Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Deklarasi Duta Anti Tawuran, Akankah Jadi Solusi?


Topswara.com -- Usia remaja merupakan masa-masa berproses dalam pencarian jati diri, akan tetapi ketika proses pencarian jati diri ini melanggar aturan dan norma yang berlaku di masyarakat tentu akan terjadi benturan di lingkungan sekitar dengan berbagai pihak. Alhasil tingkah laku negatif yang muncul seperti kenakalan remaja kian marak dan kerap kali berbuntut pada kriminalitas.

Kriminalitas remaja seperti tawuran telah menambah daftar panjang masalah negeri ini, khususnya di kota metropolitan Bekasi, aksi tawuran remaja yang keblinger memakan banyak korban juga membuat resah masyarakat terutama para orang tua.

Oleh karena itu, untuk menuntaskan aksi tawuran Pemerintah Kota, pihak kepolisian dari Polres Metro Bekasi Kota dan unsur TNI dari Kodim 05/07 menggelar Deklarasi Anti Tawuran Pelajar se-Kota Bekasi di lapangan Alun-alun M. Hasibuan, Marga Jaya, Bekasi Selatan, Kota Bekasi (idntimes.com 7/12/ 2022). 

Dalam penyelenggaraan kegiatan ini diikuti sebanyak empat ribu siswa yang berasal dari 216 sekolah tingkat SMA dan SMK Negeri ataupun Swasta di Kota Bekasi. Selain itu, pihak kepolisian juga sudah membentuk kelompok anak-anak yang dinobatkan sebagai duta anti tawuran agar mereka bisa saling bersinergi untuk menjalankan kegiatan yang positif di lingkungan masyarakat (beritaekspres.com 7/12/22).

Menurut Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Hengki duta anti tawuran ditugaskan sebagai pengingat teman-temannya agar tidak melakukan hal negatif seperti tawuran. Sementara itu, Plt Wali Kota Bekasi Tri Adhianto berharap dengan digelarnya deklarasi anti tawuran tingkat pelajar, peristiwa tawuran di Kota Bekasi sudah tidak ada lagi. 

Upaya aparat untuk menekan lonjakan tawuran di kalangan remaja memang patut diapresiasi, tetapi apakah dengan dibentuknya duta anti tawuran dapat berpengaruh pada angka penurunan tawuran? Jangan sampai solusi seperti demikian menambah masalah yang lain. 

Karena kesenggangan diantara siswa pun akhirnya terjadi, mereka seperti dikotak-kotakan antara satu sama lain mengingat kondisi remaja atau pelajar hari ini sungguh lemah mentalnya. Jadi dengan menunjuk duta anti tawuran bukanlah solusi yang tepat karena tidak dapat menyentuh akar permasalah yang sebenarnya.

Tawuran Merebak Indikasi Gagalnya Pendidikan Kapitalisme

Sejatinya tawuran merupakan masalah cabang dari tema besar mengenai sistem pendidikan. Fenomena tawuran oleh pelajar menjadi gambaran buramnya sistem pendidikan kapitalisme. 

Sistem ini menjauhkan generasi dari akhlak mulia dan berpotensi melakukan tindakan yang merusak di tengah masyarakat, juga dengan bangga melakukan aksi kriminal semisal tawuran untuk menuruti emosi sesaat tanpa menyadari dampak kerusakan yang muncul setelahnya.

Kemudian kriminalitas yang terjadi tidak hanya tawuran saja tetapi juga narkoba dan penyimpangan seksual telah menghantui negeri ini, itu semua merupakan buah dari sistem pendidikan kapitalisme. 

Pelajaran agama yang diperoleh saat proses belajar di sekolah tidak mampu menumbuhkan akhlak terpuji serta mulia karena sistem ini berasaskan sekulerisme atau agama dipisahkan dari penerapan kehidupan sehari-hari. Agama tidak ada andil untuk mengatur kehidupan bermasyarakat sehingga mampu mengikis akidah generasi secara perlahan.Alhasil yang terjadi adalah dekadensi moral pada generasi muda.

Memang pendidikan saat ini dilihat dari visi dan misi sudah bagus, tapi sayang tidak sesuai dengan fakta yang ada, susunan visi misi hanya teoritis belaka. Nyatanya pendidikan saat ini lebih memprioritaskan deretan nilai yang tinggi, tanpa mengaitkannya dengan akidah yang diyakini karena dalam pandangan kapitalisme standar perbuatan dikembalikan kepada asas manfaat. 

Kemanfaatan pada sistem kapitalisme diartikan dengan teraihnya materi sebanyak mungkin, dalam segala aspek kehidupan. Sehingga, sistem pendidikan dalam kapitalisme berorientasi pada keuntungan yang akan dihasilkan pasca jenjang pendidikan dilalui. Oleh karenanya wajar output pendidikan sistem kapitalisme tidak menempatkan ketaatan dan ketakwaan kepada Allah SWT sebagai perkara mendasar. 

Berakhlak Mulia dengan Sistem Islam

Dalam sistem Islam untuk mewujudkan gerasi tangguh negara sebagai penyelenggara pendidikan wajib menyediakan kurikulum berbasis akidah Islam selain ilmu pengetahuan umum dan IPTEK, juga sarana dan prasarana, tanggung jawab pembiayaan pendidikan yang dibebankan pada negara bukan individu, tenaga pengajar profesional, dan sistem gaji guru yang menyejahterakan. 

Negara melakukan pengawasan dan kontrol terhadap berjalannya pendidikan serta menegakkan sanksi bagi para pelanggar syariat seperti tawuran, perzinaan dan kemaksiatan lainnya tentu dengan sistem sanksi tegas bagi pelaku kriminalitas agar mereka enggan untuk melakukannya.

Kemudian juga segala tontonan yang mengarah pada kekerasan, kemaksiatan, pornografi dan pornoaksi harus dibabat habis agar tidak menjadi konsumsi publik secara bebas. 

Karena apa yang ditonton dapat menjadi contoh dalam bertingkah laku mengingat identitas mereka masih terombang ambing yang mudah saja terjerumus pada hal buruk, oleh karena itu media harus menyajikan informasi yang tidak melampaui batasan syara.

Selain itu, dibutuhkan pendampingan dari orang tua dengan senantiasa mengontrol agar mereka tidak terbawa arus sekulerisme yang menggerogoti dari berbagai lini. 

Selanjutnya lingkungan masyarakat yang kondusif untuk tumbuh kembang remaja dan negara dalam membentuk kepribadian generasi muda yang mulia tentu dapat menekan laju tindak kriminal secara menyeluruh.

Semua itu hanya dapat diwujudkan dengan sistem Islam gotong royong antara orang tua, masyarakat dan negara melalui sistem pendidikan Islam maka akan memperbaiki akhlak para generasi. Jadi mengapa masih bertahan dengan sistem rusak sedangkan Islam adalah solusi kehidupan?. Wallahu a'lam bish shawab.


Oleh: Heny Era
Sahabat Topswara
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar