Topswara.com -- Setiap orang pasti menginginkan hidupnya lebih baik dari hari sebelumnya. Itulah aku yang bukan berasal dari keluarga berpendidikan apalagi paham terhadap ilmu agamanya sendiri yaitu Islam.
Dahulu kenapa aku beragama Islam aku tidak tahu, yang ku tahu ya karena orang tuaku dari nenek-nenek ku Islam, tentulah aku Islam. Ternyata itu salah, yang benar Islam harus dari proses berpikir.
Jadi ada tiga pertanyaan besar yang harus dipecahkan oleh setiap muslim yaitu Al-Ukhdatul Qubro. Apabila tiga pertanyaan itu terpecahkan maka itu dijadikan sebagai landasan dasar untuk beriman kepada Allah yaitu akidah Islam.
Untuk kehidupan dunia dan Akhirat. Dari mana manusia, alam semesta serta kehidupan ini berasal. Untuk apa manusia, alam semesta serta kehidupan ini diciptakan. Dan mau kemana manusia, alam semesta serta kehidupan ini setelahnya. Harus berhubungan langsung dengan sebelum nya yaitu Sang Khalik dan Setelahnya adalah hari akhir yaitu akhirat.
Nah dari sini kita tahu bahwa Allah adalah Sang Pencipta sekalian sebagai Pengatur dalam kehidupan manusia, karena dari proses berpikir itulah aku berazam untuk hijrah. Dari keadaan yang gak tahu ilmu Islam ingin menjadi tahu bahkan hidup dan mati ini hanya untuk dakwah Islam. Kenapa aku pilih dakwah? Ya, karena dakwah adalah bentuk kasih sayang tehadap sesama. Belum dikatakan beriman apa bila tidak mencintai saudaranya itulah dakwah.
Dari Anas. R. A berkata bahwa nabi SAW bersabda : "Tidaklah termasuk beriman seseorang diantara kamu sehingga mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri." (H. R. Bukhari, Muslim, Ahmad, Nasa'i).
Seperti kita ketahui bersama bahwa hijrah dalam agama Islam berarti berpindah dari suatu keadaan yang buruk menjadi baik atau hijrah juga dapat diartikan sebagai proses yang terus menerus untuk memperbaiki diri, memperbaiki cara berucap, berpakaian, serta bersikap.
Dalam berhijrah manusia harus istiqamah. Istiqamah sendiri merupakan keutamaan dalam Islam yang merupakan bukti atau kesungguhan dari seorang Muslim.
Dalam berhijrah, banyak ujian halangan, rintangan datang dari mana saja entah dari teman, sahabat maupun keluarga. Oleh karena itu kita diharuskan untuk beristiqamah. Ketika kita tidak istiqamah dalam berhijrah maka bisa dikatakan bahwa keimanan kita tidak teruji dengan baik. Memang istiqamah menjadi suatu kondisi atau suatu benteng untuk menunjukkan ketundukkan kita kepada Allah SWT.
Indikator keberagaman kita atau ketakwaan itu memang ada pada sikap istiqamah. Menjalankan sesuatu sendirian atau ramai-ramai, diberi reward atau tidak diberi reward, sikapnya sama saja. Itulah sikap orang yang istiqamah yang dibalut dengan perilaku ikhlas sebagai hamba.
Nah seperti judul di atas istiqamah dalam hijrah tak mudah goyah dan pantang menyerah tentunya kita harus punya tips nya. Gimana kita harus tetap istiqamah dalam menghadapi halangan, rintangan yang menghadang.
Pertama, Niat ikhlas lillahi ta'ala hanya karena Allah SWT. Kedua, Caranya harus benar menurut Syariat Islam sebagaimana yang di contohkan oleh Rasulullah SWT. Fiqrah dan thariqahnya harus jelas dan sejalan.
Alasan mengapa seseorang harus istiqamah dalam mengerjakan sesuatu adalah agar hal yang dilakukan mudah tercapai dan berkah. Selain itu orang yang beristiqamah juga akan terhindar dari kata putus asa dan mudah menyerah.
Apabila kita bisa istiqamah dalam hijrah maka banyak manfaat dan juga berkahnya.
Pertama, fokus dalam mengerjakan sesuatu. Kedua, mudah dalam menyelesaikan suatu permasalahan serta semua pekerjaan akan lebih mudah teratasi. Ketiga, menjadi pribadi yang bertanggung jawab atas apa yang dilakukan.
Allah SWT berfirman yang artinya : "Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Rabb kami ialah Allah. Kemudian mereka istiqamah pada pendirian mereka, maka Malaikat akan turun kepada mereka(dengan mengatakan) 'Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan merasa bergembiralah kamu dengan(memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu" (Qs. Al-Fussilat : 30)
Jadi istiqamah dalam berhijrah ini bahwasannya menetapnya seseorang dalam kebaikan dan ketaatan kepada Allah SWT., tidak mudah goyah serta tidak mudah terpengaruh oleh adanya gangguan-gangguan apapun. Tetap teguh terhadap adanya hal tersebut dan ada dalam keridhaan-Nya.
Wallahu A'lam Bishshawab
Oleh: Ina Ariani
Pegiat Literasi Muslimah Ideologi Pekanbaru
0 Komentar