Topswara.com -- Trainer Parenting Islami Dini Sumaryanti membeberkan beberapa poin cara Islam menanamkan adab kepada anak usia dini.
"Ada beberapa poin bagaimana cara Islam menanamkan adab pada anak usia dini," ungkapnya dalam Dialog Program Cahaya Muslimah, Parenting Islami: Menanamkan Adab Sekaligus Memberi Ruang Eksplorasi pada Ananda, Jumat (2/09/2022) di Youtube Sultan Channel.
Pertama, penanaman aqidah. "Keimanan yang ditanamkan kepada anak selama proses pengasuhan. Ketika anak baru lahir, kita diperintahkan untuk memperdengarkan azan dan ikamah di telinga anak kita. Itu pendidikan aqidah. Ketika anak kita sakit, kita ucapkan innalillahi wainnailaihi roji'un, kita katakan pada anak kita bahwa sakit itu dari Allah," ujarnya.
Lebih lanjut, Dini menjelaskan, penanaman aqidah bukan sekadar tahu rukun iman itu apa saja, tetapi harus tahu bedanya menanamkan keimanan dengan ilmu pengetahuan tentang iman. "Pengetahuan tentang iman itu rukun iman. Sedangkan menanamkan keimanan itu dengan contoh orang tua yang memiliki iman yang kuat dalam keseharian. Ketika orangtua mengasuh anak dengan contoh, rasanya akan tertular kuat pada anak," bebernya.
"Jadi kita harus pahami, penanaman aqidah dengan penanaman keimanan itu bukan sekadar memberi ilmu tentang iman, tetapi rasa. Terutama bahwa Allah itu begitu mencintai kita, Allah itu Maha Kuasa atas semua yang terjadi pada kita, rasa syukur dan sebagainya," tuturnya.
"Jika terus-menerus itu tertanam kepada anak usia dini, maka akan tertanam bahwa Allah yang menciptakan dia, dan Allah yang Maha Kuasa atas dirinya. Ada Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang, ada Allah yang mengatur dirinya. Itu akan tertanam kuat bukan sekadar hafalan. Bukan sekadar lewat tepuk iman, satu iman kepada Allah, dan seterusnya. Bukan! Jadi lebih ke rasa kesadaran keimanan yang orang tua tularkan kepada anak," tuturnya.
Menurutnya, proses tersebut tidak akan mengganggu tumbuh kembang anak sama sekali seperti yang ditakutkan oleh orang orang Barat. Proses penanamannya pun seperti itu, bukan hanya memberi pengetahuan tentang iman, tetapi menularkan rasa keimanan menghadirkan Allah dalam setiap aktivitas orangtua atau yang kita kenal dengan idrak shilah billah. Orang tua menularkan kepada mereka itulah penanaman keimanan. Segala aktivitas kita kaitkan pada Allah dan anak akan melihat.
"Saya pernah melihat ada murid TK ketika marah ucapkan istigfar. Itu terjadi karena jika ibunya marah-marah istigfar itu yang ibu ucapkan. Menanamkan keimanan itu butuh ilmu, bahkan kesadaran terus-menerus akan hubungannya dengan Allah, sehingga ibu juga akan mengontrol perilakunya. Di situlah aqidah dan keimanan akan tertanam," terangnya.
Kedua, anak usia dini itu butuh diguyur cinta. "Rasulullah alaihi wa salam bersabda, 'Sesungguhnya barang siapa tidak menyayangi maka dia tidak akan disayang.' Hadis riwayat Muslim. Hadis ini disampaikan di saat Rasulullah sedang bersama cucunya, memeluknya, dan mencium cucunya," terangnya.
Pesan Imam Ali bin Abu Thalib ra ketika berwasiat tentang anak, Dini mengatakan bahwa ketika di usia 0-7 tahun pertama maka perlakukan anak seperti raja. "Maknanya memuliakan mereka, menyayangi mereka. Ini pesan Rasulullah dan Imam Ali bin Abi Thalib ra tentang mendidik anak usia dini, ketika di perintah untuk mengguyur dengan cinta, " jelasnya.
Ia melanjutkan, agar anak merasa dicintai maka guyur cinta anak-anak dengan cinta kapada Allah dan Rasulullah sebagaimana yang ada dalam kitab Min Muqawwimat Nafsiyah Islam dalam bab yang membahas cinta dan benci karena Allah. "Sahabat semua bisa baca terjemahannya yang ada dalam buku Pilar-Pilar Pengokoh Nafsiyah Islam," sarannya.
"Buku ini menginspirasi. Apa yang membuat sahabat-sahabat Rasulullah mencintai Rasulullah hingga siap berkorban harta maupun jiwa? Karena mereka merasa dicintai Rasulullah sehingga para sahabat mau melakukan apa yang Rasulullah perintahkan. Yuk, kita cintai orang-orang di sekitar kita sesuai dengan yang Allah perintahkan supaya tidak hanya mengguyur cinta, tetapi juga dapat pahala," paparnya.
Dini memberikan rumus SKMDH3, yaitu Kalau kamu mencintai saudaramu senyum, kalau ketemu katakan cinta padanya, muliakan saudaramu, doakan saudaramu, beri hadiah dan kasih tiga kata ajaib, maaf, tolong dan terimakasih.
Ketiga, menanamkan adab. "Bagaimana proses menanamkan adab sehingga tidak membuat proses mereka terhambat? Menanamkan adab dengan cara mengeksplorasi dunia dengan cara, pertama, dalam bentuk teladan, yaitu anak itu akan melihat orang tuanya, keseharian orangtua. Apakah kita sebagai orang tua sudah menjalankan adab-adab keseharian. Apakah kita, sudah menggunakan adab saat bicara, dengan orang yang lebih tua, adab ketika kita di majelis ilmu, adab ketika membaca Al-Qur'an, adab ketika bertamu, dan adab yg lainnya. Kalau kita ingin menjadi teladan maka kita harus belajar adab. Kedua, menyampaikan aturan yang jelas pada saat mau melakukan aktivitas. Ketiga, orangtua langsung mengingatkan pada saat kejadian," imbuhnya.
Keempat, memberi kebebasan mengeksplorasi. "Orangtua memberi sarana untuk mengeksplorasi anaknya dengan cara sisihkan waktu untuk bersama bermain dengan anak, seminggu sekali jalan-jalan, malam main dengan anak, dan menyediakan waktu untuk anak," pungkasnya.[] Rina
0 Komentar