Topswara.com -- Walau ungkapan ini seringkali dibaca dan mendengarnya, namun cukup tersentak saat membuka muqaddimah kitab Akhlaqu Lil Banat karya Umar bin Ahmad Baradja, kitab adab bagi anak perempuan yang sangat fenomenal, sederhana bahasanya, dalam maknanya dan banyak sekali faedahnya.
“Inna Binta al yauma ummu al ghada” sesungguhnya gadis hari ini adalah ibu hari eseok, begitulah Islam mendidik anak perempuan. Karena posisi ibu tidak akan pernah dipisahkan dari anak perempuan begitupun pendidikan anak perempuan tidak akan pernah dipisahkan untuk menyiapkan ummun wa rabbatul bayt.
Sungguh sangat miris kita dikejutkan dengan generasi Citayam, dimana anak gadis berkumpul disana hingga larut malam Ceritanya mereka “Citayam Fashion Weeks” hingga tertidur di Jembatan.
Mereka kerap terlihat nongkrong bahkan berlenggang lenggok di depan banyak orang layaknya sebuah acara peragaan busana di area SCBD. Anehnya pemimpin negeri ini menganggap hal ini sesuatu yang positif yang menguntungkan materi dan menganggapnya sebagai generasi yang kreatif.
Kita bisa membayangkan jika anak perempuan hari ini buruk akhlaknya, sejak kecilnya sudah bengkok maka sangat sulit untuk diluruskan ketika mereka sudah dewasa. Dalan suatu riwayat diceritakan Fathimah kecil radhiyallahu ‘anha sudah memiliki akhlak mulia sejak kecilnya bahkan ketika Fatimah puteri Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tersebut sudah menjadi gadis remaja, akhlaknya berkilau. Sehingga beliau diridhai oleh Rabbnya, dicintai ayah bundanya dan dicintai saudaranya serta dicinta seluruh kaum muslimin yang memuliakannya.
Suatu hari ibunda Khadijah bermain di taman bersama puterinya Fathimah. Ketika itu Fathimah melihat pohon bunga mawar yang indah, lalu beliau bertanya, “Wahai ibunda kenapa pohon mawar yang cantik ini bengkok.” Ibunya menjawab, “ karena ketika pohon mawar itu semasa kecilnya bengkok dan tidak ada yang meluruskannya.” Maka demikian pula akhlak seorang anak perempuan, jika ia sudah bengkok sejak kecil maka sulit sekali untuk diluruskan, bisa-bisa ia patah.
Sungguh anak perempuan adalah ibu masa depan, jika akhlaknya kurang ajar maka kelak sudah terbayangkan oleh kita betapa rusaknya generasi yang akan dia lahirkan dari rahimnya.
Yang sangat kita sayangkan, gadis-gadis liar hari ini didiamkan oleh orang tuanya dan oleh negaranya. Anak yang tidak pulang ke rumah tidak dicari kemana rimbanya, juga negara tidak membuat aturan yang ketat untuk menjaga anak perempuan. Maka siapa sebenarnya yang menanggung beban kerusakan generasi hari ini?
Lantas bagaimana ayah bunda mendidik anak perempuan? Setidaknya hal-hal seperti ini wajib dilakukan oleh orang tua :
Pertama, mendidik adab yang baik sejak usia dini mereka.
Kedua, mengajarkan mereka untuk taat kepada Allah SWT sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah Ta’ala, rajin beribadah dan berpegang teguh kepada syariah.
Ketiga, mengajari mereka ihtiram, hormat kepada kedua orang tuanya, memuliakan keduanya juga ihtiram kepada para gurunya.
Keempat, mengajari mereka menghormati orang yang lebih tua dari mereka dan menyayangi anak kecil.
Kelima, memiliki rasa malu akan rendahnya harkat dan martabat mereka, rasa malu berbuat maksiat.
Keenam, mengajarkan mereka berkata dengan benar, jujur, bersikap tawadhu’. Tidak menyombongkan diri dan seluruh akhlak yang terpuji mereka miliki
Ketujuh, mengajarkan mereka agar menjauhi adab-adab yang kurang ajar, semisal berdusta, keluar rumah tanpa izin orang tua, membuka aurat, tertawa terbahak-bahak dan seluruh akhlak yang tercela.
Wallahu a’lam bishshawab
Oleh: Ustazah Yanti Tanjung
Pemerhati Keluarga dan Generasi
0 Komentar