Topswara.com -- Ulama Aswaja, K.H. Rokhmat S. Labib menuturkan, Al-Qur'an memerintahkan manusia untuk taat kepada Allah SWT.
“Cukup banyak ayat-ayat dalam Al-Qur'an yang memerintahkan manusia untuk taat kepada Allah SWT dan dijanjikan balasan berupa surga,” ujarnya dalam acara bertajuk Orang yang Mendustakan Agama (Tafsir Surah Al-Ma’un) bagian ke-3, di kanal YouTube Khilafah Channel Reborn. Rabu (15/6/2022).
Ia menegaskan, jika Allah SWT memerintahkan demikian, berarti itu sesuatu yang diperintahkan. Misalnya saja, Allah SWT berfirman dalam surah Ali Imran: 133,
وَسَارِعُوۡۤا اِلٰى مَغۡفِرَةٍ مِّنۡ رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ
“Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga,” kutipnya.
Khusus ibadah mahdhoh, ia mengatakan, dalam mengerjakannya murni dilakukan semata karena Allah SWT dan tujuannya mendapatkan ridha dan pahala dari Allah SWT, bukan untuk mendapatkan yang lain-lain.
“Pahala itu diterima di akhirat secara pasti. Ketika saya shalat mencari keridhaan Allah SWT, pasti mendapatkan pahala dari Allah SWT untuk mendapatkan surga. Jadi itu masih dalam tata ikhlas,” terangnya.
Menurutnya, jika ikhlas tidak mengharapkan apa-apa, itu hal yang salah. “Justru ikhlas itu berharap mendapatkan ridha Allah, termasuk dibolehkannya untuk mendapatkannya pahala dan surga,” bebernya.
Ia kembali menegaskan, dalam perkara ibadah terutama ibadah mahdhoh seperti shalat, puasa, zakat dan haji, semua itu ikhlas semata-mata li wajhillah atau mengharap wajah Allah.
“Ketika ada orang shalat tidak mengharapkan balasan dari Allah SWT tapi ingin mendapatkan imbalan dari manusia, apalagi shalatnya difoto, diviralkan ingin ditujukan kepada masyarakat bahwa aku ini adalah orang shalih, berharap agar orang senang, simpatik, sehingga memberikan imbalan kepadanya, inilah yang disebut riya',” jelasnya.
Lanjut ia katakan, riya' adalah mencari sesuatu yang ada di dunia dengan cara ibadah. Oang seperti ini adalah orang yang rugi. Maka ia tidak akan mendapatkan pahala yang ia inginkan di akhirat kelak.
“Namun, jika langsung memperlihatkan amal perbuatan tidak serta-merta disebut riya'. Karena ada amal-amal perbuatan yang tidak bisa tidak dilihat orang lain,” bebernya.
Ia memisalkan, dalam shalat, disunahkan untuk shalat berjamaah. Ketika melakukan shalat berjamaah, tidak mungkin tidak dilihat orang lain. Apalagi posisinya sebagai seorang Imam. Tidak serta-merta disebut riya', karena hatinya tetap bahwa dia menjadi imam karena Allah SWT,” tutupnya.[] Lanhy Hafa
0 Komentar