Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Generasi Miskin Visi, Produk Sistem Terdestruksi


Topswara.com -- Wajah pemuda saat ini sangat memprihatinkan. Merebaknya kasus narkoba, menjadi salah satu kasus  yang belum juga tersolusikan hingga kini. Kasus narkoba yang kini tengah menjadi sorotan, yakni kasus yang menimpa selebriti tanah air. Tiga kali menjadi tersangka, namun tak ada hukuman yang memberikan efek jera (detiknews.com, 13/1/2023). 

Berdasarkan data dari laporan berjudul Indonesia Drug Reports yang diterbitkan Pusat Penelitian Data dan Informasi Badan Narkotika Nasional, terdapat 53.045 total tersangka kasus narkoba di Indonesia per bulan Juni 2022 (nasional.tempo.co, 15/10/2022).

Tidak hanya narkoba, pergaulan seksual pun menjadi tengah sorotan. Ratusan kasus dispensasi nikah pelajar di beberapa daerah meningkat drastis (detiknews.com, 16/1/2023). 

Tentu saja, kasus ini menohok kita semua. Bagaimana tidak? Pelajar yang notabene masih berusia belasan tahun, telah hamil duluan dan ada juga yang telah melahirkan, karena pergaulan bebas yang kebablasan. Bahkan beberapa diantaranya ada yang berusia sekolah dasar. Sangat belia. Miris.

Belum lagi, para remaja yang gandrung ciptakan konten nirmanfaat demi mendapatkan keuntungan materi. Belum lama dilaporkan, ada remaja yang mencoba hadang truk untuk keperluan pembuatan konten. Namun nahas, truk tak bisa menahan beban berat kendaraan, hingga akhirnya menewaskan yang bersangkutan (detiknews.com, 16/1/2023).

Kasus tawuran di kalangan para pelajar juga terus menjamur. Pelajar di Makassar ramai-ramai tawuran membawa senjata tajam, dilaporkan 10 orang ditangkap pihak kepolisian dan 1 orang mengalami luka (detik.com, 20/1/2023). 

Di Bogor, dilaporkan 13 pelajar dibekuk setelah diketahui akan melakukan aksi tawuran pada dini hari 19 Januari 2023 lalu (detiknews.com, 19/1/2023). 

Senjata tajam pun berhasil diamankan. Tawuran juga dilaporkan dari kawasan Tangerang. Sebanyak 72 remaja diamankan pihak kepolisian, karena diduga akan melakukan tawuran beberapa waktu lalu (detiknews.com, 15/1/2023). 

Kejadian serupa terjadi hampir merata di setiap kota. Perilaku pelajar kian brutal, tak peduli akibat yang akan terjadi. Hanya emosi yang dijadikan setir kehidupan. Data UNICEF menyebutkan bahwa kekerasan antar remaja di Indonesia mencapai 50 persen. Seperti kekerasan tawuran, geng motor, bullying yang terus mendominasi kehidupan generasi saat ini.

Serangkaian kasus yang menimpa generasi muda, bukanlah masalah biasa yang tiba-tiba muncul di tengah kehidupan masyarakat. Inilah hasil penerapan sistem rusak yang melahirkan sakitnya pemikiran generasi. Generasi tidak memiliki visi dalam menjalani kehidupan.

Sistem sekulerisme liberal menjadikan generasi tak mengerti tujuan hidup. Buta peta jalan kehidupan. Sehingga sangat wajar saat perilaku unfaedah menjadi pilihan. Sistem sekulerisme menjauhkan generasi dari tatanan agama. Akhirnya pola pikir dan pola tindakan pun tak memiliki standar benar atau salah. Semua menjadi bias dan tak jelas. 

Akhirnya generasi pun menapaki jalan dengan mengandalkan emosi semata. Energi generasi pun terkuras demi aktualisasi diri, demi materi, demi menuruti segala hawa nafsu, kesenangan dan segala jenis nilai materialistik lainnya. Karena sistem kapitalisme mengandalkan aturan keuntungan saja tanpa peduli atas akibat yang ditimbulkan. Memprihatinkan.

Segala bentuk masalah ini semakin parah saat negara acuh atas nasib generasi. Justru negara memfasilitasi segala keburukan yang ada dengan visi misi kapitalistik yang menguras potensi generasi demi mendulang keuntungan materi saja. 

Beragam konser kekinian yang menyajikan gaya hidup liberal, hedonis dan konsumtif. Selain itu, tayangan unfaedah yang semakin membanjiri jagat maya tak dapat dikendalikan oleh negara. Secara langsung ini pun menguras fokus generasi. Dan membelokkannya ke arah jalan yang sesat dan rusak.

Atas nama Hak Asasi Manusia, negara kapitalisme membenarkan segala bentuk kebebasan yang menimpa generasi. Pemahaman ini akhirnya merusak pemahaman generasi. Karena kebebasan tanpa batas. Negara dengan asas kapitalisme pun menangani berbagai kasus remaja hanya dengan solusi parsial. 

Solusi yang menyelesaikan masalah di hilir saja, tanpa menilik akar masalah yang ada di hulu. Wajar saja, segala masalah yang menimpa generasi pun kian membludak tak karuan. Karena akar masalah tak akan pernah dapat tercabut selama sistem yang diterapkan adalah sistem kapitalisme liberal yang sekuler. Sistem destruktif, sistem yang rusak dan merusak.

Sistem Islam sangat menjaga kualitas generasi. Karena sistem shahih ini memahami bahwa generasi adalah pemegang tonggak peradaban. Para pemuda-lah yang menjadi ujung tombak kebangkitan. 

Syaikh Ibnu Baaz dalam kitab Fatwa Syaikh Ibnu Baaz, juz 2, hal. 365 mengungkapkan bahwa musuh-musuh Islam merintangi jalan para pemuda muslim, mengubah pandangan hidup mereka, baik dengan memisahkan mereka dari agama, menciptakan jurang antara mereka dan ulama dan norma-norma yang baik di tengah masyarakat. Pelabelan buruk yang ditempelkan pada ulama menjadikan para remaja menjauhkan diri dari kalangan ulama.

Islam memerintahkan untuk membina generasi. Agar cakap mencapai tujuan hakiki dalam kehidupan, yaitu menggapai ridho Allah SWT. Generasi pemuda diciptakan menjadi sosok berkualitas yang senantiasa berjuang untuk kemuliaan Islam dan berjuang demi syariat. Agar tercapai umat yang kuat iman dan takwanya.

Edukasi para pemuda disyariatkan sejak awal dalam kandungan hingga tumbuh dan berkembang menjadi pemuda yang memiliki ketangguhan menyeluruh yang mencakup kemampuan duniawi yang diiringi bekal keimanan sempurna.

Keluarga menjadi pondasi awal yang utama dalam membangun generasi. Dilengkapi dengan kendali dari kontrol masyarakat yang selaras dengan sistem yang berpondasikan syariat Islam. Semua prinsip ini hanya dapat dibangun dalam wadah negara berasaskan syariat Islam, Daulah Khilafah Islamiyah. 

Sistem yang diterapkan adalah sistem Islam. Sesuai teladan yang dicontohkan Rasulullah SAW. Dari sinilah dapat terlahir generasi gemilang cemerlang yang bervisi menegakkan syariat Islam demi penjagaan umat. 

Layaknya Usamah bin Zaid yang memimpin pasukan pada usia 18 tahun, Sa'id bin Abi Waqash yang pertama kali melontarkan anak panah di jalan Allah SWT. pada usia 17 tahun, Zubai Al Awwam yang pertama menghunuskan pedang di jalan Allah SWT. pada usia 15 tahun. Dan masih banyak pemuda gemilang yang menjadi tombak peradaban Islam nan cemerlang, semasa Rasulullah SAW. dan Kekhilafahan Islamiyah. 

Selayaknya kita tak perlu meragukan kepastian syariat Islam yang senantiasa mengedukasi dan menjaga umat dengan sempurna.

Wallahu a'lam bisshawwab


Oleh: Yuke Octavianty
Forum Literasi Muslimah Bogor
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar