Topswara.com – Apa yang ada dibenak kita ketika mendengar lansia? Ya orang yang tidak produktif lagi serta tidak mampu bekerja karena faktor usia. Pada tanggal 29 Mei ini merupakan peringatan Hari Lansia. Penetapan Hari Lansia ini sebagai wujud kepedulian dan penghargaan kepada manusia lanjut usia. (rri.co.id 29/5/2022)
Dilansir dari kompas.com (29/5/2022) Kemensos menyalurkan Bansos PKH sebanyak 33.471 KPM, Bansos Keserasian Sosial di dua kecamatan, bantuan kearifan lokal di 15 kecamatan dan bansos lumbung sosial di 4 lokasi.
Kemudian bantuan RTLH lansia 355 rumah, bansos masker, hand sanitizer dan perlengkapan ibadah 2.000 pak, alat bantu dengar 2.963 set, kacamata 659 set, kruk 143 set, kursi roda standar 806 unit, dan kursi roda adaptif 36 unit. Kemudian, walker 50 unit, tripod 63 set, bantuan sembako lansia 13.309 KPM, bantuan sandang 14.246 paket, bantuan nutrisi 18.791 paket, bantuan obat-obatan 4.527 paket, bantuan kewirausahaan 445 orang, bansos masker, hand sanitizer dan perlengkapan ibadah 2.000 pak.
Kesehatan dan kebutuhan pokok (sandang, pangan, papan) adalah kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh negara untuk rakyatnya. Jika hanya memberikan bantuan pada saat momen-momen tertentu sifatnya hanya temporal dan jauh dari kata sejahtera. Karena kehidupan lansia tidak hanya sehari, dua hari, tetapi jangka panjang oleh karena itu jika bantuan tersebut habis maka mereka akan bekerja sangat keras untuk mencari sesuap nasi.
Jika kita lihat, tidak sedikit para lansia yang turun ke jalan untuk mengais rupiah demi menyambung hidup. Seperti menjadi pemulung, menjual koran di pinggir jalan, menjadi badut untuk menghibur pengendara bermotor, ataupun menjadi kuli panggul di pasar. Tidak ayal terkadang mereka tertabrak oleh pengendara motor ketika bekerja atau mengangkat beban yang berat sehingga membuatnya terjatuh. Jikalau musim hujan tiba, dagangan koran mereka tidak laku.
Mereka bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan pokok, apalagi kebutuhan pokok saat ini serba mahal, belum lagi akses kesehatan terbilang mahal. Di saat usia yang sudah menua tentu saja mudah terserang berbagai macam penyakit, oleh karena itu dibutuhkan peran negara untuk memberikan fasilitas kesehatan yang memadai kepada warganya, terutama lansia.
Bahkan yang lebih parahnya, banyak lansia yang dibuang oleh anggota keluarganya sendiri terutama anaknya. Mereka terlantar dijalan, bahkan tidak segan-segan anaknya mengantarkan langsung ke panti jompo, sungguh sangat miris. Mereka beralasan bahwa orang tua (lansia) menjadi beban sehingga harus dihilangkan, ditambah kebutuhan yang serba mahal membuat mereka tidak mampu mencukupi kebutuhan orang tua. Sehingga banyak lansia yang tidak memiliki tempat tinggal, hidup mereka terkatung-katung dijalanan.
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua” (QS. An Nisa: 36).
Beginilah sistem kapitalisme telah melahirkan manusia miskin hati nurani. Dan sistem ini jauh panggang untuk mensejahterakan lansia, malahan yang ada membuat lansia nelangsa. Nelangsa mencukupi kebutuhan pokok yang seharusnya dipenuhi oleh negara.
Berbeda dengan sistem Islam, dalam Islam ada konsep saling terintegrasi, yakni pertama, jika para lansia memiliki anak laki-laki yang baligh dan mampu bekerja maka nafkah para lansia akan ditanggung oleh anak laki-lakinya. Di sini peran negara hanya memastikan setiap laki-laki yang wajib bekerja mendapatkan pekerjaan yang layak.
Dari hasil bekerja tersebut mereka mampu memenuhi kebutuhan pokok keluarganya seperti sandang, pangan, papan secara makruf. Sementara kebutuhan lansia seperti kesehatan dan keamanan akan ditanggung oleh negara sebab kebutuhan tersebut termasuk kedalam kebutuhan dasar publik yang wajib diselenggarakan negara.
Sebagaimana hadis Rasulullah SAW, Abu Maryam al’ azdy ra. berkata kepada Muawiyah, “Saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda”, “Siapa yang diserahi oleh Allah mengatur kepentingan kaum muslimin, yang kemudian ia sembunyi dari hajat kepentingan mereka, maka Allah akan menolak hajat kepentingan dan kebutuhannya pada hari kiamat. Maka kemudian Muawiyah mengangkat seorang untuk melayani segala kebutuhan orang-orang (rakyat).” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi)
Kedua, jika para lansia tidak memiliki anak laki-laki maka tanggungjawab nafkah dilimpahkan kepada saudara mereka. Ketiga, apabila para lansia hidup sebatang kara maka tanggung jawab nafkah diambil alih oleh negara secara langsung. Beginilah jika kehidupan diatur oleh Islam, tidakah kita merindukan kehidupan Islam?
Oleh: Alfia Purwanti
Analis Mutiara Umat Institute
0 Komentar