Topswara.com -- Aborsi tujuh janin oleh satu pelaku, membuat banyak orang keheranan. Tak kira-kira, perbuatan ini dilakukan oleh seorang pasangan ilegal sebagai akibat hubungan di luar nikah. Pasangan dari Makasar ini sontak menjadi perbincangan publik, setelah ditemukan 7 janin hasil aborsi yang tersimpan dala kotak makanan (news.detik.com, 4/6/2022). Tak kunjung dinikahi, hasil hubungan mesum pun disimpan hingga membusuk.
Komisioner Komnas Perempuan dan Anak, Siti Aminah, mengungkapkan kasus tersebut sebagai akibat dari kekerasan dalam berpacaran. Iming-iming pernikahan disebutkan Siti sebagai "rayuan" kepada pihak wanita untuk berhubungan seksual. Hingga akhirnya merugikan pihak wanita (news.detik.com, 12/6/2022).
Namun, betulkah tragedi ini hanya sebatas kekerasan bergaul dengan lawan jenis?
Direktur Siyasah Institute, Iwan Januar, menyebutkan bahwa temuan tujuh janin di kamar indekos, di Makassar, Sulawesi Selatan sebagai potret rusaknya pergaulan bebas (mediaumat.id, 11/6/2022). Yang sangat mengejutkan, aborai ketujuh janin ini dilakukan oleh satu pelaku. Astaghfirullahal'adziim. Sungguh mengerikan.
Biasanya seseorang akan mengalami trauma berat setelah melakukan aborsi, karena kehamilan tak diinginkan. Namun, kejadian ini dilakukan hingga tujuh kali.
Data BKKBN, mencatat bahwa pada tahun 2021 ada 2,4 juta kasus per tahun (mediaindonesia.com, 2021). Dicatat juga, kasus aborsi di Indonesia adalah kasus tertinggi di Asia (11/6/2022). Ironis, negara dengan penduduk muslim terbesar, tak mencerminkan kepribadian Islam yang mulia.
Beberapa pakar kesehatan menyarankan agar pendidikan seks menjadi pendidikan utama yang diprioritaskan dalam pendidikan di Indonesia (health.detik.com, 11/6/2022).
Betulkah ini solusinya?
Masalah utama dari kasus-kasus aborsi adalah adanya kebebasan pergaulan hingga berujung pada seks bebas. Dan bermuara pada kehamilan yang tak dikehendaki. Hingga dipilihlah aborsi sebagai solusi. Dengan alasan menjaga kehormatan keluarga.
Inilah pengaruh sistem yang abai terhadap pergaulan antara laki-laki dan perempuan. Efeknya fatal terhadap kehidupan. Sistem sekulerisme liberal mengarahkan pada kehidupan bebas, yang menjauhkan kehidupan dari segala aturan agama.
Sekulerisme liberal menyuarakan hak asasi manusia yang menganggap aturan agama membatasi ruang gerak dan hak manusia sebagai warganegara. Alhasil, negara acuh terhadap segala yang terjadi. Termasuk masalah pergaulan dalam kehidupan masyarakat. Wajar saja, jika kekerasan semakin meraja, pergaulan bebas makin tak terbatas.
Solusi yang diambil hanya sebatas solusi di atas masalah. Tak menyentuh akar masalah yang sebenarnya.
Islam mengatur segala bentuk hubungan pergaulan. Terutama hubungan laki-laki dan perempuan yang diatur detil agar kehormatan keduanya terjaga.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, yang artinya,
"Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (QS. An-Nur : 30)
Aturan Islam-lah, satu-satunya aturan yang dapat menjaga kehormatan semua makhluk. Aturan sempurna dalam institusi Khilafah manhaj An Nubuwwah. Agar segala aturan syariat Islam dapat diterapkan secara menyeluruh. Sang Khaliq pasti lebih mengetahui segala kebutuhan makhlukNya.
Wallahu a'lam bisshowwab.
Oleh: Yuke Octavianty
(Forum Literasi Muslimah Bogor)
0 Komentar