Topswara.com -- Fajar Januari telah tiba. Harapan dan doa bahwa Indonesia akan lebih baik di tahun 2023 ini dilantunkan oleh seluruh rakyat Indonesia. Pemimpin negeri ini pun bertekad akan membawa Indonesia melangkah lebih maju. Tetapi mungkinkan ini terjadi?
Menengok ke tahun 2022 yang telah lewat, sulit rasanya mewujudkan Indonesia lebih baik di tahun 2023 ini. Banyak kasus dan masalah multidimensi yang menimpa negeri ini, yang dari tahun ke tahun semakin parah.
Sebagai contoh kasus narkoba. Tercatat ada 40 ribu kasus narkoba yang ditangani pihak berwajib. Belum lagi peredaran 19 ton sabu- sabu dan satu ton ganja yang berhasil disita oleh BNN. Mirisnya, ada pejabat tinggi kepolisian yang diduga terlibat dalam kasus barang haram ini.
Kasus kejahatan tercatat meningkat 73 persen. Ini tentu masalah yang sangat serius. Gurita korupsi masih menjadi kasus yang seakan tak ada habisnya. Kerugian negara akibat korupsi diperkirakan menembus angka 3309 T. Kerugian negara yang lain juga disebabkan karena investasi ilegal yang mencapai 314 T.
Masalah ekonomi juga menjadi masalah krusial negeri ini. Kenaikan harga BBM membuat harga-harga kebutuhan yang lain juga merangkak naik. Apalagi pada akhir tahun kemarin, beras yang menjadi bahan kebutuhan pokok rakyat harganya melangit. Belum lagi utang Indonesia yang menembus angka 6000 T lebih! Membuat ekonomi Indonesia semakin tertatih.
Bukan itu saja, masalah sosial kemasyarakatan, degradasi moral para remaja, persoalan pendidikan dan sederet panjang masalah yang semakin menambah raport merah negeri ini. Lantas, dari mana Indonesia bisa bangkit?
Deretan panjang persoalan negeri ini sebenarnya bermuara pada satu hal yakni sistem!
Sistem sekulerisme kapitalistime yang diadopsi oleh penguasa saat ini adalah sistem buatan manusia yang lemah, terbatas dan serba kekurangan. Sekulerisme membuat masyarakat Indonesia yang mayoritas Muslim tak lagi menggunakan agama Islam sebagai tolok ukur perbuatannya.
Agama Islam dan syariatnya sengaja 'dipasung' di kehidupan privat seorang muslim. Sementara ketika seorang Muslim berada dalam kehidupan publik, tidak boleh membawa aturan Islam. Ini tentu bertentangan dengan perintah Allah yang mewajibkan umat Islam untuk masuk ke dalam Islam secara kaffah.
Penentangan terhadap perintah Allah ini tentu merupakan dosa. Dan dosa tentu membawa dampak yang tidak baik. Maka bagaimana mungkin Indonesia akan bangkit dan bebas dari segala persoalan hidup?
Kapitalisme yang merupakan faktor penting dalam sekulerisme ini juga berdampak sangat besar pada nasib negeri ini. Sifat serakah dalam kapitalisme membuat penguasa lebih memihak pada pemilik modal dan kelangsungan hidup dan bisnis mereka daripada mengurusi urusan seluruh rakyat negeri ini.
Berbagai kebijakan sengaja dibuat agar para pemilik modal ini bisa terus mencengkeram kan tangannya di segala bidang ekonomi demi mendapatkan keuntungan materi sebanyak-banyaknya, meski harus mengorbankan kesejahteraan masyarakat kecil. Akibatnya jurang sosial antara si kaya dan si miskin semakin lebar. Yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin bertambah miskin.
Sekularisme kapitalisme dengan segala ide-ide turunannya semakin memanaskan cuaca negeri ini. Hedonisme dan kebebasan membuat perilaku masyarakat jauh dari nilai-nilai Islam, khususnya para pemuda.
Pemuda yang harapannya menjadi penerus bangsa ini justru menjadi pemuda yang tak layak memimpin. Tengok saja kasus Fajar sadboy yang lagi viral. Itu hanya satu gambaran saja. Banyak kasus remaja lain yang membuat kita mengelus dada. Lantas, mau bangkit bagaimana?
Semua persoalan multidimensi di atas hanya bisa diatasi dengan Islam. Islam dengan aturan yang sempurna dan menyeluruh memberikan solusi yang sempurna dan paripurna yang akan menyelesaikan masalah dari akarnya.
Masalah ekonomi, pendidikan, penuntasan kejahatan, sosial kemasyarakatan ada semua di dalam Islam. Ketika semua syariat Islam dijalankan, insyaallah keberkahan dari Allah akan turun di negeri ini.
Penerapan syariat Islam kaffah pernah terjadi mulai dari masanya Rasulullah Muhammad SAW, Khulafaur Rasyidin hingga kekhilafan yang banyak setelahnya. Sejarah telah mencatat bahwa Islam pernah diterapkan selama 13 abad lebih di dunia ini. Dan selama itu tak ada peradaban lain yang mampu menandinginya. Negara Islam menjadi negara adidaya yang disegani.
Jadi, kalau Indonesia mau bangkit, hal yang harus dilakukan haruslah sistemik. Sistem sekuler kapitalisme yang telah diterapkan selama ini terbukti tak mampu membawa Indonesia ke arah yang lebih baik, justru membawa Indonesia ke dalam jurang kehancuran.
Untuk itu sistem rusak ini harus diganti dengan sistem Islam yang terbukti mampu membawa Islam dan kaum muslimin menjadi negara yang bangkit. Hanya itu satu-satunya cara, tak ada yang lain.
Wallahu a'lam bishshawab.
Oleh: Salma Azizah
Aktivis Muslimah
0 Komentar