Topswara.com -- Bisa jadi, anak yang selama ini merepotkan kita dengan tangisan rewelnya di setiap malam hingga membuat kita lelah adalah tangisan indah yang kita rindukan di saat tua.
Mungkin saja, suara teriakan bising yang terjadi antara kakak dan adik saat sedang rebutan mainan, akan menjadi teriakan indah yang kita harapkan saat tubuh kita ringkih dan gigi tinggal dua.
Ada masanya kelak kita kan menangis, meratapi kondisi rumah yang nampak rapi, bersih tanpa coretan, gak berantakan, wangi, tenang tanpa teriakan. Seraya meratap pilu,
"Dulu, sering ada tumpahan air di ruangan ini. Dulu, ada anak-anak yang lari berkejaran sambil teriak histeris di rumah ini. Dulu, ada suara keributan kakak adik berebut mainan di sini. Dulu, ada yang corat-coret tembok membuat rumah tampak kusam. Dulu, ada kertas-kertas berserakan dan bekas krayon yang berhamburan.
Dulu..
Dulu..
Dulu.."
kemudian kita pun hanya bisa menangis sesenggukan
Kita tersadar. Bahwa semua yang menyebalkan dahulu adalah kenangan manis di saat kita tua. Semua rewelan anak dahulu serasa lantunan indah yang paling berharga.
Sekiranya waktu bisa berulang maka kita ingin kembali ke masa-masa itu. Masa-masa penuh drama, masa-masa emosi berwarna warni, masa-masa kelelahan. Inilah masa-masa yang kita rindukan dan kita tangisi. Saat anak-anak masih mau merepotkan kita. Saat anak-anak masih rewel membutuhkan kita. Saat kita selalu diperebutkan oleh mereka.
Dan begitu mereka dewasa. Sudah mengenal dunia yang berbeda. Kita tersadar. Kita bukan lagi satu-satunya dunia mereka. Mereka punya teman, organisasi, hobby, pekerjaan dan obsesi yang membuat mereka sibuk. Dan kita sekadar tempat transit bagi jiwa mereka.
Teringat nasehat Syaikh Al Munawi:
لا يعرف قدرها الا بعد زوالها
Kita tak tau berharganya sesuatu kecuali setelah hilangnya sesuatu tersebut
Maka, bersyukurlah bagi kita yang saat ini masih merasakan kelelahan itu. Jangan buru-buru menyudahinya. Nikmati. Hayati. Tersenyumlah. Gak lama lagi. Ya, gak lama lagi. Kita akan segera kehilangan. Jangan marah, jangan kesal dengan ulah mereka. Mereka hanya ingin menorehkan kenangan indah dalam hidup kita. Kenangan yang akan selalu kita rindukan hingga nyawa lepas dari raga.
Oleh: Ustaz Bendri Jaisyurrahman
Pakar Parenting Islam
0 Komentar