Topswara.com -- "Jangan sadarkan pemuda". Seperti inilah ungkapan yang tepat menggambarkan ketakutan Barat yang tidak senang dengan kebangkitan Islam. Sebab jika pemuda sadar akan jati dirinya sebagai seorang Muslim yang memiliki potensi besar, maka akan menghasilkan maha karya luar biasa bagi kebangkitan Islam. Sehingga Islam akan kembali menjadi negara yang diperhitungkan di percaturan politik dunia.
Lihatlah bagaimana Sultan Muhammad al-Fatih, seorang pemuda hebat dengan usia yang masih terbilang muda, mampu memimpin ribuan pasukan yang berhasil menaklukkan konstantinopel. Begitu juga Abdurrahman An Nashir (21 tahun). Pada masanya Andalusia mencapai puncak keemasannya. Dia mampu menganulir berbagai pertikaian dan membuat kebangkitan sains yang tiada duanya. Dan masih banyak lagi deretan pemuda muslim berhasil menorehkan mahakarya luar biasa dengan mengeksplor potensi yang dimiliki pemuda Islam pada masanya.
Namun sayangnya, fakta pemuda saat ini justru sebaliknya. Banyak para pemuda terlena dengan jebakan yang digencarkan oleh barat. Hedonisme dengan fun, fashion, food and life style, pemuda merasa bangga dengan jati diri ala Barat yang dibangun asas akidah sekuler. Pemuda pun digiring dengan slogan kebebasan berekspresi yang ditopang ide liberalisme.
Salah satu masalah terbesar dari ide kebebasan berprilaku adalah maraknya seks bebas yang dilakukan para pemuda, dampaknya hamil diluar nikah semakin menggejala seperti cawan yang tumbuh subur dimusim hujan, dan yang paling mengerikan adalah menyebar penyakit kelamin seperti HIV/AIDS.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Bandung, dr Ira Dewi Jani,mengatakan, terdapat 5.843 kasus HIV/AIDS berdasarkan Data Wilayah (DW) Kota Bandung sepanjang 1991-2021. Adapun 6,97 persen dari kelompok usia mahasiswa yang berarti terdapat 407 kasus.
Tidak sampai disini, pemuda pun terjerat pemikiran moderasi beragama. Mengatasnamakan semua agama sama, pemuda dipahamkan ide pluralisme. Wujudnya berupa kebolehan mengucapkan ucapan selamat natal pada kaum Nasrani, perayaan natal bersama, doa bersama lintas agama, shalawatan di gereja, dan lain-lain. Semua itu tentu melanggar akidah seoarang Muslim, telah mencampur adukan yang haq dan batil dan parahnya bisa membuat seoarang Muslim murtad atau keluar dari Islam.
Oleh karena itu, harus ada upaya sungguh-sungguh untuk menyelamatkan masa depan para pemuda. Sebab, pemuda sebagia estafet kepemimpinan harus memiliki kekuatan keimanan yang tinggi kepada Allah. Kedepan, dipundak pemudalah kepemimpinan akan dilanjutkan.
Maka apa yang harus kita lakukan untuk menyelamatkan pemuda dari serangan musuh musuh Islam hari ini?. Pertama, harus ada upaya memahamkan kepada pemuda jati diri yang sesungguhnya sebagai Muslim, yakni bahwa ia sebagai hamba yang diciptakan Allah, wajib tunduk kepada aturan Allah yaitu Al-Qur'an dan as sunnah. Karena kelak setelah kehidupan ia akan diminta pertanggungjawaban atas setiap amal perbuatan yang dilakukannya didunia.
Kedua, memahamkan potensi besar yang dimiliki para pemuda sehingga mampu mengembalikan kemuliaan Islam. Hanya dengan Islam, pemuda dapat terselamatkan dari bencana yang menghadang baik bencana pemikiran yang didominasi oleh ide sekuler liberal maupun yang lainnya.
Untuk itu saatnya memberikan kesadaran yang maksimal kepada para pemuda hari ini. Jika para kafir barat menyerukan untuk jangan sadarin pemuda, maka sebaliknya yang kita lakukan sadarkan pemuda dengan Islam! Wallahu`alam bisshawab
Oleh: Sri Wijayanti, S.Pd
Guru dan Aktivis Dakwah
0 Komentar