Topswara.com -- Bunuh diri bukanlah kasus yang jarang terjadi di Indonesia, bahkan di dunia. Kasus bunuh diri ini sendiri disebabkan banyak motif, beragam dan bermacam alasan untuk bunuh diri. Bahkan terkadang motif bunuh diri itu sendiri tidak masuk akal sama sekali.
Misalnya karena diputuskan pacar, karena beban hidup dan yang belakangam terjadi salah satu kasus bunuh diri disebabkan karena tidak lulus di PTN yang diinginkan.
Seperti yang dilansir dari Hops.ID, Rabu (12/7) -
Berawal dari kiriman di akun Twitter @utbkfess, sender atau pengirim menyampaikan bahwa adiknya yang saat itu sedang menunggu pengumuman kelulusan masuk perguruan tinggi, memiliki nazar jika ia benar diterima di PTN impiannya ia akan memberi santunan untuk anak yatim. Jika ia tidak lolos pun, ia pun memiliki nazar lainnya.
Si kakak mengetahui nazar itu. Setelah mengetahui hasil kelulusan si kakak khawatir dengan keadaan adiknya tersebut. Sang kakak menuturkan bahwa jika adiknya diterima di UGM, dia bernazar akan memberikan bantuan santunan kepada anak yatim, sedangkan jika tidak diterima, ia akan suicide (bunuh diri).
Mengetahui hasilnya gagal dan pesan terakhir adiknya yang membuat khawatir si kakak mendapat pesan dari si adik. Setelah mengetahui pesan terakhir dari adiknya itu, si adik kabarnya menghilang, dan sebab itulah kiriman dibuat untuk meminta bantuan netizen untuk mencari adiknya tersebut. Selang beberapa jam, seorang pengirim yang mewakili kiriman sebelumnya menyampaikan bahwa adik yang sempat hilang itu ternyata sudah mengakhiri hidupnya.
Kasus diatas merupakan salah satu contoh dari banyak nya kasus bunuh diri yang selama ini terjadi di Indonesia bahkan di dunia. Hal ini merupakan bukti gagalnya negara dalam meri'ayah masyarakatnya.
Dalam kasus ini korbannya adalah seorang pelajar yang seharusnya menjadi generasi terbaik bagi bangsa, tetapi malah rapuh akibat kurangnya penanaman nilai agama secara menancap. Agama yang dipelajari selama dibangku sekolah hanya sebatas nilai akademik saja.
Maka menumbuhkan generasi-generasi yang lemah dan rapuh. Begitu menghadapi satu masalah saja langsung mencari penyeselasaian secara instan.
Dalam hal ini orangtua juga punya peran penting. Kurangnya peran orangtua dalam mendidik anak dalam menanamkan nilai-nilai islam merupakan salah satu penyebab lahirnya generasi-genarasi yang rusak.
Di sistem kapitalis saat ini banyak orangtua yang lupa akan perannya sebagai orangtua yaitu sebagai pendidik bagi anak-anaknya, terutama para ibu. Kebanyakan dari mereka saat ini lebih memilih bekerja dan berkarir diluar rumah. Bahkan adanya media sosial, banyak wanita-wanita yang mengutamakan eksistennya sebagai sosialita dibanding mendidik anak nya dirumah.
Satu-satunya penyelesai problematika umat di dunia hanyalah Islam. Sebab, Islam sangat perduli dengan generasi yang akan datang.
Dengan adanya sistem Islam, keluarga-keluarga Muslim sangat memperhatikan pendidikan bagi anak-anaknya sedari kecil. Dengan cara mendekatkan anak-anak merka pada Al-Qur'an dan menananmkan nilai-nlai Islam pada anak-anak mereka.
Negara di sistem Islam juga menjamin pendiidikan bagi setiap anak secara gratis dan berkualitas sehingga menghasilkan generasi-generasi yang kokoh dan berkualitas.
Salah satu hal yang dilakukan dalam pendidikan Isam adalah menanamkan keimanan pada anak-anak sehingga mereka memahami dari mana mereka berasal dan akan kemana mereka akhirnya nanti. Anak juga harus memahami bahwasannya kita di dunia hanyalah makhluk dan ada pencipta dibalik itu semua, sehingga sebagai makhluk haruslah taat kepada aturan dan syariat-Nya.
Sehingga setiap manusia paham bahwasannya setiap makhluk di dunia pasti akan merasakan mati, sesuai dengan firman Allah dalam Qs.Al imran ayat 185.
Hal ini akan menghadirkan rasa takut kepada Allah pada diri manusia itu sendiri, termasuk enggan melakukan bunuh diri karena merupakan dosa besar. Seperti firman Allah dalam Qs.An nisa ayat 29,
"Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah maha penyayang kepadamu.”
Dan kehidupan seperti ini, yaitu kehidupan yang menerapkan sistem Islam hanya akan terwujud dalam naungan Khilafah Islamiyah. Wallahu'alam Bi Shawwab.
Oleh: Sri Wahyuni, SE
Sahabat Topswara
0 Komentar