Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Hilangnya Qawwamah Keluarga


Topswara.com -- Kasat Reskrim Polres Metro Depok, AKBP Yogen Heroes Baruno mengatakan, pihaknya menerima laporan masyarakat terkait adanya pembunuhan dan penganiayaan yang dilakukan seorang suami kepada istri dan anaknya di sebuah rumah di Kelurahan Jatijajar, Kecamatan Tapos, Kota Depok, Jawa Barat.

“Diduga pelaku adalah ayah kandung atau suami korban, awalnya diamankan di Polsek Cimanggis lalu kita bawa ke Polres Metro Depok,” ujar Yogen kepada Liputan6.com, Selasa (1/11/2022).

Yogen mengungkapkan, sang anak yang meninggal dunia mengalami luka pada bagian kepala, leher, mata, dan beberapa jari yang terputus. Luka tersebut membuat sang anak kehabisan darah dan meninggal dunia. Sedangkan sang istri dirawat di rumah sakit dalam keadaan kritis.

Sungguh miris sekali,seorang ayah sekaligus suami yang seharusnya menjadi tempat berlindung dan bersandar istri dan anak-anaknya berubah menjadi monster mengerikan yang tega membunuh dan menganiaya anak dan istrinya.

Kasus diatas bukanlah satu-satunya kasus KDRT dalam rumah tangga yang dilakukan oleh suami atau ayah di negeri ini. Kasus tersebut merupakan sebagian dari ribuan kasus yang terjadi di Indonesia.

Menurut data dari KemenPPPA, hingga Oktober 2022 sudah ada 18.261 kasus KDRT di seluruh Indonesia, sebanyak 79,5 persen atau 16.745 korban adalah perempuan.

Kapitalisme Sumber Masalah

Jika kita cermati, maraknya kekerasan terhadap perempuan dan anak sesungguhnya karena tidak adanya perlindungan terhadap perempuan dan anak, baik dalam negara, masyarakat, maupun keluarga. Hal ini karena minimnya pemahaman tentang kewajiban negara, masyarakat, ataupun anggota keluarga, serta tidak berlakunya aturan baku di tengah-tengah umat.

Berkembangnya ideologi sekuler kapitalisme di tengah-tengah kita, menjadikan kaum muslimin kehilangan gambaran yang nyata tentang kehidupan Islam yang sesungguhnya. Terlebih dengan makin gencarnya upaya Barat melancarkan perang pemikiran dan kebudayaan ke dunia Islam.

Sistem sosial yang rusak dan penerapan sistem ekonomi kapitalisme membuat rakyat hidup jauh dari sejahtera. Kemiskinan membuat kondisi kejiwaan tidak sehat sehingga bisa mengantarkan perilaku jahat pada anggota keluarga termasuk kepada ibu dan anak. Kondisi ini jelas berpengaruh pada terjadinya kekerasan oleh orang terdekat.

Dalam sistem kapitalisme ini kaum muslimin makin jauh dari Islam, baik pemikiran maupun hukum-hukumnya. Posisi Islam yang seharusnya dijadikan acuan atau landasan dalam berpikir dan bertingkah laku, digantikan oleh pemikiran kapitalisme. Sehingga, tidak aneh jika corak kehidupan sekuler kapitalismelah yang mendominasi umat saat ini.

Jelas sekali bahwa maraknya kekerasan dalam keluarga merupakan cerminan gagalnya bangunan sosial politik yang didasari ideologi kapitalisme saat ini, serta rapuhnya tatanan moral masyarakat.

Seorang suami adalah pemimpin dalam keluarga, dialah yang paling bertanggung jawab terhadap keluarga tersebut. Tanggung jawab yang paling utama dalam memimpin keluarga adalah memberikan keamanan dan keselamatan terhadap keluarga. 

Tetapi dalam alam kapitalisme ini menciptakan suami-suami yang mudah depresi dan emosi, sehingga hilanglah peran suami sebagai qawwam.

Islam Mengembalikan Peran Ayah dan Suami

Islam sebagai din yang sempurna telah memberikan peran dan tanggung jawab besar kepada laki-laki sebagai seorang ayah. Dengan perannya yang luar biasa ini, ayahlah yang akan mengantarkan keluarganya menjadi keluarga yang bahagia, selalu berada dalam ridha Allah, senantiasa berlimpah keberkahan, baik di dunia dan akhirat, dan akan terjauhkan dari keburukan.

Mereka juga diperintahkan untuk mengajarkan keluarganya untuk taat dan patuh kepada perintah Allah agar menyelamatkan mereka dari api neraka. Keluarga merupakan amanat yang harus terpelihara kesejahteraannya, baik raga maupun jiwanya.

Dan tanggung jawab yang paling utama dalam memimpin keluarga adalah memberikan pendidikan, keamanan, dan keselamatan terhadap keluarga yang akan membawa keluarga ini menuju surga-Nya. Karenanya, dalam menjalankan perannya, seorang ayah tidak boleh bersikap masa bodoh, keras, kaku, dan kasar terhadap keluarganya. Bahkan sebaliknya, ia harus mengenakan perhiasan akhlak yang mulia, penuh kelembutan dan kasih sayang.

Sebagai sistem yang sempurna dan paripurna, Islam menegaskan bahwa anak dan istri adalah tanggung jawab ayah sebagai kepala keluarga. Tetangga dan kerabat juga menjadi sistem pendukungnya karena setiap Muslim itu bersaudara yang saling menjaga dan saling berwasiat dalam ketaatan. 

Semua akan menyadari bahwa kekerasan dalam keluarga adalah kemaksiatan dan Islam memberikan sanksi tegas dan menjerakan di dunia maupun akhirat. Oleh karena itu, keimananlah yang akan menjadi benteng agar seseorang tetap taat dan tidak melakukan kemaksiatan.

Negara akan menciptakan iklim ekonomi yang sehat, seperti penyediaan lapangan kerja, dukungan berwiraswata, dan lain sebagainya sehingga para suami tidak akan depresi dalam mencari nafkah.

Negara juga akan menjamin pemenuhan kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, dan keamanan bagi setiap warga negara, sehingga suami bisa fokus dalam menjalankan fungsinya sebagai qawwam, ibu juga bisa fokus dalam mengurus rumah tangga dan anak anaknya. Anak anak juga akan tumbuh dalam suasana kondusif sehingga bisa menjadi generasi generasi hebat membangun peradapan.

Untuk mewujudkan kondisi ini tentu saja membutuhkan peran semua pihak, baik dari individu orang dewasa, keluarga dan masyarakat, serta negara. Semua itu akan terwujud ketika aturan Allah diterapkan secara kaffah, karena Islam telah mengaturnya sedemikian rupa, sehingga terwujud keluarga yang penuh ketenteraman dan kebahagiaan dunia dan akhirat.


Oleh: Nur Hidayat
Sahabat Topswara
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar