Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Teguran Allah Melalui Bencana Alam


Topswara.com -- Suatu hari ketika di masa pemerintahan  Umar bin Khattab terjadi gempa bumi di Madinah. Guncangan gempa tersebut turut dirasakan oleh Umar Bin Khattab selaku Khalifah di tengah-tengah kaum muslimin saat itu. 

Saat gempa telah usai, beliau menuju kepada rakyatnya seraya berseru,
“Wahai manusia… Apa ini? Alangkah cepatnya perbuatan maksiat yang kalian lakukan?”

Karena Rasulullah baru saja wafat beberapa tahun yang lalu, Umar meyakini bahwa gempa yang terjadi akibat perbuatan maksiat yang dilakukan oleh penduduk Madinah. 

Hingga akhirnya Umar berkata seraya mengancam penduduk Madinah,” Jika gempa ini kembali terjadi, maka aku tak akan Bersama kalian lagi!”.

Demikian ketegasan yang dilakukan oleh Umar Bin Khattab saat wilayahnya diguncang gempa. Ancaman beliau bertujuan agar rakyatnya kembali kepada ajaran Rasulullah SAW dan meninggalkan segala bentuk kemaksiatan kepada Allah SWT.

Bencana gempa juga pernah kembali terjadi dimasa pemerintahan Khalifah Umar Bin Abdul Aziz. Pada masa itu gempa melanda banyak negeri dalam pemerintahannya. Sehingga Umar bin Abdul Aziz harus segera memperingatkan seluruh walikotanya Melalui surat saat gempa telah selesai. 

Dalam surat tersebut sang khalifah menuliskan “Amma ba’du, sesungguhnya gempa ini adalah teguran Allah kepada hamba-hambaNya. Saya telah mengirim surat ke berbagai daerah untuk keluar pada hari tertentu. Maka barang siapa yang memiliki harta hendaklah bersedekah dengannya. Karena Allah berfirman, “Sungguh beruntung orang yang mengeluarkan zakat. Dia mengingat nama Tuhannya kemudian Sholat.” Dan aku perintahkan mereka untuk berdoa sebagaimana yang diucapkan Adam, “Ya Allah, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika engkau mengampuni kami dan merahmati kami, tentu kami akan menjadi orang yang rugi.”

Khalifah Umar Bin Abdul Aziz juga meyakini bahwa gempa yang terjadi akibat maksiat yang dilakukan rakyatnya. Karena itu, ia memerintahkan kepada seluruh rakayatnya untuk bertaubat dan kembali ke jalan Allah SWT.

Menilik dua kisah pemimpin Islam tersebut, hendaklah kita juga mengambil langkah yang sama agar bencana gempa tidak melanda negeri ini. Jika kita melihat fakta maksiat yang terjadi di negeri ini, kita akan mendapati bahwa negeri ini memang sudah pantas untuk diberi bencana oleh Allah.

Bagaimana tidak, begitu banyak maksiat yang bisa mengundang datangnya azab Allah. Seperti maraknya riba, riba bukan lagi sesuatu yang ditakuti oleh bangsa ini. Justru riba menjadi sesuatu hal yang wajar terjadi dalam menjalankan ekonomi negeri ini. 

Padahal Rasulullah pernah bersabda, “Apabila perbuatan zina dan riba sudah terang-terangan disuatu Negeri, maka penduduk negeri itu telah rela terhadap datangnya azab Allah untuk diri mereka.” (HR. Hakim).

Bahkan zinapun sudah sangat liar di negeri ini, bukan hanya zina antar pria dan wanita, justru perbuatan zina kaum Luth sudah sangat banyak dinegeri ini. 

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa kaum LGBT telah mencapai 3 persen dari jumlah penduduk Indonesia. 5 propinsi terbanyak yaitu Sumbar, DKI, Jateng, Jatim dan Jabar. Posisi pertama terbanyak adalah Jabar dengan populasi LGBTnya sebanyak 302ribu orang. Dan diyakini masih banyak lagi LGBT lainnya yang belum terdata.

Riba dan zina sudah sangat terang-terangan dilakukan dalam negeri ini. Sehingga sesuatu hal yang pasti mengundang murkanya Allah sang pemilik langit dan bumi. Kisah kedua Umar diatas harusnya bisa dijadikan solusi juga oleh pemimpin negeri ini. Karena memang solusi satu-satunya menghindari bencana adalah dengan kembali kepada hukum dan syariat Allah. 

Seluruh penduduk negeri ini harus segera bertaubat meninggalkan sistem kufur kapitalisme sekuler. Sistem inilah akar permasalahan banyaknya maksiat yang terjadi dalam negeri ini. 

Kapitalisme sekuler yang mengusung paham kebebasan membuat rakyat bebas melakukan perbuatan apa saja. Yang kebanyakan perbuatan-perbuatan tersebut justru mendatangkan bencana untuk negeri ini.

Sudah saatnya kita kembali ke sistem yang diridhai oleh Allah, agar kita bisa terhindar dari bencana-bencana yang melanda negeri ini. Wallahu’alam Bishshawab.



Oleh: Rika Lestari Sinaga, Amd.
Konten Kreator
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar