Topswara.com -- Narkoba dan generasi muda seolah sulit dipisahkan saat ini. Kasusnya kerap mewarnai berita, membuat resah para orang tua. Rusaknya generasi, adalah dampak narkoba yang sangat mungkin terjadi. Dibuai dalam halusinasi, merusak akal hingga hati nurani. Hancurnya peradaban masa depan, diawali dengan rusaknya generasi muda sebagai agen perubahan.
Direktur Reserse Narkoba (Diresnarkoba) Polda Kaltim Kombes Rickynaldo Chairul menyatakan, pengungkapkan kasus bermula dari informasi yang diterima anggota subdit lll mengenai adanya transaksi narkotika di sekitar Perum Bumi Sempaja, Samarinda utara, kota Samarinda. Menindak lanjuti informasi tersebut, anggota langsung meluncur ke lokasi yang dimaksud untuk melakukan penyelidikan pada senin, 21/11/2022 lalu.
Dan berhasil mengungkap barang bukti sabu-sabu sebanyak 5 kilogram siap edar di wilayah Samarinda. Tak hanya berhasil mengamankan barang bukti narkoba, polisi juga meringkus seorang pelaku yang masih di bawah umur. (Liputan6.com Balikpapan, 25/11/2022)
Kasus narkoba lain terjadi di daerah Lombok. Seperti dkutip dari selaparangnews.com, 17/11/2022, empat residivis narkoba asal Lingkungan Jorong, Kelurahan Pancor Kecamatan Selong, kembali digelandang ke Mapolres Lombok Timur oleh Tim Satuan Reserse Narkoba Polres Lotim setelah kedapatan memiliki Narkoba jenis sabu. Kasat Narkoba Polres Lotim AKP l Gusti Ngurah Bagus Saputra menjelaskan bahwa residivis tersebut berhasil diamankan berdasarkan informasi masyarakat bahwa di wilayah tersebut sering dijadikan tempat transaksi Narkoba.
Juga di daerah Bekasi, tertangkapnya dua orang pemuda pengedar narkoba oleh Katim Presisi Polres Metro Bekasi Kota Ipda Ahmad berawal saat ia bersama tim berpatroli rutin, menjaga Kamtibmas wilayah. Menariknya modus pengedaran ini meniru persis film berjudul Jakarta vs Everybody yang tayang di bioskop pada Maret 2022, film yang diperankan oleh Jefri Nichol itu mengisahkan bagaimana pengedar narkoba mengedarkan barang haram itu dengan cara menaruh di bungkus permen.
Bahkan peristiwa pembunuhan tragis demi narkoba juga terjadi di daerah Okan Komering Ulu (OKU) Timur, Palembang, seorang mahasiswa (20) tega menusuk teman kuliahnya kemudian membakarnya untuk menghilangkan jejak. Agar dapat menguasai mobil korban hanya untuk membeli narkoba.
Seperti tak pernah habis, kasus narkoba melanda hampir seluruh wilayah Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Menjadi momok bagi bangsa khususnya kalangan para pemuda generasi bangsa. Berada pada usia pencarian jati diri, membuat pemuda berjiwa labil dan sangat mudah menjadi sasaran empuk bagi pengedar narkoba. Kondisi inilah yang menyebabkan pemuda akhirnya terjerumus mengonsumsi barang haram tersebut.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah. Edukasi, rehabilitasi, pemberantasan bandar narkoba, dan penetapan kebijakan telah dilakukan.
Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika yang menyatakan bahwa pecandu dan pengedar dapat dikenai sanksi pidana penjara, denda, rehabilitasi medis dan sosial, hingga pidana mati telah ditetapkan negara.
Tetapi nyatanya, pengedar dan pemakai narkoba masih saja terus bertambah. Bahkan slogan "Anak muda nggak pakai narkoba itu keren" belum mampu menginspirasi pemuda menjauhi narkoba.
Begitulah realita pemuda saat ini. Dapatkah mereka mewujudkan cita-cita negara menuju peradaban maju dana mulia? Karena masa depan negara terletak di pundak generasi muda.
Pemuda Rusak dari Sistem Rusak
Apabila kita menelaah lebih dalam, sistem kapitalisme dengan asas sekularismenya yang tumbuh dan berkembang di Indonesia saat ini, benar-benar telah membuat masyarakat memisahkan agama dari pengaturan hidupnya. Pun yang terjadi dengan pemudanya.
Para pemuda muslim menganggap bahwa Islam hanya mengatur ibadah dan hanya dipakai di masjid saja. Mereka tidak mengetahui bahwa pergaulan, pakaian, makanan, bahkan kehidupan bernegara berkaitan dan ada aturannya dalam Islam.
Menjadi suatu hal yang wajar, pada akhirnya para pemuda muslim menjalankan kehidupannya bukan untuk mencari ridha Allah, tetapi hanya demi mendapatkan materi sebanyak-banyaknya, sebagaimana tujuan kebahagiaan tertinggi dari sistem kapitalisme sekularisme ini.
Standar halal dan haram tidak lagi sebagai pijakan perbuatan. Asas manfaatlah yang dijadikan standar perilaku dalam setiap lini kehidupannya. Bahkan liberalisme pengusung kehidupan bebas sebebasnya telah merasuki jiwa pemuda muslim.
Hal inilah yang membuat pemuda Muslim terjangkiti pemikiran bahwa penggunaan dan menjadi pengedar narkoba adalah sebuah kesenangan, trend dari lingkungan pertemanan serta jalan kemudahan mendapatkan uang cepat.
Mereka merasa bebas melakukan perbuatan haram tanpa takut akan balasan siksa di akhirat. Karena sekularisme telah menggerus rasa keimanan pemuda. Gaya hidup liberal dan hedon berpadu menjadi satu kesatuan yang mewarnai setiap lini tingkah laku pemuda muslim. Inilah bukti dari sistem rusak yang turut membawa kerusakan pada generasi muda penerus bangsa.
Islam Selamatkan Generasi
Jika hal ini kita biarkan terus berlarut, maka kehancuran moral generasi muda Indonesia adalah sebuah keniscayaan. Padahal Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memberikan peringatan dalam firman-Nya : Jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, maka (ketahuilah) barang siapa mengikuti petunjuk-Ku, dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.” (TQS Thaha [20] : 123-124).
Kesadaran dan keimanann akan peringatan Allah ini, merupakan potensi yang akan merubah pola pikir kita dalam menyikapi masalah narkoba, dan cara memberantasnya. Segala usaha seperti duta anti narkoba, sosialisasi di kalangan pemuda dan milenial baik offline/online oleh BNN/Kementerian/Lembaga Pemerintahan/Keagamaan harus diimbangi dengan penegakan hukum yang jelas dan adil.
Kita sepakat bahwa narkoba adalah barang yang sangat berbahaya merusak fisik pikiran dan melemahkan mental penggunanya, dan menurut BNN dari tahun 2021 pengguna narkoba kebanyakan dari para remaja dan pemuda usia produktif.
Bisa diprediksi bagaimana kualitas para pemuda di bawah kendali barang haram ini. Dan dapat disepakati bahwa para pemuda adalah masa depan bangsa ini. Artinya permasalahan narkoba tidak hanya terbatas pada permasalahan kerusakan individu semata, tapi juga berkaitan dengan masa depan suatu bangsa.
Jika sosialisasi yang dilakukan sampai saat ini lebih kepada bahaya narkoba maka sebaiknya ditambahkan ke arah bahwa narkoba adalah haram, sesuatu yang haram tidak akan dapat ridha Allah. Serta pihak berwajib juga harus mempunya komitmen yang kuat terhadap pelanggaran ini, agar setiap hukum dapat ditegakkan untuk semua kalangan, dengan menyandarkan pada aturan Allah bukan aturan buatan manusia.
Baik di dalam Al-Qur'an maupun hadis memang tidak secara langsung disebutkan tentang hukum penyalahgunaan narkoba. Namun sejumlah ulama sepakat, bahaya yang ditimbulkan oleh narkoba sama dengan minuman keras atau khamr. Sehingga dalil Al-Qur'an dan hadits untuk mengharamkan narkoba sama dengan minuman keras atau khamr.
Segala bentuk ide yang bersumber dari sekularisme tidak bisa adil menjangkau dan melindungi masyarakat secara keseluruhan. Lebih berbahaya lagi ide kapitalisme yang saat ini dianut negara adikuasa dan mayoritas negara di dunia ini adalah ide yang tidak mendapat ridha Allah.
Sebagai seorang Muslim sudah semestinya ridha Allah adalah hal utama, untuk mendapatkan keberkahan di setiap penjuru negeri. Jadi sudah selayaknya kaum muslim yang peduli terhadap generasi, untuk mengajak setiap elemen masyarakat agar meninggalkan sekularisme dan menggantinya dengan Sistem Islam.
Karena Islam adalah sistem aturan Allah yang telah dibuat sepaket dengan penciptaan manusia yang wajib dipakai dan diterapkan sebagai standar perbuatan manusia. Dengan begitu pemberantasan narkoba bukan hanya jadi ilusi, tetapi tuntas diselesaikan sampai ke akarnya, dan masa depan bangsa terselamatkan dengan bersihnya pemuda dari pengaruh narkoba. Allahu a'lam bishshawab.
Oleh: Musriatun
Sahabat Topswara
0 Komentar