Topswara.com -- Pernahkah kita melihat ada orang yang kecanduan menonton film atau series hingga lupa waktu dan mengabaikan aktivitas harian yang biasa dilakukan?
Menurut hellosehat.com kasus kecanduan menonton sangatlah umum terjadi. Orang yang mengalaminya bisa betah duduk manis menghabiskan banyak episode series. Padahal hal tersebut memiliki efek candu yang sama seperti narkoba.
Ternyata saat kita menonton acara yang kita sukai, maka otak akan menghasilkan dopamin, yaitu zat kimia yang mendorong perasaan senang, gembira dan bahagia. Akhirnya otak kita terus-menerus terpacu dan bersemangat untuk terus menonton alias kecanduan.
Berpijak dari sini saja, kita jadi tahu bahwa tidak ada gunanya sama sekali nonton film atau series sampai berjam-jam. Dalam industri film yang mendapatkan keuntungan besarnya tentu saja para pengusaha dan pemain filmnya sedangkan penonton tidak mendapat apa-apa selain rugi waktu. Karena waktu yang seharusnya bisa dipakai untuk hal-hal yang bermanfaat jadi terbuang sia-sia.
Padahal sebagai seorang Muslim sebaiknya harus memahami tujuan hidup manusia diciptakan, yaitu untuk beribadah kepada Allah SWT (QS. Adz-Dzariyat: 56). Setelah paham tujuan penciptaan, maka manusia akan beramal sesuai dengan tujuan hidup.
Manusia akan membuat prioritas dalam aktivitasnya, mana yang wajib akan dikerjakan dengan sungguh-sungguh, yang sunah akan diperbanyak dan yang mubah pasti akan dipilih mana yang bisa menghantarkan kepada kebaikan dan mana yang justru menjauhkan dari melaksanakan kewajiban.
Sebagai seorang Muslim banyak hal yang harus dilakukan setiap harinya. Rasanya waktu 24 jam sehari pun tidaklah cukup. Muslim wajib shalat lima waktu, membaca Al-Qur'an dan memahami isinya dengan mengkaji setiap saat.
Dan kalau dia seorang pelajar, maka dia harus menyelesaikan tugas sekolah dan belajar tak kenal lelah agar tercapai cita-citanya. Sebagai seorang anak, maka setiap Muslim wajib berbakti kepada kedua orang tuanya. Wajib meringankan beban ibunya dalam membereskan rumah termasuk mencuci, memasak, dan masih banyak kegiatan bermanfaat lainnya.
Lalu mengapa banyak kaum Muslim yang mengalami face watching. Hal tersebut dikarenakan pandangan masyarakat sekuler tidak memandang halal dan haram dalam perbuatan mereka yang penting senang dan puas akan dilakukan.
Adanya masyarakat sekuler tidak terbentuk dengan sendirinya, tapi memang disengaja. Barat mempunyai grand design yang keji untuk menjauhkan kaum Muslimin dari keterikatan kepada hukum syariat melalui sistem pendidikan dan media. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 120,
ÙˆَÙ„َÙ† تَرْضَÙ‰ٰ عَنكَ ٱلْÙŠَÙ‡ُودُ ÙˆَÙ„َا ٱلنَّصَٰرَÙ‰ٰ ØَتَّÙ‰ٰ تَتَّبِعَ Ù…ِÙ„َّتَÙ‡ُÙ…ْ ۗ Ù‚ُÙ„ْ Ø¥ِÙ†َّ Ù‡ُدَÙ‰ ٱللَّÙ‡ِ Ù‡ُÙˆَ ٱلْÙ‡ُدَÙ‰ٰ ۗ ÙˆَÙ„َئِÙ†ِ ٱتَّبَعْتَ Ø£َÙ‡ْÙˆَآØ¡َÙ‡ُÙ… بَعْدَ ٱلَّØ°ِÙ‰ جَآØ¡َÙƒَ Ù…ِÙ†َ ٱلْعِÙ„ْÙ…ِ ۙ Ù…َا Ù„َÙƒَ Ù…ِÙ†َ ٱللَّÙ‡ِ Ù…ِÙ† ÙˆَÙ„ِÙ‰ٍّ ÙˆَÙ„َا Ù†َصِيرٍ
"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu."
Barat adalah pencetus dan penganut sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan). Tentu saja Barat menganggap Islam adalah batu sandungan yang besar untuk kelanggengan ide-ide mereka. Karena Islam berpandangan sebaliknya dengan Barat, yaitu seluruh kehidupan ini ada hukum yang mengaturnya dan hukum tersebut wajib berasal dari Allah Subhanahu wa Ta'ala Sang Pencipta alam semesta.
Karena itulah mereka tidak akan pernah mau Islam diterapkan dalam institusi khilafah. Mereka berusaha menghalangi dengan semua tenaga, salah satunya dengan perang pemikiran dan perang kebudayaan serta menyebarkan ide-ide sesat mereka di film-film yang ditonton oleh kaum Muslimin. Karena itulah, sebagai seorang Muslim kita harus menjalani hidup sesuai petunjuk Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Dia tidak pernah mengajarkan kita untuk sekadar bersenang-senang di dunia termasuk dengan bersantai-santai menonton film yang sama sekali tidak mendidik dan menjauhkan kita dari agama kita.
Belum lagi sistem pendidikannya tidak berlandaskan pada asas Islam, tapi atas asas sekuler. Berbeda dengan sistem pendidikan Islam yang basicnya adalah akidah Islam. Ditambah lagi tujuan pendidikannya adalah membentuk individu-individu berkepribadian Islam, maka tidak heran jika generasi yang terbentuk adalah generasi-generasi terbaik yang mampu membuat khilafah sebagai mercusuar dunia.
Contohnya, ada Al-Khawarizmi penemu aljabar. Bayangkan, jika Al-Khawarizmi tidak menemukan angka nol, mungkin dunia tidak bisa menciptakan komputer. Generasi-generasi Islam masa khilafah benar-benar paham tentang apa yang harus mereka lakukan dan apa yang harus mereka prioritaskan.
Belum lagi, media dalam khilafah tidak akan pernah memberi tontonan receh yang berdampak pada tidak produktifnya generasi. Namun sayangnya khilafah yang menerapkan sistem pendidikan Islam dan memiliki media yang mencerdaskan sudah tidak ada lagi, tapi jangan khawatir Rasulullah SAW telah berjanji bahwa khilafah akan tegak kembali.
Untuk itu, kita harus mengkaji bagaimana cara Rasulullah SAW dulu menerapkan syariat. Harus mencari guru yang benar-benar paham tentang metode menegakkan hukum syariat lalu harus bersama-sama berdakwah. Karena berdakwah tidak bisa sendirian, perlu sebuah jamaah.
Oleh: Nabila Zidane
(Analis Mutiara Umat Institute)
0 Komentar