tega membakar istrinya berinisial EL di kediaman mereka di kawasan Duren Seribu, Bojongsari, Depok, Ahad (28/8/2022) malam. Aksi pembakaran tersebut dilakukan LN di depan anak-anaknya. Seorang saksi berinisial M (60) mengatakan, sebelum kejadian, ia mendengar pasangan suami istri (pasutri) itu sedang cekcok.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Depok Ajun Komisaris Besar Yogen Heroes Baruno ungkap motif penganiayaan itu dilatarbelakangi sikap istri yang dianggap tidak bisa mengurus rumah dan anak.

Selain itu, diberitakan juga pembunuhan dengan cara mutilasi, persoalan asmara diduga kuat melatarbelakangi pembunuhan Angela Hindriati Wahyuningsih. Motif pembunuhan tersebut diperoleh dari pengakuan tersangka M Ecky Listiantho (34) saat diperiksa polisi. Namun, polisi tidak menyebutkan secara detail persoalan asmara seperti apa yang menyebabkan pelaku membunuh dan memutilasi korban.

Kemudian, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga mengunjungi Bunga (bukan nama sebenarnya), anak perempuan berusia 12 tahun yang tengah hamil 8 bulan diduga akibat kekerasan seksual yang dialaminya, di Kota Binjai, Jumat (6/1). 

Dalam kunjungannya tersebut, Menteri PPPA meminta keterangan dari orang tua dan pasangan suami-istri yang saat ini merawat korban. Selain itu, Menteri PPPA mendorong Pemerintah Daerah untuk memberikan perlindungan terbaik bagi korban sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.

Kemudian tidak luput anak perempuan pun menjadi korban kekerasan. Diberitakan Kepolisian berhasil menangkap pemulung yang menjadi pelaku penculikan anak perempuan di Jakarta Pusat, Iwan Sumarno (42), pada Senin (2/1) setelah sempat buron.

Selain menangkap pelaku, polisi juga berhasil menemukan dan menyelamatkan korban bernama Malika Anastasya (MA) berusia enam tahun. Polisi menemukan keduanya di kawasan Ciledug.

Adanya banyak kriminalitas yang terjadi terhadap perempuan dan anak perempuan menunjukkan sistem hukum yang saat ini berjalan lemah. 

Sistem hukum hari ini tidak mampu memunculkan efek pencegah tindak kejahatan. Padahal sudah banyak undang-undang yang dibuat untuk melindungi perempuan dan anak, tetapi kriminalitas terhadapnya semakin naik. Mengapa bisa terjadi?

Meningkatnya kekerasan terhadap perempuan dan anak, apalagi dilakukan  orang dekat (keluarga, kerabat), jelas menunjukkan tanda masyarakat yang “sakit”.

Fakta ini menunjukkan adanya relasi yang salah antara laki-laki dan perempuan. Ketika orang terdekat menjadi pelaku kekerasan, maka termasuk relasi yang salah dalam keluarga. Relasi yang salah ini sesungguhnya merupakan cerminan sistem kehidupan yang berlaku di masyarakat saat ini.

Karena sistem yang mengatur kehidupan saat ini adalah sekularime, yang mana memisahkan agama dari kehidupan. Seolah-olah agama hanya ada di masjid dan tempat ibadah, mereka beranggapan bahwa hubungan dengan laki-laki dan perempuan tidak diatur dalam agama. 
Selain itu, sekularisme kapitalisme menjanjikan kebebasan perilaku, termasuk dalam relasi antara laki-laki dan perempuan.

Kekerasan terhadap perempuan dan anak benar-benar akan diselesaikan jika Islam diterapkan secara kaffah. Artinya Islam tidak hanya mengatur ibadah saja, tetapi mengatur seluruh kehidupan ini.

Islam memandang semua manusia sama, yang paling baik adalah yang paling bertakwa. Laki-laki dan perempuan memiliki hak dan kewajiban, baik sebagai sesama manusia maupun sebagai hamba Allah. 

Islam juga, mengharuskan setiap manusia terikat kepada hukum syarak sepanjang hidupnya di dunia. Islam juga memiliki sistem sanksi yang tegas dan membuat jera untuk semua pelaku kekerasan, termasuk terhadap perempuan dan anak.

Oleh karena itu masihkah kita berharap hukum yang adil pada sistem yang zalim ini. Tidakkah sebagai hamba Allah seharusnya kita berhukum pada Allah, dan menerapkan syariat Islam dalam segala aspek kehidupan. Wallahu alam bishawab. 


Oleh: Eva Lingga Jalal
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar