Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Derita Muslim Rohingya Tidak Bertepi


Topswara.com -- Di daratan mereka diusir, di lautan mereka diabaikan. Muslim Rohingya terlunta-lunta di lautan menjadi manusia perahu yang nasibnya tak bertepi. Sementara tidak ada rumah yang dapat mereka tempati untuk pulang, karena terusir dari negaranya.

Pudie -Indonesia-27 Desember 2022 (Reuters), badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) mendesak negara-negara untuk membantu Muslim Rohingya yang terdampar di laut setelah berminggu-minggu di Samudera India yang menewaskan sedikitnya 20 orang tewas dan ratusan lainnya terdampar di Indonesia.

Hampir 500 pengungsi Rohingya telah berada di Indonesia selama 6 minggu, dan banyak negara yang tidak bergemin dan tidak merespons, walaupun telah berulang kali memohon dan meminta bantuan, kata UNHCR dalam sebuah pernyataan.

Persoalan Rohingya kembali muncul belakangan ini. Seluruh dunia tau permasalahan Rohingya tentang penderitaan, penyiksaan, pembunuhan.

Di Myanmar tidak diakui sebagai warga negara walaupun telah tinggal beberapa generasi di negara itu. Muslim Rohingya tidak mempunyai akses legal untuk bermukim di negara manapun bahkan di negaranya sendiri. Rezim Myanmar justru mengirim Muslim Rohingya ke kamp-kamp konsentrasi.

Etnis Rohingya merupakan minoritas di Myanmar dan Bangladesh, kebanyakan mereka tidak memiliki kewarganegaraan yang sah. Etnis Rohingya kebanyakan bermukim di negara bagian Rakhine yang tergolong paling miskin di Myanmar, minoritas Rohingya beragama Islam sementara mayoritas warga Myanmar beragama Budha.

Etnis Rohingya sering mengalami diskriminasi dalam kehidupan sehari-harinya, keberadaan mereka tidak diakui Myanmar karena tidak memiliki kewarganegaraan yang sah. Itulah kenyataan ketika Muslim menjadi minoritas maka kezaliman yang akan dirasakan. 

ASEAN tidak akan mampu mengakhiri  krisis Rohingya, karena organisasi ini lebih sering bertindak sebagai alat kekuasaan negara-negara imperialis untuk memenuhi ambisi ekonomi mereka di kawasan itu.

Demikian pula lembaga seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), telah gagal menyelamatkan umat muslim di dunia, walaupun PBB mengungkapkan rasa prihatin terhadap masalah Muslim Rohingya dengan mengirimkan tim khusus dan mencatat setiap bentuk pelanggaran HAM, namun semua itu tidak menyentuh masalah mendasar. 

Oleh karena itu masyarakat internasional tidak bisa diharapkan untuk menghentikan penganiayaan, pertumpahan darah, penderitaan, Muslim di Rohingya dan umat Muslim yang lainnya di dunia ini.

Muslim dunia terdiam, atas rezim kekejaman Myanmar, inilah bukti bahwa saat ini kaum Muslim dalam posisi yang lemah tak berdaya, saat menyaksikan saudara-saudaranya dizalimi musuh-musuh Islam, karena sekat-sekat nasionalisme membuat negeri-negeri yang mayoritas Islam tidak berempati terhadap saudara-saudaranya yang seakidah.

Muslim Rohingya adalah bagian dari umat terbaik (khairu ummah) yang seharusnya mendapatkan perlakuan terbaik. Umat Islam di seluruh dunia adalah umat yang satu (umatan wahidatan) yang harusnya bersatu dan tidak terpisah-pisah oleh jarak dan garis batas negara dan bangsa.

Masalah dan penderitaan Muslim Rohingya sesungguhnya adalah masalah seluruh Muslim di dunia dan merupakan suatu kewajiban seluruh umat Muslim dunia untuk melindungi darah dan kehormatan serta memberikan kebutuhan mereka, seperti sabda Rasulullah SAW., "Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, jadi dia seharusnya tidak menindas dan tidak menyerahkan kepada penindas, dan siapapun yang memenuhi kebutuhan saudaranya, Allah akan memenuhi kebutuhannya.

Masalah Muslim Rohingya tidak akan terselesaikan, kecuali menyelesaikan dengan cara syariat Islam, karena Islam memandang Muslim yang satu dengan yang lainnya bagaikan satu tubuh. Islam menyeru pada persatuan seluruh kaum muslimin dan melarang adanya perpecahan, jika kita menyaksikan ada bagian dari umat Muslim yang terzalimi, maka menjadi wajib bagi kaum muslimin yang lainnya untuk menolong. 

Kondisi ini hanya akan mungkin terwujud ketika umat Islam berada dalam suatu kepemimpinan politik di bawah naungan Daulah Islamiah yang berdasarkan metode kenabian yang merupakan solusi yang sahih dalam memecahkan problematika umat di dunia.

Wallahualam bissawab.


Oleh: Titien Khadijah
Sahabat Topswara
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar