Topswara.com -- Sebagai seorang Muslim penting bersabar dalam ketaatan dan menerima qada Allah Subhanahu wata'ala. Tidak hanya berhenti pada sabar, tetapi mengubahnya dengan mensyukuri apa pun yang telah Allah berikan dan putuskan. Begitulah mengubah sabar dengan syukur, yakni bersabar dengan alhamdulilah.
Ketika kita mampu mensyukuri segala kondisi, maka Allah Subhanahu wata'ala melipatgandakan nikmat dan kebahagiaan kita. Begitulah membelah hikmah, mengubah sabar menjadi syukur dan menemukan hikmah di balik kehidupan.
Seolah-olah mudah sekali ditulis atau diucapkan, tetapi dalam praktiknya ujiannya sepanjang hayat dan hanya orang-orang yang teguh dalam memegang keyakinan dan memiliki hati yang jernih yang mampu membaca hikmah dan mendapatkan karunia dari Allah Subhanahu wata'ala.
Semoga Allah Subhanahu wata'ala menguatkan keimanan kita dan menjadikan kita senantiasa bertakwa sampai akhir hayat. Aamiin ya rabbal 'alamin.
Disadari atau tidak, sebenarnya kebahagiaan itu bukan soal sesuatu yang harus kita tunggu. Tetapi, kebahagiaan adalah sesuatu yang mampu diciptakan, yakni dengan memaknai segala kondisi, keadaan, kenyataan dan menautkannya dengan keimanan kepada Allah Subhanahu wata'ala.
Sebagai contoh, yaitu, pertama, mengaitkan segala perbuatan kita dengan ketaatan dan keimanan kepada Allah Subhanahu wata'ala. Kedua, menganggap segala bentuk hasil yang kita terima, baik-buruknya datang dari Allah Subhanahu wata'ala. Ketiga, meyakini Allah Subhanahu wata'ala adalah sebaik-baik pembuat aturan. Sehingga, apa-apa yang datang dari Allah Subhanahu wata'ala diyakini sebagai yang terbaik dan harus diterima sabar dan ikhlas.[] Ika Mawarningtyas
0 Komentar