Topswara.com -- Generasi bangsa seharusnya didik untuk menjadi generasi yang berkompeten mengurusi negara dan menjunjung nilai-nilai agamanya, bukan dididik untuk memusuhi agamanya sendiri.
Bagaimana bisa anak muda punya daya kritik kalau disibukkan hanya untuk mengeksploitasi dengan gaya yang tidak berbobot. Sungguh miris pemimpin daerah hari ini menggunakan daya anak muda untuk kepentingan para korporasi.
Di lansir dari (telisik.id 19/07/2022) Walikota Kendari mendukung Sosialisasi Penguatan Moderasi Beragama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) se-Kota Kendari tahun 2022. Untuk mendukung moderasi beragama ini kanwil telah melatih 449 orang sebagai penggerak moderasi.
Mantan kepala Kantor agama kota Kendari juga memberikan dukungan terhadap moderasi beragama, dengan mengatakan bahwa dadanya sosialitator yang dilatih akan dijadikan sebagai penggerak moderasi beragama, juga ketua FKUB menambahkan bahwa dari organisasi kepemudaan terdapat 44 peserta akan mengikuti sosialisasi ini.
Selain itu, kini telah di adakan Pawai Ta’aruf serta Carnaval yang di ikuti oleh ormas serta para pelajar SMA dan Madrasah se-Sulawesi tenggara yang berlangsung pada tanggal 10 hingga 15 Agustus. Pawai dan Carnaval tersebut di adakan di MTQ Sulawesi Tenggara, Kota Kendati. Agenda tersebut mewarnai pembukaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) XXIX tahun 2022 tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara.
Pembukaan tersebut juga di hadiri oleh Ketua MUI (Majelis Ulama Indonesia) Sulawesi Tenggara atas nama KH Mursidin, dalam sambutannya beliau mengatakan bahwa pawai taaruf dan Etno Religi Carnaval sebernya bagian dari warna dalam moderasi beragama di Sulawesi Tenggara, agar toleransi antar umat beragama juga tetap terjaga dengan baik dan tetap harmonis. (JPNN.com Sultara. 11/08/2022)
Pemuda hari ini telah terperangkap oleh pemikiran sekularisme sehingga konsep moderasi beragama di anggap wajar bahkan di apresiasi karena dianggap mampu mengikat erat setiap agama atau toleransi nan kuat.
Anak muda tidak memiliki daya pikir yang tajam untuk menyaring konsep moderasi beragama ini mereka hanya bertekuk seperti asisten yang dibayar oleh tuannya. Itulah yang terjadi hari ini, tidak heran lagi bahwa anak muda dijadikan pelaku dalam event moderasi ini sebab kontribusi anak muda sangat berpengaruh di kalangannya, bukan saja di kalangan anak muda melainkan juga kalangan anak-anak dan orang tua.
Jikalau anak muda punya kesadaran terhadap problem hari ini tentu dia tidak akan terperangkap oleh ide-ide Barat, dari sisi moral anak muda sudah minus bahkan there isn’t any (tidak ada lagi), sebab pemikirannya sudah dirusaki dengan paham sekuler, yang mana agama dijauhkan dari kehidupan.
Sehingga agama hanya mengatur dalam ibadah spiritual sedangkan dalam kehidupan sehari-hari bebas melakukan tanpa ada yang mengatur.
Moderasi beragama ini hannyalah kedok bagi pelaku sekuler untuk menjauhkan umat dari agamanya terlebih dalam rana toleransi, bisa kita lihat hari ini Islam di tuding sebagai intoleran yang semata-mata Islam hanya mementingkan diri sendiri.
Sebagaimana pendakwah Islam terus menyuarakan khilafah sebagai solusi problem negara ini di anggap sebagai sikap diskriminasi karena khilafah merupakan negara Islam yang diduduki oleh umat Islam sementara dinegara kita Indonesia punya agama yang berbeda bukan hanya Islam, itulah mengapa Islam di anggap intoleran.
Dengan pemerintah mengencangkan moderasi beragama, agar anak muda tidak terlalu ekstrem dalam beragama dan bertoleransi pada setiap agama, dari mengucapkan hari raya non Muslim, mengikuti perayaannya sebagai bentuk penghargaan sesama manusia.
Justru ini merupakan toleran yang kebablasan, dalam Islam kita di atur secara sempurna dari hubungan manusia kepada Allah, manusia kepada dirinya dan manusia kepada manusia lain.
Dalam hubungan manusia kepada Allah seperti shalat, puasa, zakat, manusia kepada dirinya seperti, makan, minum, pakaian, akhlak, hubungan manusia kepada manusia lain seperti jual beli, sewa menyewa, menghargai sesama dalam perbedaan, baik ras, agama dan perbedaan lainnya.
Islam sangat menjunjung tinggi toleransi, wujud toleransi agama Islam adalah menjunjung tinggi keadilan bagi siapa saja termaksud non muslim, Islam sangat melarang keras berbuat zalim dan merampas hak-hak mereka.
Islam juga menyediakan kebutuhannya bagi mereka yang tidak mampu, memberikan perlindungan dengan memeluk keyakinannya, Islam juga tidak memaksa agar mereka masuk Islam.
Sebagaimana lintas sejarah peradaban Islam, praktik toleransi sangat melekat pada diri kaum muslimin dan ini berlangsung lama dari kepemimpinan Rasulullah SAW. Hingga kekhalifahan setelahnya.
Dalam kisah yang tentu kita semua tahu bahwa Rasulullah SAW setiap hari mendatangi dan memberikan makan kepada seseorang yang beragam Yahudi, beliau juga pernah menjenguk orang Yahudi yang sedang sakit padahal beliau sering di ludahi olehnya, dan beliau pun melakukan transaksi jual beli dengan baik kepada non Muslim.
Selain itu setiap agama yang hidup di bawah kepemimpinan Islam berdampingan dengan baik tanpa ada kerusuhan satu sama lain untuk merebutkan hak-haknya. Tetapi mereka semua hidup damai karena mereka telah mendapatkan hak-haknya yang sama dengan kaum muslimin, mereka beribadah tanpa di ganggu bahkan tempat ibadah mereka disediakan.
Begitu pula terjadi pada masa kepemimpinan Umar bin Khattab yang berhasil membebaskan Yerussalem Palestina beliau tidak pernah memaksa kaum Nasrani untuk memeluk Islam bahkan mereka diberi luang untuk beribadah sesuai keyakinannya tanpa dihalang-halangi.
Begitu juga pada masa Muhammad Al-fatih yang sukses menaklukkan Konstantinopel, dimanah beliau mendatangi kaum Kristiani yang seketika wajah mereka menjadi pucat, tubuh mereka menggigil ketakutan, namun Muhammad Al-fatih membebaskan mereka tanpa ada yang terluka dan tidak memaksa mereka untuk memeluk Islam, mereka tetap memeluk agama yang diyakininya.
Dari kisah di atas sangatlah menarik untuk diketahui oleh kalangan anak muda, karena kisah Muhammad Al-fatih sebagai pemimpin kaum muslimin dengan usia yang sangat muda mampu bersikap adil terhadap kaum yang memiliki keyakinan yang berbeda.
Sangat patut dijadikan contoh agar anak muda sekarang memiliki sikap yang adil serta bisa memposisikan sikap toleran, hal ini bisa saja terjadi apabila mindsed anak muda sekarang di ubah menjadi pemikiran Islam, yakni pemerintah menyediakan sekolah-sekolah yang berkurikulum Islam, dan pemerintah terus mengakomodasi media-media yang tersiar, menyaring berita yang akan ditampilkan, karena media sangat terpengaruh bagi anak muda.
Jadi moderasi Beragama harus dihilangkan, moderasi ini akan merusak kepribadian anak muda karena jauh dari syariah. Sebagaimana anak muda wajib di bina karena mereka merupakan agen of change pembawa perubahan yang lebih baik untuk negara. Oleh karena itu, Islam kaffah merupakan solusi yang sangat baik untuk mengubah mindset anak muda hari ini. Wallahu ‘alam bisshawab.
Oleh: Sasmin, S.Pd
Pegiat Literasi
0 Komentar