Topswara.com -- Petinju Internasional, Andrew Tate mengakui, meskipun identitasnya non-Muslim, namun ia sangat menghargai Islam, mengagumi sistemnya dan cara Islam menyelesaikan masalah, hingga menurutnya, ideologi ini (Islam) dibutuhkan oleh siapa pun.
“Meskipun identitasku bukanlah seorang Muslim, aku sangat hargai banget ideologi ini (Islam). Baik secara mental, juga menghormati cara mereka berjuang. Jadi jika anda bicara tentang sistem, penyelesaian masalah, anda membutuhkan Islam. Maka janganlah menghinanya,” tuturnya dalam video: Christian Kickboxing Champion Praises Islam-Andrew Tate, di kanal YouTube Muslim Convert Story (14/09/2021). Video tersebut telah ditonton sebanyak 1,6 juta kali.
Andrew mengatakan bahwa selama ini ia hanya merasa telah menjadi seorang Kristiani, tepatnya Kristen Ortodok. Hal tersebut harus ia akui karena tinggal di negara yang mayoritas pemeluknya adalah Kristen Ortodok. Ia juga beribadah ke sana, bahkan menyumbang sebanyak 20.000$ ke gereja Romania. Uniknya, ia menyatakan andai orang sepertinya harus memiliki agama tertentu di masa depan, maka Islam adalah pilihan yang tepat menurutnya.
“Saya tinggal di negara Kristen Ortodox. Pergi ibadah ke Gereja Kristen Ortodox. Serta menyumbang 20.00$/ bulan untuk gereja. Sebab itulah saya merasa sebagai seorang Kristen Ortotodox.Tetapi andai orang seperti saya harus memilih satu agama di masa depan, saya berani sarankan harus memilih Islam,” bebernya.
Dalam video tersebut ia juga menjelaskan bahwa Islam baginya adalah agama yang intoleran. Tetapi justru itulah kata Andrew yang membuatnya bangga dan sangat menghargai Islam. Sebab, ia setuju bahwa persoalan keyakinan, keimanan tidak mungkin semuanya ditoleransi. Perlu adanya intoleransi sebagai bukti kekuatan dari suatu keyakinan (agama).
“Menurutku kaum Muslim itu intoleran. Maaf sebelumnya, saya tidak sedang ingin mengatakan tidak menghormati Islam. Hal itu karena bagi mereka (kaum Muslim), penghinaan agama atau terhadap Nabinya adalah urusan keyakinan dan kehormatan. Dan saya sangat menghormati orang-orang yang bertindak nyata berdasarkan keyakinannya,” imbuhnya.
Baginya, hanya umat Islamlah yang mampu mempertahankan agamanya dan keyakinannnya. Dan umat Islam adalah orang-orang yang menolak jadi bahan olok-olokan. Sehingga dari sudut pandang petinju tersebut hal yang demikian adalah sesuatu yang menakjubkan.
“Mereka (umat Islam) adalah orang-orang mampu mempertahankan agamanya, keyakinannya, dan menolak untuk dilecehkan. Saya betul-betul hormat terhadap mereka. Bagiku, itu adalah sesuatu yang menakjubkan. Benar?” tambahnya.
Andrew memberikan satu gambaran/contoh untuk memahami tentang toleran dan intoleran yang ia maksudkan.
“Umat Kristiani itu sangat toleran menurut saya. Andai saya berkata bahwa mereka punya pastor gay. Atau saya juga bisa saja berjalan sepanjang kota London dengan memakai sebuah kemeja lalu berteriak, Jesus itu gay. Saya jamin tidak akan terjadi apa pun. Tetapi jika saya melakukan itu untuk Nabinya kaum Muslim, kemungkinan saya bisa mati sebelum tiba di ujung jalan,” terangya.
Oleh karena itu, kata Andrew jika seseorang toleran terhadap segala sesuatu, maka hakikatnya ia tidak punya prinsip apa pun. Padahal, jika Al-Kitab telah melarang sesuatu, seharusnya begitulah pemeluknya bersikap karena merupakan bagian dari bukti keyakinan/keimanan.
Selain persoalan akidah/keimanan, ia juga tidak bisa pungkiri bahwa negeri Muslim adalah tempat terbaik di dunia. Ia mengisahkan pengalamannya saat berkunjung ke negara-negara mayoritas Muslim seperti UEA, Qatar, dan Mesir.
Ia menceritakan tentang pengalamannya saat berada di Qatar. Mobil yang diletakkan dengan kuncinya di halaman rumah katanya, tidak akan hilang. Atau andai seseorang tertidur dengan uang di pangkuannya pun akan tetap aman. Bahkan sebagai seorang non-Muslim, ia merasa sangat nyaman dan aman berjalan mengelilingi kota Mesir.
Begitu juga terhadap kehidupan sosial masyarakat di negeri Muslim. Khususnya melihat keluarga dan kaum wanita dalam ajaran Islam. Petinju internasional itu mengaku takjub dan setuju dengan kepatuhan kaum wanita terhadap suaminya seperti yang diajarkan dalam Islam, serta memiliki banyak anak. Sebaliknya di Barat, justru menjadi suatu masalah besar jika wanita berbuat demikian.
“Sesungguh kita harus sadari bahwa wanita Muslimah lebih merasakan kebahagiaan hidup dibandingkan dengan mereka yang anda lihat pergi ke klub malam seperti kita di sini (Barat). Dan kenyataannya adalah bahwa wanita Muslim bahagia secara sosial berdasarkan fungsi mereka. Dalam sebuah aturan di mana para wanita taat kepada lelaki, wanita melahirkan/ punya anak, juga punya keluarga besar. Semua wanita terlihat melakukanya sangat bahagia tanpa terkecuali,” ujar Andrew.
Ia percaya bahwa Islam memelihara/menjaga tatanan sosial dengan benar seperti yang ditunjukkan dalam negara pertama di dunia Islam, dan sebelum wanita-wanita Barat datang ke negeri-negeri Muslim dan terus mengoceh, apalagi menurutnya persoalan anak. Karena dikebanyakan negara Barat, populasi dibersihkan, dan terus mengkampanyekan program satu anak cukup.
Padahal untuk mempertahankan keberlangsungan generasi, Andrew Tate mengklaim bahwa dalam satu keluarga setidaknya memiliki satu sampai tiga anak. Sebab siklus manusia itu lahir dan mati. Hal itulah yang menyebabkan Barat memiliki masalah dalam populasinya. Sementara kaum Muslim tidak punya persoalan dengan populasi.
Jumlah populasilah yang nantinya akan membentuk masyarakat, kata Andrew. Karena membentuk masyarakat adalah sesuatu yang dimulai dari satu kelompok kecil yang utuh, yaitu keluarga. Adanya banyak keluarga akan mampu membangun jalan, yang berpeluang bisa membuka perkampungan. Lalu perkampungan menjadi pinggiran kota, dan pinggiran kota menciptakan suatu kota besar. Dan akhirnya melahirkan satu negara.
“Masyarakat adalah sesuatu yang dimulai dari satu kelompok kecil yang utuh. Keluarga–keluarga tadi nantinya berpeluang untuk membangun jalan. Dan terbukanya jalan berpeluang membentuk satu perkampungan. Lalu perkampungan berkembang menjadi pinggiran kota, dan pinggiran kota menciptakan suatu kota besar. Hingga akhirnya mampu melahirkan sebuah negara,” ucapnya.
Kerusakan keluarga dalam pandangannya merupakan kerusakan yang berada pada level fundamental. Karena bisa mempengaruhi yang lainnya. Dan itulah yang terjadi di Barat. Sementara Islam, ia begitu yakin mampu menyelesaikan banyak permasalahan yang dihadapi oleh manusia.
“Islam mampu menyelesaikan begitu banyak permasalahan yang dihadapi oleh manusia tentu saja termasuk masalah yang kita diskusikan dalam forum ini sekarang,” tegasnya.
Andrew Tate kembali menegaskan dalam video tersebut, bahwa agama atau keyakinan (seperti Islam) bukanlah hal guyonan. Jika ada yang menjadikannya guyonnan, lalu semua diam, maka ia yakin agama seperti itu tentulah sudah mati. Sebab diam berarti tidak berpihak pada apa pun (tidak ada prinsip), dan bisa jadi sebenarnya diam menunjukkan tidak percaya pada apa pun (tidak beriman).
“Seperti saya sebutkan tadi, jika anda berani menghina atau mempermainkan gereja misalnya, anda juga bisa melihat di Netflix bagaimana sekelompok orang menghina. Itu guyon bukan? Lalu, apa reaksi umat Kristen? Tidak ada. Kristen menurut saya adalah sebuah ideologi yang mati. Saya sendiri mengaku seorang Kristiani, berani katakan itu. Jadi jelas sudah. Diam berarti tidak berpihak pada apa pun (tidak ada prinsip), dan bisa jadi anda juga sebenarnya tidak percaya pada apapun. (tidak beriman),” pungkasnya. [] M. Siregar
0 Komentar