Topswara.com -- Peristiwa miris tragedi Kanjuruan merupakan salah satu peristiwa yang mencoreng citra buruk dunia olahraga, serta periayahan masyarakat di negeri ini. Betapa tidak peristiwa ini viral hingga mancanegara sesuatu yang tidak patut kita banggakan.
Saling tuduh dan menyalahkan atas peristiwa ini adalah hal biasa, bahkan argumen-argumen tak masuk akal dilontarkan oleh para pemangku kekuasaan. Sungguh menyedihkan.
Jauh sebelum peristiwa gas air mata di Stadion Kanjuruan, peristiwa serupa telah dirasakan oleh umat Islam saat aksi bela Islam.
Habib Rizieq Shihab menceritakan kronologis saat dirinya, para kyai dan umat dihujani tembakan gas air mata pada aksi bela Islam 4 November 2016 di ibu kota Jakarta.
"Pada saat tembakan datang bertubi-tubi termasuk ke dalam mobil komando, saya ada di dalamnya beserta para kyai para habib. Semua dihujani dengan gas air mata menjadi incaran dan satu persatu tumbang. Saya kuat karena pertolongan Allah SWT. gas air mata itu perih berlinang air mata,hidung perih keluar semua lendir cairan dari hidung, kulit panas terbakar akibat gas air mata, nafas mulai sesak, perut mual banyak yang muntah, gas air mata itu bukan gas tapi serbuk hanya namanya saja gas, masuk ke mata perih masuk ke hidung tak bisa nafas." jelasnya.
Para peserta aksi terus dihujani gas air mata dalam malam yang gelap, karena aksi hingga malam hari. Apa yang terjadi di Kanjuruan telah terjadi pada umat Muslim ketika menyuarakan aspirasi mereka akan ketidak adilan penguasa pada umat Muslim.
Dilansir dari id.m.wikipedia.org.ac.id gas air mata adalah senjata kimia berupa gas dan digunakan untuk melumpuhkan dengan menyebabkan iritasi pada mata, dan/atau sistem pernafasan. Gas air mata bisa disimpan dalam bentuk semprotan ataupun granat. Alat ini sangat lazim digunakan oleh kepolisian dalam melawan kerusuhan dan dalam penangkapan.
Bahan kimia yang sering digunakan antara lain, CS (2-klorobenzalmalononitril C10H5CIN2), CN (kloroasetofenon C8H7CIO), CR (dibenzoksazepin C13H9NO), dan semprotan merica ( gas OC, oleoresin capsicum).
Umat Muslim telah merasakan terlebih dahulu dahsyatnya gas air mata, telah melukai umat namun tidak sampai viral ke mancanegara dan tak mendapat kecaman. Kanjuruan bukanlah tragedi gas air mata yang pertama, seperti kata habib Rizieq Shihab "kami ditolong oleh Allah, sehingga kuat dan tidak sampai tumbang meskipun dihujani gas air mata." [] Titin Kartini
0 Komentar