Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Melakukan Kebaikan


Topswara.com -- Perkara yang dinasehatkan oleh Rasulullah untuk kita  adalah memanfaatkan lima perkara sebelum lima perkara :
Pertama, waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu. Kedua, waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu. Ketiga, masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu. Keempat, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu. Kelima, hidupmu sebelum datang kematianmu.”
(HR. Al Hakim).

Nasehat ini sangat penting di renungkan, dipahami dan diamalkan. kadang kita lupa menggunakan masa muda, tiba-tiba sudah tua padahal belum banyak yang kita lakukan. Kita juga melupakan masa sehat baru ingat ketika sakit, rindu semangat untuk beribadah tetapi waktunya begitu sempitnya, ingin berinfak tetapi harta sudah hilang. Semangat untuk berinfak ketika hartanya sudah hilang.

Kita dianugerahi oleh Allah lima perkara maka bersegeralah untuk mengoptimalkan hal tersebut. Para sahabat sangat memperhatikan masa muda karena difase ini masih besar semangat, secara fisik masih kuat. Rasulullah mengingatkan memanfaatkan masa muda untuk beribadah kepada Allah.

Seharusnya pemuda-pemuda sekarang  senantiasa memahami potensi yang di miliki baik potensi ilmu potensi skill potensi waktu potensi apapun yang diberikan oleh Allah. Jangan sampai masa muda berlalu.

Hakikat hidup adalah beribadah kepada Allah dan tanggung jawab seorang Muslim adalah menegakkan kalimat Allah, memperjuangkan supaya tegak syariat Allah di muka bumi. 

Kalau pemuda-pemuda Muslim memahami hal itu akan lahir lah generasi-generasi pejuang yang berjuang menegakkan Islam. Pada saat Islam tegak di muka bumi maka penjajahan akan disingkirkan. 

Tetapi yang terjadi sekarang, musuh-musuh Islam berupaya mengebiri, mematikan potensi pemuda dengan cara masa mudanya dicekoki dengan kegiatan-kegiatan yang melalaikan, seperti pacaran, hangout berjam-jam, tugas kampus yang banyak, kemudian jam kerja yang membuat lelah. 

Tidak hanya sampai di situ, para musul Islampun menyerang dari berbagai penjuru, seperti model pakaian yang tidak syari, berbagai macam fast food yang belum tentu halal, kecantikan yang menjadi fokus perhatian pemuda-pemuda kita.

Sementara perjuangan jihad, menuntut ilmu agama, memperjuangkan Islam dijauhi, takut dilabeli sebagai generasi-generasi radikal. Inilah realita pemuda hari ini yang hidup dalam sistem sekularisme kapitalisme. 

Disisi lain kita harus memperhatikan kesehatan sebelum datangnya sakit. kadang kita tidak menikmati, tidak mensyukuri, serta menganggap kesehatan itu sesuatu yang biasa-biasa saja. 

Kemudian, tidak sungguh-sungguh dalam mengkaji ilmu, tidak optimal dalam berdakwah. Ketika sudah terbaring lemas karena sakit baru menyesal kenapa ketika sehat tidak ke sana kemari mencari ilmu. Kkenapa ketika sehat tidak optimal dalam menyampaikan dakwah islam.

Maka gunakan kesehatan semata-mata untuk beribadah kepada Allah jangan dipalingkan oleh aktivitas yang sia-sia, sibuk dengan amalan yang memalingkan dari ibadah kepada Allah.

Rasulullah mengingatkan kita memperhatikan zona kekayaan kadang kita menyadari pentingnya keuangan finansial, sekecil apapun anugerah dari Allah sekecil apapun rezeki yang diberikan oleh Allah harus disyukuri dengan menggunakan harta untuk perjuangan dan beribadah kepada Allah. 

Dalam menggunakan harta bukan diukur dengan besar atau kecil, seorang Muslim tidak akan berat hati menggunakan hartanya di jalan perjuangan Allah. Sebagaimana yang dicontohkan oleh sahabat-sahabat Rasulullah ketika ada panggilan jihad bagaimana Abu Bakar as Siddiq menginfakkan seluruh hartanya untuk perjuangan berjihad di jalan Allah. 

Kemudian, Umar bin Khattab menginfakkan setengah dari hartanya, selanjutnya ada Utsman bin Affan menginfakkan sepertiga dari hartanya. Mereka melakukan hal itu karena dorongan ketakwaan kepada Allah. Namun hari ini, standar baik buruk, standar kebahagiaan bukan keridhaan Allah, tetapi nilai materi karena sudah terpengaruh ide kapitalisme.

Rasulullah memberikan nasehat kepada kita untuk memperhatikan kesempatan waktu luang. Siapapun dia akan senantiasa memperhatikan detik-detik yang dia lewati jangan sampai detik itu hilang tidak memiliki nilai ibadah. Jangan sampai waktu yang kita miliki hilang hanya untuk berkhayal, hanya untuk melamun, hanya untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak diridhai oleh Allah. 

Senantiasa efektif dalam menggunakan waktunya tidak akan melakukan kesia-siaan sebab kita gunakan waktu bernilai ibadah kepada Allah bukan dihabiskan dengan kesia-siaan terjerumus kepada kemaksiatan.

Terakhir, Rasulullah mengingatkan kita untuk memperhatikan kehidupan sebelum kematian. Karena sebaik apapun semangat kita lakukan pada saat pintu kebaikan sudah tertutup justru saat itu kita akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah tentang amal-amal yang sudah kita lakukan. Tidak sedikit pada saat itu banyak orang yang menyesal dan minta dikembalikan ke dunia untuk melakukan amal saleh dan itu sesuatu yang tidak mungkin.

Apa yang dinasehatkan oleh Rasululla lima perkara sebelum datangnya lima perkara yaitu harus kita perhatikan bahwa itu adalah anugerah, kenikmatan dari Allah ketika kita mampu mensyukuri menikmati hal tersebut maka itu akan lahir kebaikan-kebaikan. Wallahu A'lam


Oleh: Retno Dwi
Sahabat Topswara
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar