Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Tuntutan Kenaikan Upah di Tengah Naiknya Berbagai Harga


Topswara.com -- Kata sejahtera adalah hal yang didambakan semua orang tanpa terkecuali, tetapi apa jadinya jika suatu negeri yang memiliki sumber daya alam melimpah ruah, tetapi nyatanya dari sosok pemimpin tersebut tidak mampu memberikan rasa sejahtera. Semua kebutuhan sehari-harinya dinaikkan tanpa memikirkan nasib orang-orang yang tidak mampu membelinya.

Bahkan, mengukir senyum di wajah para pekerja yang meminta dinaikkan upah saja tidak dihiraukan. Apakah bisa hidup sejahtera jika sistemnya membuat sengsara? Adakah naungan yang bisa membuat rakyat tersenyum indah, ketika berkeluh kesah didengarkan lalu ada solusi tuntasnya dan ketika meminta dinaikkan upah langsung diberikan tanpa tebang pilih darinya?

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Danang Parikesit, mengabarkan adanya proses persetujuan kenaikan tarif tol baru di 30 ruas jalan tol dan berlaku untuk Pulau Jawa hingga Sumatera (liputan6.com, 05/10/2022).

Pada penghujung Minggu pertama Oktober 2022 harga kebutuhan terpantau naik, seperti minyak goreng harga kemasan sederhana dan premium naik masing-masing naik Rp100 dari hari sebelumnya menjadi Rp16.200 per liter - Rp21.300 per liter.  Beberapa kebutuhan pokok seperti bawang merah, ayam, cabai pun ikutan naik.

Dilihat dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN) pada Minggu (9/10/2022) pukul 10.30 WIB, harga bawang merah naik 0,43 persen dibanding kemarin jadi Rp35.300 per kilogram (kg), bawang putih naik 0,18 persen jadi Rp28.400 per kg, dan daging ayam ras naik 0,29 persen jadi Rp34.050 per kg. 

Sedangkan cabai merah keriting yang naik 2.09 persen atau Rp1.000 dari Rp47.800 menjadi Rp48.800/kg. Harga cabai merah besar terpantau naik Rp100 menjadi Rp46.400/kg (bisnis.com, 09/10/2022).

Maka pantas jika pekerja meminta kenaikan upah dikarenakan pemerintah menaikkan harga hampir di semua kebutuhan. Padahal, mayoritas penduduknya bukanlah orang menengah ke atas melainkan semuanya menengah ke bawah dengan penghasilan yang minim. 

Seharusnya pemerintah menyadari bahwa kenaikan ini akan berdampak buruk bagi perekonomian rakyat, harusnya dibantu dan ditanggung beban rakyat bukan malah menambah beban untuk rakyat, bahkan soal menurunkan harga pun pemerintah tidak sepenuh hati hanya beberapa persen saja, tetapi bobot harganya masih terbilang mahal.

Apakah rakyat tetap sejahtera jika kebijakan pemerintah masih tidak berpihak kepada rakyat? Apakah rakyat tetap mau menerima kebijakan pemerintah yang jelas tidak menguntungkan malah menambah beban saja? 

Baik rakyat atau pemerintah harusnya sama-sama memahami, bahwa tugas pemerintah adalah mengayomi rakyat dan memenuhi kebutuhannya, dan rakyat harus memahami ada hak yang wajib diminta atau dituntut sampai dipenuhi oleh pemerintah dan tidak lupa saling menasihati pemerintah agar sadar bahwa ia harus memberikan keadilan secara merata.

Ketika keluh kesah rakyat tidak didengar lagi oleh pemerintah bagaimana bisa rakyat memenuhi kebutuhan hidup yang makin tinggi harganya, bahkan yang dikhawatirkan akan banyak yang nekat melakukan tindakan kriminal. 

Karena susahnya mencari penghasilan halal dan bernilai tinggi sehingga satu-satunya memakai jalan tengah adalah mencari kekayaan dengan cara yang haram, contohnya merampok, korupsi, dan lain sebagainya. Hal ini yang wajib diwaspada dan dipahami pemerintah karena tugas seperti ini bukan lagi rakyat yang memintanya, melainkan pemerintahlah yang memberikan langsung hak rakyat secara sadar bahwa ini adalah hak yang wajib dipenuhi.

Rasulullah SAW. bersabda: “Siapa saja yang berusaha memenuhi kebutuhan saudaranya, maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. Siapa saja yang menghilangkan kesusahan dari seorang muslim, maka Allah akan menghilangkan salah satu kesusahannya dari kesusahan-kesusahan di hari kiamat.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hidup Tenang dalam Naungan Islam

Siapa yang tidak bahagia ketika naungan atau sistemnya berasa dari Islam yang pernah memberikan kesejahteraan kepada siapa pun sekalipun dari kalangan berada tetap diberikan haknya secara adil dan merata. Bukan sebuah kisah perfilman yang diisi dengan drama tidak dijamin happy ending-nya, bukan cerita khayalan halu tanpa ada pembuktian, melainkan semuanya pernah ada dan asli dinikmati oleh orang-orang yang hidup di zaman itu.

Di mana ketika rakyat saat itu dipimpin dari tahun ke tahun, abad demi abad dilalui tidak pernah kekosongan sosok pemimpin Islam yang adil dan bijaksana dalam menjalankan tugasnya. Ketika rakyat berkeluh kesah, maka khalifah (pemimpin) akan mendengarnya, jika mengkritik karena ada kesalahan pemimpin maka akan diterima tanpa menghukum siapa pun yang menyampaikannya, dan ketika haknya belum terpenuhi maka pemimpin akan segera memenuhi hak-haknya.

Persoalan sekarang seperti meminta kenaikan upah, bagi seorang khalifah Islam bukanlah hal yang harus dihindar atau diabaikan begitu saja melainkan dilayani dan dipenuhi permintaannya, karena khalifah memahami bahwa rakyat membutuhkan uang yang lebih untuk membeli apa yang dibutuhkan dan diperlukan. Apalagi kenaikan upah bukanlah merugikan negara karena khalifah memahami segala sumber daya alam dan kekayaannya dapat dikelola dengan baik lalu dikembalikan kepada rakyatnya.

Begitulah Islam memuliakan setiap rakyat yang berada dalam naungannya. Tidak ada lagi kesengsaraan, tidak ada lagi demo sampai merenggut nyawa, dan hal yang merugikan banyak orang. Karena khalifah memahami tugas dan amanah yang harus dijalankannya sebagai pemimpin dengan mengikuti setiap syariah yang berlaku. Ketika lalai dalam menjalankan amanah, maka konsekuensinya adalah neraka, tidak mudah melewati pertanggung jawaban di hadapan Allah yang Maha adil.

Untuk itu, sudah tampak jelas bahwa tidak ada satu pun sistem yang mampu berlaku adil dan membuat hidup rakyat tenang kecuali sistem Islam, dan tidak ada seorang pemimpin yang adil kecuali pemimpin yang mengikuti standardisasi syariah. 

Maka, sebagai rakyat kita mau pilih yang mana, mau bertahan diabaikan lalu banyak kesengsaraan, atau beralih kepada Islam dalam sistem yang berlandaskan syariah yang akan memberikan keadilan secara sempurna? Pilihlah Islam sebagai solusi kehidupan sebelum terlambat.

Wallahualam bissawab.










Oleh: Muzaidah
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar