Topswara.com -- Ustaz Faris BQ, M.Si. menjelaskan cara ImanPath mengajak Muslim urban memperkuat keimanan.
"Ada beberapa cara yang dilakukan ImanPath untuk mengajak Muslim urban memperkuat keimanan," ujarnya dalam kanal YouTube Kata UFK, Ahad (07/08/2022).
Pendiri ImanPath Ustaz Faris menyampaikan, untuk mengajak Muslim urban memperkuat keimanan, terlebih dulu harus mempelajari kehidupan mereka.
"Untuk mempelajari kehidupan mereka, saya amati, saya pergi sendiri naik bis sendiri melihat orang-orang ketika perjalanan ke kantor itu apa yang mereka baca, apa kegiatan mereka, seberapa menit batas kesabaran mereka waktu ada macet, mereka harus keluar rumah jam berapa, kebanyakan rumahnya di mana, di kantor seperti apa. Itu kita riset, riset tentang kehidupan urban," jelasnya.
Ia mengungkapkan alasan mengapa urban. Pertama, riset terbatas. "Tenaga, tim, dana kita terbatas, maka kita cari segmen yang lebih khusus dulu, maka kita coba dulu kalangan urban," ungkapnya.
Kedua, kaum urban jadi life style. "Di era komunikasi sekarang ini, mudah sekali apa yang dilakukan oleh orang urban itu menjadi life style bagi orang-orang di daerah. Artinya tidak ada jarak antara Jakarta dengan kota-kota lain di luar Jawa. Jadi ketika mereka melihat begitu antusiasnya orang-orang urban ini mengaji dan merasakan kedamaian dengan Islam, mereka ikut merasakan," jelasnya.
Ia menuturkan, ketika beberapa dakwah para ustaz menjadi tren anak-anak muda. Walaupun tetap pakai kaos, pakai celana jeans, akhirnya dakwah itu juga terjadi di kota-kota lain di Makasar, Surabaya, Malang, Riau, Medan.
"Anak-anak muda ini mengapa melihat diri mereka keren setelah ikut ngaji? Sebab mereka melihat apa yang ada di Bandung, ada di Jakarta. Artinya kita melakukan ini sebagai bentuk cara memberikan teladan untuk bisa diduplikasikan pada tempat lain," tuturnya.
Ketiga, semakin tinggi income di kalangan urban, semakin meningkat yang mengkaji Islam. "Perkembangan kelas menengah di urban ini besar sekali, bagaimana uang beredar di segitiga emas. Jakarta itu banyak sekali orang-orang yang secara ekonomi income perkapita mereka tinggi sekali dan berdasarkan riset semakin tinggi income seseorang itu semakin jauh dari agama," ujarnya.
Menurut pengamatan Faris, agama itu hanya hadir di ruang-ruang formalitas keagamaan, ketika nikah, sunatan meninggal dunia, kecuali ada satu negara di mana ketika income perkapita naik tingkat revitalitasnya juga naik dan itu Indonesia.
"Dan saya melihat sendiri, saat berkunjung
Ke Dubai, ke beberapa negara Eropa ke India hindu memang tidak sesemangat Indonesia, yang melihat bagaimana agama ini dapat menjadi oase di tengah persoalan-persoalan itu. Ini kalau kemudian tidak kita tangkap, lalu mereka mengaji hanya sebatas wisata spiritual, baru beberapa kali ikut pengajian, mereka masuk wow begini doang, lalu terjadi arus balik. Hijrah ini mengerikan sekali, ternyata aku dah capek capek nih, ikut pengajian ternyata masalah dalam rumah tanggaku enggak berubah. Islam enggak bisa menjawab itu," ujarnya.
Ustaz Faris mencoba menawarkan bagaimana menjadikan Islam sebagai solusi dalam kehidupan, dengan syarat ngaji bukan sebagai hiburan.
"Tapi memang kita coba seluruh gizi-gizi dalam keimanan itu tersampaikan dengan baik pada masyarakat kita. Maka kita belajar dari Cinta Qur'an, AQL, Darut Tauhid, dan lainnya. Para ustaz yang lebih dahulu di situ kemudian mereka dapat merasakan dalam rumah yang teduh bagi orang-orang urban itu, kita ambil bagian di situ," pungkasnya.[] Rina
0 Komentar