Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Begini Cara Atasi Rasa Takut Bicara di Depan Umum


Topswara.com --Founder The Art of Dakwah, Ustaz Asep Supriatna memaparkan langkah-langkah mengatasi rasa takut berbicara di depan umum. 

"Ada beberapa langkah yang harus kita lakukan untuk mengatasi rasa takut berbicara di depan umum," tuturnya dalam Public Class The Art of Dakwah: Cara Mudah Mengatasi Rasa Takut Bicara di Depan Umum, Sabtu (24/09/2022), di YouTube The Art of Dakwah.

Pertama, terima. "Kita harus bisa menerima dulu, bahwa saat itu kita sedang takut, tak perlu bohong, mengakui di depan Allah mengakui di depan manusia, apa pun kondisinya diterima dulu. Nabi Ayyub a.s., sebelum disembuhkan oleh Allah, diterima dulu sakitnya. Penerimaan itu kunci dari keridhaan dan keridhaan itu kunci dari ketenangan. Jadi teman-teman enggak tenang jika enggak ridha dan enggak mungkin akan ridha jika enggak menerima," jelasnya. 

Kedua, analisis. "Coba renungkan, pikirkan analisis penyebab rasa takut hari ini takut karena apa? karena tidak menguasai materi, takut salah bicara, takut ada peserta yang lebih dari kita, merasa tak pantas berbicara, dan lain sebagainya.Takut karena apa harus kita analisis dulu, takut yang berkaitan dengan self esteem atau takut yang berkaitan dengan self confidence, ini dua hal yang berbeda," terangnya. 

Ia melanjutkan, jadi dua hal ini berbeda maka cara mengatasi pun berbeda, bedanya di gejala, gejala yang muncul berbeda. Self confidence orang tidak pede takut salah, karena biasanya sangat kontekstual. Orang tidak pede dalam suatu hal yang tidak dikuasai biasanya karena lack of skill, kekurangmampuan mereka dalam menguasai konten/materi. Berbeda dengan self esteem, minder karena self esteem itu bukan karena skill tapi karena lack of appreciation.

"Kita belum terlalu menghargai diri sendiri.
Sama-sama itu enggak pede, yang satu enggak pede kita enggak menguasai konten, yang satu karena berkaitan dengan apresiasi diri," ujarnya. 

Jadi menurutnya, perlu dianalisis dulu karena self confidence atau self esteem. Biasanya kalau minder itu berkaitan dengan self esteem karena kita merasakan tidak pantas berbicara, merasakan enggak layak berbicara, enggak mampu berbicara tapi kalau lack of skill itu tidak menguasai materi. 

"Kalau yang lack of skill tinggal apa yang dilakukan? Tinggal latihan, tinggal kuasai materinya. Tapi kalau karena lack of appreciation maka yang berkaitan dengan self esteem. Sering-seringlah memberikan apresiasi terhadap diri kita. Maksudnya, ketika kita diberi amanah, kepercayaan, menunjukkan kita berbicara, berarti Allah sedang memantaskan kita. Allah sedang memberikan kita kesempatan untuk naik kelas, jadi jangan rendahkan diri," pesannya. 

Kelola Rasa Takut

Kang Asep, sapaan akrabnya membeberkan tips mengelola rasa takut yaitu:

Pertama, luruskan niat kita bicara. "Ketika kita merasa takut berbicara enggak pede, minder dan sebagainya yuk, sekarang kita kembali kepada diri sendiri, kita bicara, itu untuk apa, demi apa, untuk siapa. Bicara, karena ingin dilihat manusia? atau karena Allah, atau pingin dianggap hebat oleh manusia. Ketika kita bicara masih memperhatikan komentar manusia, perhatian manusia, pujian manusia, ketika dipuji terbang ketika di kritik nyungsep, berarti selama ini kita bicara, ketika mengajar bukan karena Allah tapi karena manusia. Karena niat bicara dalam urusan apapun niat karena Allah," bebernya.

Kedua, minta pertolongan Allah. "Selalu libatkan Allah, berdoa minta pertolongan Allah. Sibuklah terkoneksi dengan Allah dibandingkan koneksi dengan manusia. Hubungkan diri kita dengan Allah, biarlah Allah yang mengatur, biarlah Allah yang memberi yang terbaik buat kita, pun nantinya gagal itu bagian takdir Allah. Kita sudah berusaha, Allah Maha segalanya, mudah bagi Allah buat hati kita jadi tenang, mudah bagi Allah membuat audien mendengar kita. Dengan melibatkan Allah kita dapat pahala," ujarnya. 

Ketiga, pelajari materi presentasi. "Kuasai materi, belajar, belajar, belajar, apapun itu tulis pelajari hafalkan kuasai dalilnya. Lebih enak jika kita menyampaikan materi yang dibuat sendiri sebelum muridnya belajar gurunya harus lebih dulu belajar. Berarti kalau selama ini kita merasa takut, berarti kita belum belajar. Belajar dari mana saja dari YouTube, internet, sosmed, bertanya langsung ke guru, perbanyak wawasan kita, baik yang sifatnya skill kehidupan maupun tsaqafah dari siapa pun," tuturnya. 

Keempat, buat diri nyaman dan rileks. "Ketika mau tampil buatlah anda nyaman dan rileks. Kalau nyamannya pakai batik jangan pakai jas. Nyaman mendengarkan murotal, dengarkan sebelum tampil. Setiap orang punya tips masing masing," sambungnya. 

Kelima, hadirkan strong why. "Kuatkan kembali strong why-nya. 
Apa sih pentingnya materi ini kita sampaikan bagi audiens, ada strong why di situ. Seperti kalau kita dakwah apa strong why di situ, kita menyelamatkan ustaz, mereka bisa paham Islam, bisa paham halal haram. Takut ustaz? Berarti Anda takut membuat mereka bahagia. Takut menyelamatkan mereka. Karena aneh ada orang yang mau terjerumus ke jurang enggak di tolong kenapa? Takut saya pegangnya, ya sudah. Apa yang kita bicarakan itu penting bagi mereka dan bisa jadi mereka akan berterima kasih pada anda. Kalau kita takut bicara berarti kita, menghalangi mereka dapat ilmu, halangi mereka dapat inspirasi, halangi mereka dapat hidayah, halangi mereka dapat kebaikan hanya karena kita takut," jelasnya. 

Keenam, perbanyak latihan. "Latihan bicara di depan orang, perbanyak jam terbang, justru jika kita diberi kesempatan, ambil, meskipun takut ambil! gimana kalau gagal? tinggal minta maaf," imbuhnya. 

Ketujuh, just do it, lakukan saja! "Lakukan saja meskipun takut, paksain ngomong, udah ngomong saja, setelah ngomong nanti akan ketagihan nikmatnya ngomong, nikmatnya dakwah. Jadi cinta, semangat tidak takut itu karena sering ketemu, biar enggak takut ketemu, maka ketemulah dengan mikrofon, ketemu dengan panggung, ketemu dengan orang. Dunia tidak akan berakhir hanya karena anda tidak maksimal saat berbicara. Tetapi, yang pasti anda akan kecewa ketika tidak menyampaikannya," pungkasnya. [] Rina
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar