Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Rasa Kecewa Seharusnya Membuat Hidup Lebih Baik


Topswara.com -- Kecewa, siapa yang pernah mendengar atau bahkan mengalaminya? Tentu saja saya, kamu, dia, dan setiap manusia pasti pernah merasakannya. Entah dia seseorang yang kaya raya ataupun orang miskin. 

Bagaimana dengan perasaan kita? Kesal, sedih, marah, atau bahkan sampai putus asa karena sulit untuk melupakannya. 
Apalagi ketika rasa kecewa tersebut datang dari orang-orang terdekat kita dan paling kita sayangi. Seperti, orang tua, kakak, adik, suami, istri, anak, atau sahabat terdekat kita. Pasti rasanya akan lebih mengecewakan lagi bukan. Saat apa yang diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan, terkadang juga memunculkan rasa kecewa. 

Kecewa merupakan hal wajar, dan suatu fitrah pada diri manusia, karena kecewa merupakan perwujudan salah satu potensi hidup yang Allah SWT. ciptakan dalam diri manusia. Adapun potensi hidup tersebut diantaranya:

Pertama, hajatul udhawiyah yakni, kebutuhan jasmani. Seperti: Makan, minum, istirahat, dan lain lain. 

Kedua, gharizah (naluri), ada tiga jenis naluri dalam diri manusia, yakni:
1.Gharizah Tadayyun (naluri mensucikan sesuatu) 
2.Gharizah Nau' (naluri melestarikan keturunan) 
3.Gharizah Baqo (naluri mempertahankan diri) 

Kecewa merupakan salah satu perwujudan dari naluri mempertahankan diri, sehingga wajar, apabila manusia merasakan kekecewaan dalam hidupnya. Namun, apakah ketika rasa kecewa itu datang, lalu melampiaskannya dengan berbuat keburukan atau bahkan sampai melakukan kejahatan? 

Sebagai seorang Muslim yang beriman tentu kita tau, kecewa adalah bagian salah satu ujian dari Allah SWT. agar kita menjadi manusia yang lebih baik lagi. 
Dan kecewa juga adalah cara Allah mengatakan kepada kita, "Bersabarlah Aku punya sesuatu yang lebih baik untukmu". Jadi, kita harus menyikapi datangnya masalah tadi dengan bijak dan logis untuk menyelesaikan nya. Walaupun sedih karena kecewa di bolehkan, dengan cara meluapkan emosi yang terpendam. Akan tetapi, kesedihan juga akan berdampak buruk, jika terjadi berlarut-larut.
Seperti firman Allah dalam surat Al-Imran ayat 139, yang artinya:

"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman". (QS.Ali-Imran:139). 

Terkadang Allah membiarkan kita untuk merasakan kepahitan dunia ini supaya kita dapat sepenuhnya menghargai manisnya iman. 

Oleh karena itu tidak perlu kecewa, apalagi sakit hati dengan setiap ujian yang kita terima. Jalani setiap ujian dari Allah SWT, Semoga setiap ujian yang Allah SWT. berikan kepada kita menjadi penggugur semua dosa-dosa kita. Ali bin Abi Thalib berkata:

"Aku sudah merasakan semua kepahitan hidup, dan yang paling pahit adalah berharap kepada manusia ".

Mencoba untuk terus belajar ikhlas, sabar, ridha, dan hanya berharap kepada Allah SWT. dengan cara, perbanyak zikir agar kesedihan kita berkurang, perbanyak shalat sunah, bangun di tengah malam, curhatlah kepada Allah agar mengurangi semua kegalauan kita, perbanyak shalawat agar hati kita menjadi tenang, perbanyak membaca Al-Qur'an, dan optimis dalam hidup. Maka hati akan tenang dalam hidup, jauh dari rasa kecewa. Allah SWT. berfirman, 

"Wahai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar". (QS. Al-Baqarah:153)

Hikmah di setiap peristiwa, ternyata baik menurut Allah SWT. Berbahagialah, karena Allah sedang menunjukkan kasih sayang-Nya. 

Sungguh Al-Quran itu menjawab setiap permasalahan kita dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Wallahu'alam


Oleh: Siti Hoeriyah
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar