Topswara.com -- Founder The Art of Dakwah, Ustaz Asep Supriatna, mengungkapkan tiga kunci mengemas materi yang bagus dan menggugah.
"Ada tiga kunci yang menjadi ukuran apakah materi kita bagus dan menggugah atau tidak. Pertama memuaskan akal, kedua menenteramkan jiwa, ketiga sesuai fitrah manusia," ujarnya dalam Public Class Art of Dakwah: Seni Mengemas Materi yang Menggugah, Sabtu (11/06/2022), di kanal YouTube The Art of Dakwah.
Menurut Kang Asep, sapaan akrabnya, materi yang bagus yang bisa menggerakkan bagi audiens adalah yang masuk akal, menenteramkan jiwa, dan sesuai dengan fitrah manusia sehingga bisa diterima.
"Kenapa terkadang kita berbicara enggak digubris, enggak direspons, terjadi penolakan, terjadi resistansi? Karena bisa jadi bagi mereka materi kita itu enggak masuk akal, enggak menenteramkan jiwa mereka, dan enggak sesuai dengan fitrah manusia itu saja, maka ukuran ini yang perlu diperhatikan," bebernya.
Ia menjelaskan, materi yang memuaskan akal audiens akan mudah dipahami, inspiratif berarti bisa menyentuh, dan menenteramkan jiwa audiens.
"Maka berarti kalau kita sedang menyampaikan materi, kira-kira materi kita memuaskan akal audiens enggak sih, sesuai dengan fitrah manusia enggak sih? kalau sudah, ya sudah sampaikan," ujarnya.
Kang Asep menambahkan, jika materi yang disampaikan sudah sesuai tiga kunci tersebut tapi audiens enggak paham juga, itu yang terbaik yang Allah hadirkan saat itu.
"Tidak ada suatu kekuatan yang bisa menjamin apa yang kita sampaikan, orang paham atau tidak yang penting kita sudah menyiapkan dengan persiapan yang terbaik, menyiapkan materi dengan struktur yang terbaik. Setelah kita sampaikan serahkan sepenuhnya kepada Allah. Kalau audiens ada yang begini ada yang begitu, ya itu yang terbaik saat itu, kemudian kita evaluasi kita perbaiki," jelasnya.
Tips Mengemas Materi yang Menggugah
Kang Asep memaparkan lima tips mengemas materi yang menggugah.
Pertama, pilih topik yang memberi solusi. "Maksudnya anda harus tahu problem audiens, dengan siapa anda bicara, lalu masalahnya apa, dan anda datang membawa solusi. Materi itu sangat mudah diterima ketika sesuai dengan problem yang ada ditengah audiens yang kita hadapi. Maka pilihlah topik yang memberi solusi, dari mana solusi itu, ya dari Islam bukan dari yang lain," ujarnya.
Kedua, susun alur materi. "Secara ringkas dalam menyusun materi ada tiga langkah, pertama pembukaan, kedua isi materi, ketiga penutup. Biasakanlah menulis, ditulis dulu alur materinya. Di laptop kalau saya mau bikin materi bukan buka power poin tapi baca catatan, saya tulis dulu isi pembukaannya, isi materinya, dan penutupnya. Isi materi ya problem dan solusi, solusi yang kita tawarkan," sarannya.
Ketiga, kontekstualkan dengan audiens. "Maksudnya buat materi itu dekat dengan mereka, dengan contoh-contoh yang dekat dengan mereka jadi bukan sekadar teoritis tapi ada riil," tuturnya.
Keempat, buat visual yang menarik. "Visual itu tidak harus dengan slide ya, slide itu salah satu saja, tetapi selalu saya sampaikan di Art of Dakwah (AOD), bahwa tubuh kita itu adalah sumber visual terbaik saat kita berbicara. Wajah kita, tangan kita, tatapan mata kita, semuanya itu bisa menjadi visual yang terbaik," jelasnya.
Kelima, berlatih dan belajar. "Jangan sampai kita berhenti berlatih dan belajar, jangan bangga jika kita bisa bikin materi hari ini, tapi kita harus bertumbuh, bisa bikin materi yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Latihannya di mana? Di Art of Dakwah, salah satunya," pungkasnya.[] Rina
0 Komentar