Topswara.com -- Haumm, bangun dipagi hari yang cerah, ditemani suara bising hiruk pikuk karena tinggal dipinggir jalan lintas. Oh iya, saya ingin bercerita tentang perjalanan hijrahku, aku seorang ibu yang sudah tidak muda belia lagi, ya jelas karena umurku sudah kepala empat.
Hm, setiap orang itu pasti memiliki masalalu, apalagi aku yang bukan berasal dari keluarga yang berpendidikan, ditambah lagi minim ilmu agama. Sudah lah pasti keluarga yang tidak memiliki pemahaman agama, cara mengatasi permasalahan kehidupan pun sesuai logika akal saja.
Contohnya, sebelum aku hijrah lika liku kehidupan kuhadapi semuanya pahit, walau terkadang ada manisnya. Tapi banyak pahit alias sedihnya berkepanjangan. Banyak putus asa ketimbang syukurnya.
Penampilan ku tidak mencerminkan seorang Muslimah atau istri yang shalihah. Suka mengumbar aurat ditempat umum, pamer perhiasan, dandan bak orang jahiliyah tempo dulu. Naudzubillah
Dipertengahan jalan dengan penuh kegelisahan, mungkin itu salah satu doa-doaku yang terkabul. Dahulu ya aku memang beribadah, beramal, tapi amalku tanpa ilmu, ibadah yang ku lakukan hanya formalitas, ketika dihadapkan dengan berbagai ujian, keluarga, suami, anak dan kerasnya kehidupan selalu gelisa dan putus asa.
Setelah masalahku selesai ya sudah aku lalai lupa ibadah sangking disibukkan dengan urusan kehidupan dunia. Singkat cerita dipertengahan sekelumit masalah malaikat penolong pun datang, satu persatu aku dipertemukan dengan sahabat shalihah yang selalu membimbing, menyemangati, mengajakku untuk kembali ke Islam.
Menghadiri majlis-majlis ilmu, ikut bimbingan bersama ustaz dan ustazah-ustazah yang baik juga ramah. Aku putuskan untuk hijrah totalitas dari jahiliyah menjadi istri shalihah.
Perjalanan Hijrahku
Menurut ku hijrah itu adalah perpindahan totalitas dari tingkah laku, perbuatan, sikap, dan sifat ku yang jahiliyah yang memberikan dampak buruk dalam hidupku untuk menjadi lebih baik. ketika kita menjalani hijrah, biasanya aku dan kita semua akan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik daripada sebelumnya, dan terus tetap berada di jalan kebenaran.
Untuk mulai berhijrah pun bukan hal yang mudah. Perlu tekat dan motivasi yang kuat untuk melakukannya. Karena akan banyak tantangan yang menggoda dalam menuju jalan kebenaran dan itu perlu di lawan. Tantangan biasa datang dari pihak keluarga besar, keluarga inti, teman kita juga masyarakat. Percaya dan yakinlah itu belum seberapa dibandingkan dengan hijrahnya Rasulullah SAW.
Yakinlah sahabatku ada banyak manfaat dalam melakukan hijrah di jalan Allah SWT. Selain dapat memberikan hidup yang lebih indah, hijrah juga akan membukakan pintu surga.
Tips Hijrah
Bersabarlah atas segala ujian, cacian dan hinaan di kala diri dalam proses hijrah. Hijrah bukan hanya untuk orang-orang yang taat saja, melainkan untuk mereka yang mau taat. Jika Allah mampu merubah siang menjadi malam, maka yakinlah Allah juga mampu merubah kecewa mu menjadi bahagia.
Ingatlah hiijrah yang tidak memberikan manfaat bagi dirimu dan yang lain maka hijrahmu belum totalitas yang kamu lakukan masih setengah-setengah.
Sahabat, tidak perlu menunggu menjadi baik dahulu baru berhijrah. Karena tidak ada yang tau umur miliknya, kapan pun Ia bebes mencabut nyawa ini, sementara kita masih bergelimang dalam maksiat. Hijrah-lah untuk menjadi baik. Dan hijab bukan sekadar pelindung bagi wanita, melainkan menggambarkan seberapa besar kekuatan dan keindahan dirinya untuk tetap taat dengan aturan-Nya.
Ingat lah sahabat, jangan remehkan orang yang baru memulai hijrah, kerana siapa saja berhak menjadi lebih baik daripada masa kelamnya. Hijrah itu butuh proses gak bisa instan. Penyakit hati yang paling berbahaya adalah ketika kita telah hijrah, kita merasa diri ini lebih shalih daripada yang lain.
Terkadang, kita mengeluh tentang penat dan lelahnya di dunia. Namun yakinlah, hijrah kita akan dibalas oleh Allah dengan pahala. Orang yang beriman itu bagaikan mutiara. Di manapun ia berada, keindahan selalu ada pada dirinya. Hijrah itu mudah, istiqamah nya yang sulit butuh kesabaran, tetap bersyukur, ikhlas menjalani prosesnya. Jangan lihat hasilnya tetapi nikmati proses hijrahnya, teruslah bersemangat menggapai ridha Allah SWT.
Ada banyak kebaikan untuk orang yang mau berhijrah di jalan Allah demi tegaknya Al-Islam, berikut dalilnya;
Dalam QS al-Baqarah,2:218, seperti tersebut di atas menegaskan bahwa orang-orang beriman, berhijrah, dan berjihad di jalan Allah, pada hakekatnya, adalah orang-orang yang akan mendapatkan rahmat dan ampunan Allah secara sempurna.
Hijrah dari kekufuran, yang didasari iman yang benar kepada Allah, akan diberi kemerdekaan dan kelapangan rezeki. Dalam QS al-Nisâ'/4:100 ditegaskan,
وَمَنْ يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الْأَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَة .
"Siapa yang berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di bumi ini tempat yang luas dan rezeki yang banyak."
Berhijrah karena Allah, rezeki dunia dan akhirat (surga) akan menjadi tebusannya. Dalam QS al-Hajj, 22:58 ditegaskan,
وَالَّذِينَ هَاجَرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ قُتِلُوا أَوْ مَاتُوا لَيَرْزُقَنَّهُمْ اللَّهُ رِزْقًا حَسَنًا.
"Dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah kemudian mereka dibunuh atau mati, maka Allah pasti akan memberikan mereka rezeki yang baik."
Dalam perspektif historis, hijrah Nabi SAW., pada hakekatnya, merupakan langkah strategis untuk membela dan menegakkan nilai-nilai tauhid kepada Allah, serta membersihkan dunia dari kejahatan dan kezaliman, sekaligus sebagai awal kebangkitan Islam dan kaum muslimin.
Hijrah Rasulullah untuk mendidik manusia, bahwa untuk mencapai suatu kesuksesan yang besar, memerlukan pengorbanan yang besar pula, serta menjelaskan bahwa esensi hidup dalam perspektif Al-Qur’an, bukan semata menarik dan menghembuskan nafas, tetapi untuk membela dan mengembangkan agama Allah, yang diawali dengan sikap optimis dan kerja keras kemudian tawakkal.
Makna hakiki kebangkitan Islam dan umat Islam sesungguhnya belum dapat dipahami oleh sebagian besar umat Islam. Hal ini terjadi karena umat Islam belum menyadari makna keberagamaan, sebagai satu-satunya jalan menuju kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Sesungguhnya penguasaan iptek hanya sebagai alat untuk memudahkan kehidupan umat manusia. Dan kekayaan hanya merupakan alat untuk kemudahan hidup manusia. Uang pada hakekatnya hanya merupakan alat tukar dalam sistem perekonomian. Satu-satunya cara mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan juga di akhirat hanya melalui agama.
Kesadaran keberagamaan atau religiositas seperti di atas tentu perlu bagi umat Islam. Karena semakin banyak agenda keberhasilan umat Islam di masa depan, terutama dalam menguasai iptek dan perekonomian, maka eksistensi Islam semakin disegani. Meskipun Islam pernah mengalami kejayaan di abad ke-19 sampai dengan abad ke-11 Masehi, membuktikan bahwa Islam dan umat Islam sangat terbuka bagi kemajuan peradaban dunia.
MasyaAllah begitu jelas ayat-ayat Allah SWT, janji-Nya untuk orang-orang yang berhijrah di jalan Islam demi kebangkitan Al-Hak yaitu sistem Islam kaffah (Daulah Khilafah Islamiyah) dengan dakwah kita bisa.
Wallahu A'lam Bishshawab
Oleh: Ina Ariyani
Pemerhati Kebijakan Publik
0 Komentar