Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Tanah Surga, Milik Siapa?


Topswara.com -- Tanah Surga, hamparan daratan, perairan, dan kandungan bumi yang luar biasa melimpah menjadi daya tarik asing dan aseng berlomba-lomba ikut andil memiliki kekayaan tanah surga. 

Lantas, bak bersambut gayung jalan meraihnya disambut hangat oleh pemerintahan tanah surga ini dengan terbukanya jalan investasi dalam jangka waktu cukup panjang pada pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru.

Dilansir dari pernyataan menteri bidang investasi Bahlil Lahadalia dalam rapimnas kadin bahwa "Ini bukan soal ngemis atau tidak ngemis. Jadi kita kan harus menawarkan hal yang menarik bagi investor. Nah yang menjadi salah satu yang menarik adalah sweetener yang mungkin terkait dengan jangka waktu kepemilikan lahan" ditambahkan dari pernyataan sebelumnya oleh Suharso menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) bahwa pemerintah hendak merevisi Undang-Undang Ibu Kota Negara (IKN) sebab banyak investor yang ingin isi aturan hak pengelolaan lahan diubah yaitu memiliki jangka waktu hak milik pengelolaan tidak hanya 90 tahun tapi bisa sampai 180 tahun. (cnnindonesia.com, 2/12/2022)

Ibu pertiwi sedang bersusah hati melihat semua ini. Bagaimana tidak, jika realitas fokus negeri seakan berat sebelah demi kepentingan kekuasaan para investor. Dapat kita garis bawahi analisa dari fakta pernyataan para menteri negeri ini sebagai berikut ini:

Pertama, proyek besar Ibu Kota Negara (IKN) baru membutuhkan dana yang sangat besar hingga menjadikan pemerintahan negeri ini membuka selebar-lebarnya jalan investasi dari negara asing dalam pembangunan ibu kota.

Kedua, panjang umur hegemoni asing menguasai hak milik tanah surga. Bagaimana tidak, bahwa yang sebenarnya terjadi rakyat tak sepenuhnya mampu merasakan kekayaan tanah surga ini. Terbukti dengan adanya sejumlah perusahaan swasta asing berkuasa memrivatisasi Sumber Daya Alam yang tersebar di seluruh wilayah Negeri.

Ketiga, "mirisnya nasib menjadi pekerja di rumah sendiri" pernyataan itu menggambarkan realitas hidup di "tanah surga" saat ini dibawah kekuasaan sistem yang tumpul keatas dan tajam kebawah. 

Bagaimana tidak demikian, bahwa yang sebenarnya terjadi rakyat begitu sulit mendapatkan bahan pokok dengan harga murah. Fasilitas pendidikan mahal hingga pendidikan tak benar-benar merata tersebar ke seluruh penjuru negeri. Serta, begitu banyak kasus ketimpangan sosial seperti tindak kejahatan dan kekerasan merebak yang senantiasa muncul kasus baru di mana mayoritas akar masalahnya disebabkan ketimpangan ekonomi dan tidak terpenuhinya kebutuhan pokok.

Bagian terpenting sebuah bangunan adalah pondasi bangunan tersebut. Sama halnya dengan fungsi bangunan tersebut jika sudah berdiri, bagian yang mendasarnya adalah untuk apa dan siapa bangunan tersebut dibangun? Benarkan orientasi mendasarnya untuk kemaslahatan dan kesejahteraan rakyat, bukan demi pencitraan para pejabat atau kepentingan swasta baik dalam negeri maupun asing.

Antara hitam dan putih telah terbedakan secara jelas jalannya. Bukan abu-abu yang penuh dengan ragu, sama halnya dengan hukum sebab akibat sebuah penerapan sistem pemerintahan masa kini, dimana telah nampak jelas keberpihakannya pada para kapital pemegang kuasa kekayaan dunia. 

Namun janji Allah amat nyata terwujudnya bagi orang-orang yang beriman pada setiap firman dan syariahNya, salah satunya dalam firman Allah SWT yang berbunyi "Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan" (Qs. Al-A'raf: 96)

Hingga suatu masa, umat Muslim harus sadar dan bangkit dalam persatuan mewujudkan kehidupan dunia dengan sistem Ilahi yang tunduk akan syariahNya dan hidup sesuai fitrahnya sebagai makhluk Allah yang puncak kebahagiannya adalah meraih ridha Allah SWT. InsyaAllah

Allahu a'lam bishawab.[]


Oleh: Ayu Nailah
Aktivis Dakwah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar