Topswara.com -- Setiap tahun jumlah orang yang terinfeksi HIV terus mengalami peningkatan. Data Epidemiologi UNAIDS menyebutkan bahwa hingga tahun 2021 jumlah orang yang terkena HIV mencapai 38,4 juta jiwa. Pada kelompok perempuan dan anak-anak meningkat tajam. Sekitar 40 persen perempuan dan lebih dari 51 persen kelompok remaja yang berusia antara 15-24 tahun dan 12 persen infeksi baru pada anak.
Hampir setengah dari kasus infeksi HIV baru pada anak dipastikan berasal dari ibu yang tidak menerima APV, sebab para ibu menghentikan terapinya selama hamil dan menyusui. Keterbatasan akses ke fasilitas kesehatan, biaya, stigma dari lingkungan sekitar juga efek dari obat yang dikonsumsi. Menambah peningkatan kasus penularan (Sindonews.com,28/11/22).
Banyak aliansi nasional yang di gagas untuk penanggulangan HIV. Bertujuan untuk mengakhiri AIDS pada anak. Memastikan bahwa tidak ada anak yang hidup dengan HIV yang tidak dapat mendapatkan pengobatan juga tidak terjadi infeksi baru pada anak.
Sebab UAIDS global menyatakan bahwa terjadi penambahan infeksi baru, kematian akibat AIDS terus bertambah di seluruh dunia. UAIDS juga membuktikan ketidaksetaraan yang dialami oleh orang dewasa dan anak-anak dalam hal akses pengobatan. Pada dewasa lebih dari tiga perempat mereka menggunakan terapi antiretroviral. Sementara anak-anak menggunakan obat-obatan (tempo.co,4/12/22).
Kenaikan kasus HIV-AIDS juga terus berkembang di kota Batam. Diskes kota Batam mencatat ada 446 orang pada tahun 2022. Banyaknya perilaku penyimpangan seksual sejenis, menyumbang lonjakan kasus HIV-AIDS. Penularan tertinggi dikalangan jenis kelamin pria pada usia produktif antara 25 sampai 49 tahun (Liputan 6.com,2/12/22).
Miris, HIV-AIDS juga diderita oleh anak anak dan remaja. Hari AIDS sedunia yang jatuh pada 1 Desember menjadi momen penting bagi penguasa dalam berupaya untuk menanggulangi HIV-AIDS.
Bertambahnya jumlah kasus sudah seharusnya menjadi perhatian yang lebih serius. Terlebih anak-anak juga remaja mereka adalah aset penerus bangsa.
Perilaku menyimpang seperti seks bebas, hubungan sesama jenis, berganti- ganti pasangan baik yang dilakukan oleh pasangan sah atau para pekerja seks komersial, juga maraknya narkoba, tidak dibiarkan terus berkembang dan membudaya.
Begitu banyaknya lembaga yang diciptakan dan program digagas dalam upaca pencegahan, penanggulangan juga penelitian kasus ini. Akan tetapi kenaikan kasus terus berlanjut. Solusi yang ditawarkan tak mampu menyentuh akar persoalan.
Inilah buah dari sistem kapitalisme yang diemban di negeri ini. Dari rahimnya terlahir perilaku yang liberal. Sistem ini menjauhkan aturan agama dari kehidupan dunia. Kebebasan individu termasuk didalamnya kebebasan seksual adalah hal yang tidak dilarang. Kebebasan individu dijamin oleh negara atas nama hak asasi manusia. Hubungan sesama jenis, sebagaimana fenomena LGBT juga bukan sebuah persoalan yang harus diselesaikan dengan tuntas.
Indonesia dengan penduduk mayoritas Muslim sudah seharusnya penanganan kasus HIV AIDS merujuk pada aturan Islam. Penguasa di dalam Islam akan mengambil beberapa kebijakan jika terjadi kasus seperti ini. Diantaranya adalah melakukan edukasi masyarakat.
Melalui sistem pendidikan Islam yang membentuk pola pikir dan pola sikap Islam. Sehingga terbentuk individu yang berkepribadian Islam. Mereka akan menghindari dan menjauhi segala larangan agama sebagai konsekuensi ketaatan kepada Allah SWT.
Penguasa bersama masyarakat melakukan pencegahan yang bertujuan untuk memutus mata rantai penularan. Pemberlakuan sanksi yang tegas bagi pelaku pelanggaran. Sebagimana Islam mengatur tata pergaulan laki-laki dan perempuan.
Seperti melarang berkhalwat atau campur baur antara laki-laki dan perempuan. Melarang mendekati zina seperti pacaran, bahkan melakukan perzinahan. Melarang menggunakan obat-obatan terlarang seperti narkoba, khamer dan sebagainya.
Pemberlakuan sanksi agar memberikan efek jera bagi pelaku agar kasus yang serupa tidak terus berulang. Bagi orang yang tertular berhak mendapat layanan perawatan, pengobatan terbaik. Mendapatkan pendampingan agar tetap semangat.
Demikianlah jika sistem Islam diterapkan di masyarakat keselamatan umat akan terjaga. Kemaslahatan dapat dirasakan oleh seluruh rakyat. Jika Islam diterapkan secara menyeluruh akan mendatangkan kebaikan dan mencegah kerusakan. Sebab Islam hadir sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam. Waallahu'alam bishawab.
Oleh: Endang Seruni
Muslimah Peduli Generasi
0 Komentar