Topswara.com -- Pengasuh Majelis Halawatul Iman Bogor, Ustaz Muhibuddin, S.H.I. mengungkapkan Islam adalah satu-satunya jalan untuk sampai pada keselamatan.
"Islam adalah satu-satunya jalan untuk sampai pada keselamatan dan kebahagiaan yang hakiki," ungkapnya dalam Kajian Ngave: Hanya Islam Jalan Selamat di YouTube Majelis Gaul, Senin (20/06/2022).
Ustaz Muhib sapaan akrabnya mengatakan, semua orang beragama itu belum tentu selamat. Kalau salah memilih agama, ujung-ujungnya kesesatan karena tidak semua agama lurus. Agama yang lurus cuma satu yaitu agama dari Allah SWT.
"Kita sering berdoa,
اَللّٰهُمَّاِنَّانَسْئَلُكَ سَلَامَةًفِ لدِّيْنِ،وَعَافِيَةًفِى لْجَسَدِوَزِيَادَةًفِى لْعِلْمِ وَبَرَكَةًفِى لرِّزْقِ وَتَوْبَةَقَبْلَالْمَوْتِ وَرَحْمَةًعِنْدَالْمَوْتِ وَمَغْفِرَةًبَعْدَالْمَوْتِ،اَللّٰهُمَّ هَوِّنْعَلَيْنَافِيْ سَكَرَاتِ لْمَوْتِ،وَنَجَاةًمِنَالنَّارِوَالْعَفْوَعِنْدَ الْحسَابِ
Allaahumma innaa nas aluka salaamatan fid diin, wa 'aafiyatan fil jasad, wa ziyadatan fil 'ilmi, wabarokatan dir rizqi, wa taubatan qoblal maut, warohmatan indal maut, wa maghfirotan ba'dal maut. Allaahumma hawwin 'alainaa fii sakarootil maut, wan najaata minan naar, wal 'afwa indal hisaab. yang artinya, 'Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu keselamatan ketika beragama, kesehatan badan, limpahan ilmu, keberkahan rezeki, tobat sebelum datangnya maut, rahmat pada saat datangnya maut, dan ampunan setelah datangnya maut. Ya Allah, mudahkanlah kami dalam menghadapi sakaratul maut, berikanlah kami keselamatan dari api neraka, dan ampunan pada saat hisab'," kutipnya.
Ia menjelaskan, agama itu ada tiga, Islam, ahlul kitab, dan musyrikun. Dari tiga ini, Islam sebagai ad-diin yang diridhai Allah SWT. Allah SWT menegaskan dalam Al-Qur'an golongan ahlul kitab dan musyrikun tetap di neraka jahanam. Sebagaimana dalam surah Al-Bayyinah: 6,
اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ وَالْمُشْرِكِيْنَ فِيْ نَارِ جَهَنَّمَ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِۗ
"Sungguh, orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Mereka itu adalah sejahat-jahat makhluk."
"Maka beruntunglah kita, Allah SWT telah menunjukkan kapada kita jalan yang lurus, karena memeluk dan meyakini Islam sebagai agama yang benar dan kita ridha dengan Islam," ujarnya.
Ustaz Muhib menambahkan, ridha itu adalah qona'ah sebagaimana ulama menjelaskan yang disebut ar-ridha adalah qona'ah (puas dengan Islam).
"Jika kita sudah puas dengan Islam tidak boleh mengambil jalan selain Islam, kalau kita masih mengambil aturan selain dari Islam berarti kita tidak puas dengan Islam. Mestinya kalau ridha Islam sebagai agama kita, kita tidak butuh agama selain Islam. Demikian juga kita ridha Muhammad SAW sebagai Nabi kita, kita tidak butuh Nabi selain Nabi Muhammad SAW.
Kita ridha mengikuti ajaran-ajaran beliau, mengikuti sunah-sunah beliau. Kita puas dan tidak mencari ajaran selain ajaran yang disampaikan Rasulullah SAW. Jadi disebut dusta jika kita masih mengambil ajaran selain Islam," tuturnya.
Menurutnya, Islam tak bisa dipisahkan sebagai ad-diin dan ideologi.
Jika bicara ideologi maka ahlul kitab yang dikatakan di sini bukan musyrikun tapi kapitalisme, sosialisme komunisme. Islam sebagai ideologi yang paripurna yang tidak ada tandingannya, Islam sebagai sebuah ideologi yang lurus yang disebut al mabda', akidah yang rasional yang dari sana memancarkan aturan-aturan tak hanya memunculkan ibadah saja.
"Kita bersyukur pada Allah telah diberi petunjuk untuk menerima Islam. Berada di atas jalan Islam dan itulah satu-satunya jalan yan yang selamat. Tak ada jalan yang selamat lagi selain Islam. Jadi kita kalau memilih kapitalisme atau sosialisme-komunisme dalam aturan kehidupan berarti kita tidak puas dengan Islam," imbuhnya.
Ia menegaskan, pernyataan Allah SWT sebagai Tuhan, Islam sebagai agama itu dusta jika kenyataannya individu Muslim masih memakai aturan selain Islam, yaitu mengambil aturan sosialisme, komunisme, dan kapitalisme. Begitu pula dengan demokrasi, itu menunjukkan bahwa manusia tidak ridha dengan Islam saja, dan sebagian kaum Muslim tidak menyadari itu.
"Mereka harusnya puas dengan ajaran Islam dan faktanya hanya ngaku agama Islam tapi aturan yang diterapkan di tengah-tengah mereka adalah aturan yang bertentangan dengan ajaran Islam," jelasnya.
Kemudian Ia membacakan sebuah ayat, surah Ali 'Imran Ayat 19,
اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللّٰهِ الْاِسْلَامُ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْ ۗوَمَنْ يَّكْفُرْ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ فَاِنَّ اللّٰهَ سَرِيْعُ الْحِسَابِ
"Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya."
"Ketika Islam datang, Islam menyempurnakan agama terdahulu, sehingga orang-orang ahlul kitab terdahulu harusnya memeluk Islam karena sudah dijelaskan tentang berita bahwa akan datang Nabi yang terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW yang membawa risalah Islam. Ciri cirinya sudah ada dalam kitab terdahulu, jadi kalau mereka tidak menerima Islam maka mereka sungguh berdosa, itu sudah di jelaskan di banyak ayat sebelumnya," jelasnya.
Ustaz Muhib mengutip
surah Ali 'Imran Ayat 85,
وَمَنْ يَّبْتَغِ غَيْرَ الْاِسْلَامِ دِيْنًا فَلَنْ يُّقْبَلَ مِنْهُۚ وَهُوَ فِى الْاٰخِرَةِ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ
"Dan barangsiapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi."
"Tidak ada agama yang diterima oleh Allah, akidahnya, syariatnya kecuali hanya Islam, karena Islam mencakup akidah wa syariat. Maka tidak dibenarkan kalau hanya akidahnya Islam tetapi syariatnya tidak Islam, atau sebaliknya syariatnya Islam akidahnya tidak Islam. Jadi tidak dipisahkan antara akidah dan syariat," tandasnya.[] Rina
0 Komentar