Topswara.com -- Open minded adalah berpikir terbuka. Ada yang mengatakan, berpikir terbuka adalah bentuk sikap membuka diri dari berbagai informasi, selain itu melihat sesuatu tidak hanya dari satu sisi saja. Apakah segala informasi yang berseliweran senantiasa kita telan mentah-mentah? Atau perlu ada disaring dan dikoneksikan dulu dengan berbagai pertimbangan, sehingga mampu mengambil sikap yang bijak? Nah, sebenarnya open minded dalam pandangan Islam itu yang bagaimana dan seperti apa?
Benar, jika sebagai insan yang ingin selalu berkembang, maka kita harus bisa berpikir terbuka, tidak kaku dan tidak menutup diri dengan berbagai informasi. Hanya saja apakah segala bentuk keterbukaan itu harus tetap berada dalam filter.
Aktivitas berpikir adalah ciri dari manusia sempurna yang dianugerahi kesehatan sehingga akalnya dapat berfungsi sebagaimana fitrahnya. Aktivitas berpikir inilah yang membedakan manusia dengan hewan. Islam senantiasa mengajarkan untuk menjadi pribadi yang pintar, cerdas, dan tangkas.
Pertama, definisi pintar, cerdas, dan tangkas dalam Islam adalah yang mampu mengaitkan segala aktivitas berpikirnya dengan syariat Islam. Sebesar apa pun badai informasi yang menempanya senantiasa dikembalikan kepada Islam dan bagaimana Islam memandang. Inilah gambaran orang cerdas.
Kedua, makna manusia cerdas yang selanjutnya adalah mereka yang mampu menundukkan perasaannya di bawah pemikirannya. Otomatis pemikiran yang tunduk kepada hukum syarak, bukan sebaliknya.
Segalau apa pun kita dan seberapa nano-nanonya suasana hati, tetaplah perasaan mampu ditundukkan di bawah tuntutan syarak. Sehingga perasaan tidak mendominasi, tetapi menjadi pribadi yang perasaan mampu dikendalikan dengan baik oleh akal.
Oleh karena itu, bagaimana pun terbukanya kita dengan berbagai informasi, filter terbaik yang kita miliki adalah iman dan ketaatan. Tentunya segala keterbukaan jangan sampai menjerumuskan kepada kebebasan, sehingga manusia keluar dari fitrahnya. Di situlah akidah Islam dan keterikatan pada hukum syarak dipertaruhkan.
Pertanyaannya, bagaimana agar akidah kokoh dan ketaatan semakin terhujam? Tentulah itu tidak datang secara instan, tetapi harus dipupuk dengan ilmu dan tsaqofah Islam secara berkala. Pun diimbangi dengan senantiasa bertakarub kepada Allah Subhanahuwa taala. Mendekat pada Allah Subhanahuwa taala dengan memperbanyak ibadah sunah tanpa mengabaikan ibadah wajib. Semoga kita tetap menjadi open minded yang tetap berjalan di bawah koridor Islam. Amin.[] Ika Mawarningtyas
Narasi ditayangkan di video pendek YouTube Ngaji Shubuh TV: https://youtube.com/c/ngajishubuh
Simak, like, dan subscribe!
0 Komentar