Topswara.com -- Reaksi penembakan massal di Texas, AS, menuai kecaman berbagai pihak dunia. Seperti diketahui, penembakan dilakukan oleh remaja, Salvador Ronaldo Ramos, 18 tahun, yang menewaskan 19 anak dan dua orang guru Robb Elementary School, Uvalde, 24 Mei 2022 lalu (kompas.com, 25/5/2022).
Menurut laporan Guardian, aksi penembakan ini merupakan kasus ke-27 penembakan di institusi pendidikan sepanjang tahun 2022 (26/5/2022). Mengerikan.
Dan sangat disayangkan, parapolitisi negara tersebut justru hanya berkomentar secara formalitas tanpa banyak bertindak. Ted Cruz, senator Republik Texas, justru menyerukan "lebih banyak senjata" diperlukan di sekolah-sekolah (kompas.com, 26/5/2022).
Pengamat Politik Internasional, Farid Wadjdi, mengungkapkan bahwa penembakan yang sering terjadi di Amerika, terlahir dari kultur kekerasan yang lahir bersamaan dengan peradaban kapitalisme. Peradaban yang rakus dan rusak (Mediaumat.id, 30/5/2022). Amerika yang liberal dan sekuler membangun negaranya mengeksploitasi orang-orang kulit hitam, rakyat Indian. Demikian lanjut Farid Wadjdi.
Gamblang sekali. Negara dengan sistem liberal dan sekuler tidak dapat diharapkan dapat menjamin keamanan jiwa dan harta rakyatnya. Dasar kehidupan inilah yang memaksa rakyatnya dalam lubang kesengsaraan. Agama (baca: Islam) yang seharusnya menjadi sumber aturan kehidupan, ditanggalkan begitu saja. Kehidupan berjalan apa adanya tanpa aturan. Hal ini pun tampak dari reaksi para pemimpin dam pejabat negeri setempat. Yang seolah tak peduli dengan tragedi yang terjadi.
Kecaman saja tidak dapat memperbaiki segala keadaan. Perbedaan perlakuan antara bangsa kulit hitam dan kulit putih, selalu memantik kasus SARA di wilayah tersebut. Wajar saja, "perang" warna kulit tidak bisa dielakkan.
Dalam Islam, negara menjaga seluruh hak warga negara. Tidak peduli warna kulit ataupun suku bangsa. Syariat Islam, memelihara kehormatan setiap warganya. Baik Muslim maupun non Muslim. Secara alamiah, aturan syariah pasti melahirkan kedamaian dan ketenangan dalam kehidupan. Meskipun "warna" kulit rakyatnya sangat beragam. Maka tidak heran, sejahtera pasti merata. Karena Islam pasti ciptakan kehidupan manusiawi. Prinsip dasar yang dibutuhkan manusia agar terpenuhi segala haknya.
Ideologi Islam-lah, satu-satunya ideologi yang dapat mengalahkan seluruh ideologi batil, termasuk di dalamnya, liberalisme dan sekulerisme. Seperti dalam catatan sejarah yang menorehkan bahwa ideologi Islam dalam wadah kekhilafahan, telah menundukkan dua pertiga wilayah dunia (Kitab Daulah Islam, karya Syekh Taqiyuddin An Nabhani). Dengan segala kekuatan dan kebesarannya yang membuat dunia tunduk pada Khilafah. Sang adidaya terbesar yang pernah ada.
Ideologi Islam hanya dapat terwujud, jika ada wadah berupa institusi berupa khilafah 'ala Manhaj An Nubuwwah. Sesuai teladan Rasulullah SAW.
Wallahu a'lam bisshawwab.
Oleh: Yuke Octavianty
Komunitas Pejuang Pena Dakwah
0 Komentar