Topswara.com -- Video viral sekumpulan remaja pelajar SMK di Tapanuli Selatan, yang menendang seorang nenek, hingga terjatuh, membuat kita terhenyak dan prihatin dengan tingkah laku mereka.
Belum reda pemberitaanya, muncul lagi video seorang pelajar SMP yang memukuli dan menendang temannya di dalam kelas, juga berita tawuran di SPBU di kota Medan yang menewaskan seorang remaja. Dan banyak lagi keterlibatan pelajar dan remaja dalam kasus kriminal dan narkoba. Inilah PR besar dalam dunia pendidikan dan kehidupan sosial.
Sangat mengherankan, ketika remaja dan pelajar aktif dalam kegiatan keagamaan atau berkumpul dalam pengajian, berpenampilan syar'i malah ditakut-takuti dengan isu radikalisme sehingha orang tua tidak membolehkan anaknya untuk belajar agama secara mendalam karena takut "direkrut ".
Remaja dan pelajar saat ini dijauhkan dari agamanya, akibatnya mereka mengalami keterpurukan akhlak, semakin tidak punya adab, berperilaku kasar terhadap orang tua maupun gurunya, ini terjadi bukan saja di sekolah umum bahkan di pesantren yang notabene mendidik agar anak berakhlakul karimah.
Menurut survey Badan Narkotika Nasional 2,3 jt pelajar menkonsumsi narkoba ,pada tahun 2018 KPAI melaporkan 84 persen mengalami kekerasan di lingkungan sekolah, juga hasil riset Proramic for Intetnational Student Assesment (PISA) tahu 2018 menunjukkan Murid yang mengalami Bullying di Indonesia sebanyak 41.1persen.
Inilah buah dari sistem yang dianut saat ini, sekulerisme dalam dunia pendidikan, kemudian direalisasikan dalam Peta Jalan Pendidikan 2020-2035. Yang mana Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yakni frasa pelajaran agama dihilangkan. Dengan dalihnya bahwa draft tersebut masih dalam rancangan dan akan diperbaharui. Kendati hal ini kontraversi dan banyak mendapatkan kecaman dari berbagai ormas Islam yang salah satunya dari Muhammadiyah.
Tahun lalu pemerintah menerbitkan SKB 3 Menteri. SKB tersebut mengatur tentang jilbab yang intinya, sekolah dilarang mewajibkan siswinya memakai jilbab, tetapi Mahkamah Agung membatalkannya. Namun demikian, pengawasan terhadap sekolah-sekolah yang mengingatkan siswanya untuk berjilbab terus ditingkatkan, terbukti ketika Gubernur JawaTengah memberi peringatan keras, akan memecat guru dari SMA di Sragen yang dilaporkan telah memberi nasehat dan menegur siswinya untuk mengenakan jilbab.
Yang dijadikan sasaran adalah pengajar Islam yang menurut pandangan mereka akan merusak prilaku para pelajar. Sebaliknya ketika munculnya perilaku negatif dari pelajar dan remaja seperti sikap kurang ajar terhadap gurunya, tawuran, narkoba tidak dijadikan prioritas dalam penanganannya.
Sekiranya mereka menyadari bahwa Islamlah satu-satunya yang dapat membentuk kepribadian pelajar dan remaja di negeri ini. Telah terbukti Islam, agama yang dapat mengubah masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat yang berperadaban tinggi mencetak generasi unggul dan berakhlak mulia, Allah SWT berfirman : "Alif laam Raa (ini adalah kitab yang Kami turunkan kepadamu( Muhammad) agar engkau mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya terang benderang dengan izin Tuhan (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa dan Maha Terpuji (TQS:Ibrahim :1)
Ada tiga hal kunci keberhasilan dalam sistem pendidikan Islam :
Pertama, menjadikan akidah Islam sebagai dasar pendidikan. Pada pembelajaran ditanamkan keimanan kepada Allah, sehingga setiap ilmu yang dipelajari menjadikan mereka semakin beriman.
Kedua, mempunyai tujuan yang jelas. Yakni mencetak kepribadian Islam, bukan untuk jadi pekerja di dunia industri atau menjadi pengusaha kaya saja, namun kelak diarahkan untuk menjadi pribadi yang cerdas, bermanfaat dan berkontribusi bagi umat. Rasulullah SWA bersabda "Sebaik baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain" (HR.Ahmad).
Ketiga, setiap pelanggaran atau tindak kriminal, negara akan menerapkan sanksi, jika mereka sudah baligh diberi sanksi seperti orang dewasa umumnya, jika mereka mencuri berlaku sangsi potong tangan, dan bila belum baligh maka pengadilan memerintahkan orang tuanya atau walinya untuk mendidik dan menasehatinya, karenanya Nabi Muhammad SAW menyebutkan, hisab Allah tidak berlaku pada anak yang belum baligh.
Apapun yang terjadi saat ini hanya Islamlah solusinya, yang akan memperbaiki akhlak dan menyelamatkan pelajar dan remaja di negeri ini. Bahkan para pemuda diseluruh dunia, dari keterpurukan dan kerusakan adab dan akhlak.
Wahai kaum muslimin mari kita ajak para pelajar dan remaja agar menjadi pemuda tangguh yang akan memimpin peradaban dunia, pemimpin masa depan penegak dienul Islam. Allahu Akbar!!!
Oleh: Ummu Rumman
Pegiat Dakwah
0 Komentar