Topswara.com -- Generasi muda saat ini sedang tidak baik-baik saja, kerusakan generasi muda setiap harinya makin bertambah dan mengkhawatirkan. Tidak ada ruang dalam sekularisme kapitalisme yang membuat pemuda menjadi taat syariat.
Pemuda adalah sosok yang idealis, memiliki keberanian dan selalu menjadi inspirator dengan gagasan dan tuntutannya. Generasi muda adalah penentu perjalanan bangsa di masa yang akan datang. Pemuda adalah motor penggerak utama perubahan, pemuda diakui perannya sebagai kekuatan pendobrak kebekuan dan kejumudan masyarakat.
Sejarah mencatat tidak ada perubahan besar untuk kemajuan suatu bangsa maupun dunia tanpa peran serta kaum muda. Di sini kita bisa lihat akan sumbangsih para pemuda dalam kemerdekaan Republik Indonesia.
Pantas jika dikatakan pemuda adalah penentu maju mundurnya suatu negara, terbukti dari dulu, sekarang, dan yang akan datang pemuda sesuai dengan fitrahnya. Pemuda merupakan tulang punggung suatu negara, penerus estafet perjuangan terhadap bangsanya.
Itulah fakta sejarah bahwa dari tangan-tangan pemudalah perubahan terjadi, para pemudalah yang berani menumbangkan rezim diktator, para pemudalah yang telah mengganti orde lama menjadi orde baru hingga saat kita ada di era reformasi, terlepas dari ideologi yang diemban oleh mereka semua. Namun, kita mengakui bahwa pemuda adalah agent of change.
Dalam sejarah dakwah Islam, pemuda memegang peranan yang sangat penting. Adapun sosok pada masa Rasulullah SAW., di antaranya adalah Ali bin Abi Thalib yang paling muda ketika itu berumur 8 tahun mempunyai kecerdasan dan kepiawaian dalam strategi berperang dan menjadi khilafah di usia muda.
Abdullah bin Mas'ud usia 14 tahun yang kelak menjadi salah satu ahli tafsir terkemuka, Saad bin Abi Waqqas usia 17 tahun yang kelak menjadi panglima perang yang menundukkan Persia, Jafar bin Abi Thalib 18 tahun, Zaid bin Haritsah usia 20 tahun, Ustman bin Affan usia 20 tahun dan banyak lagi. Setelah masa Rasulullah SAW. kita mengenal Muhammad Al Fatih usia 24 tahun telah menaklukkan Konstantinopel.
Mereka semua adalah pemuda-pemuda hebat yang ada di zaman peradaban emas masa kejayaan Islam di masa lalu yang tidak kita dapati di saat kini. Sosok pemuda saat ini sudah terkikis oleh kerasnya sistem kapitalisme. Pemuda-pemuda Muslim khususnya mahasiswa yang sejak lama menyandang gelar kaum intelektual pun pada kenyataannya sudah dininabobokan oleh sistem.
Saat ini pemuda telah dihadapkan dengan tantangan globalisasi dalam ranah kesekuleran sehingga lahirlah generasi muda yang apatis, pragmatis, dan alergis, apatis terhadap permasalahan umat yang merupakan efek dari sistem sekuler, pramagtis dalam mengambil keputusan dan berfikir sehingga kecerdasan dan pemikiran cemerlang takkan kita dapatkan dalam hal ini, alergi kepada aturan yang syar'i sehingga menghasilkan generasi yang rusak secara pemikiran dan tingkah laku.
Dalam arena pendidikan kaum intelektual muda dijadikan komoditas oleh kaum kapitalis, kurikulum yang diberikan tidak menjadikan generasi muda khususnya muslim menjadi cerdas dan visioner melainkan menjadi individu yang sekuler alergi akan ajaran Islam.
Keangkuhan kaum intelektual muda Muslim mendominasi karena pemikiran mereka adalah menilai prestasi unggul dari prestasi akademik, bahkan menganggap seharusnya manusia cerdas adalah para penolak ajaran agama, bukti bahwa sekularisme telah merusak mentalitas generasi muda.
Apalagi para generasi muda telah terbuai dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, yang membuat generasi muda Muslim yang notabene adalah penyambut estafet kepemimpinan peradaban Islam acuh tak acuh disibukkan dirinya dengan agenda pribadinya. Serta mencukupkan dirinya dengan menganggap bahwa kemajuan teknologi sudah cukup mewakili kemajuan suatu bangsa.
Peran strategis pemuda Muslim sebagai agen perubahan dan pengisi peradaban kini tergerus dan terjajah oleh sekularisme yang sudah mendarah daging pada diri pemuda Muslim. Bagaimana bangsa ini akan menjadi baik jika generasi muda sebagai agen perubahan potensinya dibajak oleh sekuler kapitalisme. Saatnya kita sebagai umat Muslim sadar selamatkan pemuda dengan Islam.
Inilah peran pemuda-pemuda Muslim yang telah sadar dengan kondisi buruk dan terpuruk, dengan keadaan generasi muda yang sedang tidak baik-baik saja untuk segera membangunkan mereka yang tengah tertidur pulas agar segera bangkit untuk menyadarkan mereka bahwa virus bahaya telah mengancam mereka, serta mengembalikan mereka ke dalam rengkuhan Islam kaffah.
Wallahualam bissawab.
Oleh: Titien Khadijah
Sahabat Topswara
0 Komentar