Topswara.com -- Sepekan terakhir publik diramaikan dengan fenomena CFW (Citayam Fashion Week). Adalah sekumpulan anak-anak muda dari Sudirman, Citayam, Bojonggede, dan Depok (SCBD) dalam ajang fashion street yang sedang viral.
Anak-anak itu berlenggak-lenggok di atas zebra cross bak model dengan mengenakan pakaian membuka aurat, laki-laki mengenakan pakaian perempuan, pun sebaliknya. Aksi mereka pun diapresiasi sejumlah kalangan, dari petinggi negeri hingga para artis.
Seperti dilansir dari laman katadata, Presiden Jokowi menyatakan bahwa seharusnya kreativitas mereka mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Jokowi juga meminta agar aktivitas yang berjalan ini tak perlu terlalu dipermasalahkan. (katadata, 23/7/2022)
Benarkah Patut Diapresiasi?
Tentu pernyataan presiden di atas perlu ditelisik secara mendalam, apakah benar tindakan CFW adalah kreativitas yang patut diapresiasi? Atau justru ini menunjukkan kegagalan membina generasi?
Betapa miris, anak-anak ABG SCBD itu adalah aset berharga negeri ini. Dan sudah seharusnya mendapat perhatian dari berbagai pihak. Di tangan mereka, kelak negeri ini akan diserahkan. Lantas bagaimana nasib negeri ini jika para generasinya seperti itu?
Di sisi lain, kita patut berhati-hati terhadap pembajakan potensi generasi. Mereka yang harusnya menjadi agent of change, moral force bagi negeri ini, dialihkan pada hal-hal semu untuk memuaskan hawa nafsu belaka.
Potensi mereka dibajak sedemikian rupa dan dijadikan alat bagi segelintir yang berkepentingan untuk meraup untung.
Akibat Sekularisme
Fenomena CFW (Citayam Fashion Week) harusnya mampu menyadarkan kita selaku muslim. Betapa tidak, mereka adalah generasi penerus bangsa ini. Namun, nyatanya mereka begitu jauh dari agamanya.
Dari Citayam merembet ke daerah lainnya. Sudah selayaknya fenomena itu mendapat perhatian dari kaum muslimin yang sadar atas kerusakan akibat tatanan hidup pemisahan agama dari kehidupan (baca: sekularisme).
Mereka ini adalah generasi yang harusnya segera diselamatkan. Diingatkan kembali hakikat identitasnya sebagai muslim.
Dimulai dari keluarga hingga negara perlu bersinergi untuk membentuk generasi yang berkepribadian saleh. Menjadi generasi yang bangga terhadap agamanya. Bukan menjadi generasi yang permisive, membebek pada sesuatu yang viral.
Islam Solusi Tuntas
Islam adalah agama yang sempurna dan paripurna. Tak ada satu pun aktivitas yang tidak diatur Islam. Oleh karenanya sebagai muslim harusnya senantiasa terikat dengan syariat Islam dalam setiap aktivitasnya.
Pun dari fenomena CFW tersebut, sudah selayaknya kaum muslim, khususnya generasi, tak turut serta meramaikan ataupun menjadi nyinyir.
Namun, umat Islam harusnya berpikir secara dalam bahwa kondisi ini terjadi karena Islam tidak dijadikan poros dalam mengatur kehidupan.
Alih-alih terjerumus pada debat tak berkesudahan, umat Islam harusnya fokus pada agendanya sendiri, yaitu terus berupaya untuk mendakwahkan Islam di tengah-tengah umat.
Agar umat dan generasi segera kembali pada identitasnya sebagai muslim. Sehingga, solusi atas permasalahan generasi bisa diselesaikan dengan tuntas.
Mulai dari diri sendiri pemuda Muslim, keluarga, masyarakat, maupun negara, semuanya berporos pada Islam.
Oleh: Nila Indarwati
Lingkar Studi Perempuan dan Peradaban
0 Komentar