Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Ilusi Demokrasi sebagai Solusi


Topswara.com -- Di tahun 2021 perhelatan Bali Democracy Forum (BDF) yang diadakan baik secara fisik (luring) maupun secara virtual (daring) mengusung tema “Democracy for Humanity: Advancing Economic and Social Justice during the Pandemic”. 

Hal tersebut guna membangun design demokrasi yang kokoh dan menyoroti berbagai ketidakadilan ekonomi dan sosial yang terdapat di masyarakat sebagai salah satu dampak dari pandemi.

Tahun itu perhelatan dihadiri  oleh 50 perwakilan negara dan organisasi internasional. Selain Sekretaris Jenderal PBB, hadir juga 18 pejabat setingkat menteri/wakil menteri, antara lain Menlu Amerika Serikat Antony Blinken, Menlu China Wang Yi, Menlu Turki Mevlut Cavusoglu, dan Menlu Selandia Baru Nanaia Mahuta.

Dalam sesi penutupan Bali Democracy Forum (BDF), Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar menyampaikan bahwa design demokrasi yang kuat sangatlah diperlukan di kawasan Asia Pasifik guna mempropagandakan keadilan sosial dan ekonomi dalam menghadapi pandemi dan membangun pemulihan yang berkelanjutan (Antara, 9/12/2021)

Pada tahun ini, Kementerian Luar Negeri RI kembali menyelenggarakan BDF yang ke-15. BDF bertema “Democracy in a Changing World: Leadership and Solidarity", dihadiri oleh 323 peserta dari 112 negara dan 5 organisasi internasional, diantara 52 masih hadir secara luring maupun hadir secara daring. 

Pada pembukaan Democracy Forum (BDF) kali ini, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi menyampaikan sambutannya bahwa demokrasi sedang menghadapi berbagai tantangan dan mengalami kemunduran selama 16 tahun berturut-turut. Menlu berharap forum yang diadakan setiap tahun ini  mampu mendorong negara di dunia menerapkan demokrasi dalam situasi ini. Situasi ini membutuhkan kepemimpinan kolektif dan solidarity dunia yang kuat dan efektif. 

Hal serupa juga telah disampaikan oleh Sekjen PBB Antonio Guterres. Menurutnya, demokrasi mengalami stagnasi sehingga perlu pertanggung jawab dan perjuangkan semua negara (Kompas.com)

Retno Marsudi juga membenarkan, tidaklah mudah menerapkan demokrasi di setiap negara. Bahkan Sekjen PBB Antonio Gutteres dalam video sambutannya menyebutkan hal senada bahwa demokrasi saat ini mengalami kemunduran. 

Karena itu, melalui event ini ia berharap mampu mendorong negara lain untuk menerapkan dan mengembangkan demokrasi. Walau diakui banyak orang bahkan oleh dunia, demokrasi tidak sempurna. 

Namun Indonesia salah satu negara yang bisa menunjukkan bahwa demokrasi berhasil, demokrasi berfungsi, demokrasi membuahkan hasil, demokrasi delivers. Dan demokrasi adalah sekali lagi cara terbaik untuk memerintah dan melayani kepentingan rakyat," tegasnya
 menuturkan bahwa demokrasi akan membantu menghadapi tantangan sulit di tahun 2023. 

Penyelenggaraan BDF kali ini masih menaruh harap untuk bisa mendorong negara-negara lain menerapkan dan mengembangkan demokrasi. Padahal disampaikan juga oleh Menlu bahwa dunia telah mengakui jika demokrasi tidak sempurna (rri.co.id)

Lalu mengapa masih banyak pihak yang percaya bahwa demokrasi menjadi solusi persoalan dunia?

Sejatinya demokrasi hanyalah ilusi. Demokrasi tak akan pernah mampu memberikan solusi persoalan dunia karena justru berbagai prinsip demokrasi kontradiksi dan gagal mewujudkan dunia yang sejahtera. 

Teori demokrasi yang dipercaya bahwa rakyat berdaulat penuh secara politik, ekonomi dan sosial budaya; politik akan berpihak kepada rakyat; kehidupan rakyat pun makin maju dan sejahtera secara merata hanyalah kisah indah yang dialurkan oleh para oligarki kapitalis.

Benarkah proses terciptanya hukum demokrasi dari kehendak seluruh rakyat? Andai benar seluruh rakyat terlibat pun tak menjadi jaminan kualitas hukum yang dihasilkan benar-benar bermutu dan baik untuk rakyatnya dalam jangka panjang. Landasan hukumnya sangat lemah karena hasil buah pemikiran manusia, faktanya demokrasi tidak boleh melibatkan agama  hal ini bisa mengacam umat Islam dalam berakidah. 

Allah SWT telah kabarkan melalui firmannya dalam Surat Maidah ayat 49-50:

وَأَنِ احْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ وَاحْذَرْهُمْ أَنْ يَفْتِنُوكَ عَنْ بَعْضِ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَيْكَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَاعْلَمْ أَنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُصِيبَهُمْ بِبَعْضِ ذُنُوبِهِمْ وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ لَفَاسِقُونَ (49) أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ (50)

“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik [49]. Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan hukum siapakah yang lebih baik daripada hukum Allah bagi orang-orang yang yakin? [50]”

Demokrasi yang terbukti hasil dari sebuah pemikiran yang penuh tipuan dan hasilnya hanya berupa keserakahan, perselisihan dan keburukan tingkah laku manusia.

Sudahlah, saatnya umat Islam memahami sesatnya demokrasi dan mulai berjuang untuk mengganti ilusi dalam demokrasi dengan sistem Islam. Sistem yang harus diyakini kebenarannya karena datang dari Allah Dzat Yang Maha Benar dan nyata terbukti membawa kebaikkan dalam sejarah panjang peradaban Islam yang mulia.

Kemuliaan seorang Muslim dimaknai dengan berjuang untuk hijrah meninggalkan keburukan dan kemaksiatan. Termakna dalam Surat Al- Muddatstsir ayat 5:

وَٱلرُّجْزَ فَٱهْجُرْ

"Dan perbuatan dosa tinggalkanlah"

Wallahu a'lam bish shawwab


Oleh: Sari Chanifatun
Sahabat Topswara
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar