Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Tingginya Kasus KDRT, Yakin Enggak Mau Move On dari Sistem Kapitalis?


Topswara.com -- Bagaimana perasaan kita jika melihat ada pasutri yang maen bogem di pinggir jalan. Entah apa yang merasuki sang suami sehingga memukuli istrinya sendiri. Kejadian ini viral di media sosial beberapa hari lalu.

Mirisnya, perlakuan tersebut dihadapan anaknya sendiri dan di depan khalayak umum, sehingga kejadian tersebut direkam vidio warga dan menjadi tontonan warga Depok.

Kekerasan dalam rumah tangga sering kali terjadi. Bagi pasutri yang tidak mampu mengontrol emosi pada pasangan, kekerasanlah yang terjadi untuk meluapkan emosi.

Menurut data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), hingga Oktober 2022 sudah ada 18.261 kasus KDRT di seluruh Indonesia, sebanyak 79,5 persen atau 16.745 korban adalah perempuan.

Selain data tersebut, yang bisa kita soroti dari data dari KemenPPPA itu adalah KDRT juga menimpa laki-laki sebanyak 2.948 menjadi korban. Jadi, laki-laki dan perempuan tidak boleh abai karena masing-masing memiliki resiko menjadi korban KDRT.

Dari data tersebut kita bisa lihat, betapa tingginya kasus KDRT di masyarakat saat ini.

Akar Masalah

Jadi seperti yang kita semua rasakan saat ini, memang kondisi serba sulit dan ruwet. Entah itu masalah ekonomi, politik, sosial, dan hukum semuanya bermasalah.

Dalam aspek ekonomi sering kali memicu KDRT, dengan gaji suami UMR tidak diimbangi dengan kebutuhan hidup semakin tinggi. Harga-harga naik seperti BBM dapat berimbas naiknya bahan pokok yang pada akhirnya menambah beban pikiran istri dalam mengatur keuangan, nah ini sangat mungkin sekali KDRT terjadi.

Pun masalah sosial, banyak perselingkuhan terjadi. Pelakor atau sejenisnya banyak ditemui di medsos dengan pasang foto-foto vulgar tanpa filter. Tayangan tv yang hanya mengejar rating, menayangkan acara tidak bermutu seperti KDRT publik figur yang memberikan contoh tidak baik.

Belum lagi permasalahan untuk biaya sekolah anak, kuliah mahal dan biaya pendidikan lainnya. Untuk memenuhinya kebutuhan hidup pun banyak dengan cara-cara yang tidak halal, seperti mencuri, menipu, begal dan kejahatan lainnya yang melanggar syariat Islam.

Jika tidak kuat iman individu dalam menghadapi persoalan-persoalan yang dialami maka sangat mungkin KDRT marak di masyarakat.

Semua masalah di berbagai lini kehidupan saat ini pun tidak terlepas dari sistem kapitalis sekuler, yaitu sistem yang memisahkan kehidupan dengan agama. Sistem kapitalis lah yang menjadi akar masalah yang ruwet ini.

Apa yang terjadi? Akibatnya terjadi kerusakan di berbagai lini kehidupan juga. Dalam konteks ini, keluarga pun terkena imbasnya.

Kekerasan dalam rumah tangga di Indonesia sangat tinggi, dan mayoritas korbannya adalah perempuan dan anak-anak. 

Jika seorang suami sebagai kepala rumah tangga tidak memberikan perlindungan kepada keluarganya, lantas anak dan istri akan mencari perlindungan kepada siapa lagi?

Islam Solusi Tepat
 
Islam adalah agama yang sempurna, selain mengatur tentang ibadah, Islam adalah way of life.

Ketika individu bertakwa kepada Allah SWT dan semua aturanNya tidak akan individu tersebut melakukan kezaliman terhadap keluarganya.

Terlebih memukul istrinya sendiri, berkata kasar saja dilarang dalam Islam.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, “Orang Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya, dan sebaik-sebaik kamu adalah orang yang paling baik kepada istrinya”.

Selain itu firman Allah SWT dalam Al-Qur'an  surah An-Nisa’ 4 ayat 19. "Dan pergaulilah istrimu dengan (akhlak yang) baik. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allâh menjadikan padanya kebaikan yang banyak".

Peran Masyarakat

Tidak kalah pentingnya, masyarakat juga berperan besar dalam keharmonisan rumah tangga. Yaitu saling mengingatkan dalam ketaatan kepada Allah SWT, jika terjadi perilaku yang menyimpang masyarakat wajib memberikan teguran agar kembali ke jalan yang lurus. 

Akan tetapi lagi-lagi karena masyarakat yang terbentuk saat ini masyarakat sekuler, maka pribadi yang terbentuk adalah masyarakat  individualis.
Jangankan memberikan kontrol masyarakat ataupun teguran, kenal saja tidak dengan tetangganya sendiri. 

Jadi, kontrol masyarakat dalam kehidupan Islam akan berperan mengurangi tingginya KDRT.

Peran Negara

Negara berperan besar dalam menjaga keharmonisan rumah tangga. Salah satunya memberikan sanksi yang tegas dan memberikan efek jera kepada pelaku KDRT. Sehingga masyarakat di luar sana akan berfikir seribu kali untuk melakukan kekerasan fisik kepada keluarganya.

Selain itu, negara memberikan tontonan yang baik dan mendidik dalam urusan rumah tangga.

Tentunya, sangat kita harapkan berada dalam kehidupan Islam. Yaitu kehidupan yang menerapkan seluruh aturan Allah SWT dan menjadikan Islam sebagai way of life, sehingga ketakwaan individu, kontrol masyarakat dan peran negara mampu mengatasi problematika kehidupan, termasuk angka kasus KDRT yang tinggi di Indonesia.

Oleh karenanya, wajib bagi seluruh kaum Muslim untuk move on dari sistem kapitalis sekuler dan kembali memperjuangkan tegaknya Islam secara kaffah. Wallahu 'alam.


Oleh: Munamah
Analis Mutiara Umat Institute
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar